Skip to content

Surat An-Nisa' - Page: 3

(Wanita / Women)

Quran Word By Word (Perkata) - English-Indonesia (An-Nisa')

21

وَكَيْفَ تَأْخُذُوْنَهٗ وَقَدْ اَفْضٰى بَعْضُكُمْ اِلٰى بَعْضٍ وَّاَخَذْنَ مِنْكُمْ مِّيْثَاقًا غَلِيْظًا ٢١

wakayfa
وَكَيْفَ
And how
dan bagaimana
takhudhūnahu
تَأْخُذُونَهُۥ
could you take it
kamu mengambilnya kembali
waqad
وَقَدْ
when surely
dan sungguh
afḍā
أَفْضَىٰ
has gone -
telah bergaul
baʿḍukum
بَعْضُكُمْ
one of you
sebagian kamu
ilā
إِلَىٰ
to
kepada
baʿḍin
بَعْضٍ
another
sebagian yang lain
wa-akhadhna
وَأَخَذْنَ
and they have taken
dan mereka telah mengambil
minkum
مِنكُم
from you
dari kamu
mīthāqan
مِّيثَٰقًا
covenant
janji
ghalīẓan
غَلِيظًا
strong?
teguh/kuat
And how could you take it while you have gone in unto each other and they have taken from you a solemn covenant? (QS. [4]An-Nisa verse 21)
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. (QS. [4] An-Nisa': 21)
Tafsir
22

وَلَا تَنْكِحُوْا مَا نَكَحَ اٰبَاۤؤُكُمْ مِّنَ النِّسَاۤءِ اِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۗ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً وَّمَقْتًاۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا ࣖ ٢٢

walā
وَلَا
And (do) not
dan janganlah
tankiḥū
تَنكِحُوا۟
marry
kamu kawini
مَا
whom
apa
nakaḥa
نَكَحَ
married
telah mengawini
ābāukum
ءَابَآؤُكُم
your fathers
bapak-bapakmu
mina
مِّنَ
of
dari
l-nisāi
ٱلنِّسَآءِ
the women
wanita-wanita
illā
إِلَّا
except
kecuali
مَا
what
apa/masa
qad
قَدْ
has
sungguh
salafa
سَلَفَۚ
passed before
telah berlalu
innahu
إِنَّهُۥ
indeed it
sesungguhnya itu
kāna
كَانَ
was
adalah itu
fāḥishatan
فَٰحِشَةً
an immorality
perbuatan keji
wamaqtan
وَمَقْتًا
and hateful
dan dibenci
wasāa
وَسَآءَ
and (an) evil
dan seburuk-buruk
sabīlan
سَبِيلًا
way
jalan
And do not marry those [women] whom your fathers married, except what has already occurred. Indeed, it was an immorality and hateful [to Allah] and was evil as a way. (QS. [4]An-Nisa verse 22)
Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). (QS. [4] An-Nisa': 22)
Tafsir
23

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ اُمَّهٰتُكُمْ وَبَنٰتُكُمْ وَاَخَوٰتُكُمْ وَعَمّٰتُكُمْ وَخٰلٰتُكُمْ وَبَنٰتُ الْاَخِ وَبَنٰتُ الْاُخْتِ وَاُمَّهٰتُكُمُ الّٰتِيْٓ اَرْضَعْنَكُمْ وَاَخَوٰتُكُمْ مِّنَ الرَّضَاعَةِ وَاُمَّهٰتُ نِسَاۤىِٕكُمْ وَرَبَاۤىِٕبُكُمُ الّٰتِيْ فِيْ حُجُوْرِكُمْ مِّنْ نِّسَاۤىِٕكُمُ الّٰتِيْ دَخَلْتُمْ بِهِنَّۖ فَاِنْ لَّمْ تَكُوْنُوْا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ ۖ وَحَلَاۤىِٕلُ اَبْنَاۤىِٕكُمُ الَّذِيْنَ مِنْ اَصْلَابِكُمْۙ وَاَنْ تَجْمَعُوْا بَيْنَ الْاُخْتَيْنِ اِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ۔ ٢٣

ḥurrimat
حُرِّمَتْ
Forbidden
diharamkan
ʿalaykum
عَلَيْكُمْ
to you
atas kalian
ummahātukum
أُمَّهَٰتُكُمْ
(are) your mothers
ibu-ibumu
wabanātukum
وَبَنَاتُكُمْ
and your daughters
dan anak-anak perempuanmu
wa-akhawātukum
وَأَخَوَٰتُكُمْ
and your sisters
dan saudara-saudara perempuanmu
waʿammātukum
وَعَمَّٰتُكُمْ
and your father's sisters
dan saudara-saudara perempuan bapakmu
wakhālātukum
وَخَٰلَٰتُكُمْ
and your mother's sisters
dan saudara-saudara perempuan ibumu
wabanātu
وَبَنَاتُ
and daughters
dan anak-anak perempuan
l-akhi
ٱلْأَخِ
(of) brothers
saudaramu laki-laki
wabanātu
وَبَنَاتُ
and daughters
dan anak-anak perempuan
l-ukh'ti
ٱلْأُخْتِ
(of) sisters
saudaramu perempuan
wa-ummahātukumu
وَأُمَّهَٰتُكُمُ
and (the) mothers
dan ibu-ibumu
allātī
ٱلَّٰتِىٓ
who
yang
arḍaʿnakum
أَرْضَعْنَكُمْ
nursed you
menyusui kamu
wa-akhawātukum
وَأَخَوَٰتُكُم
and your sisters
dan saudara-saudara perempuanmu
mina
مِّنَ
from
dari
l-raḍāʿati
ٱلرَّضَٰعَةِ
the nursing
sepersusuan
wa-ummahātu
وَأُمَّهَٰتُ
and mothers
dan ibu-ibu
nisāikum
نِسَآئِكُمْ
(of) your wives
isterimu
warabāibukumu
وَرَبَٰٓئِبُكُمُ
and your step daughters
dan anak-anak isterimu
allātī
ٱلَّٰتِى
who
yang
فِى
(are) in
dalam
ḥujūrikum
حُجُورِكُم
your guardianship
pemeliharaanmu
min
مِّن
of
dari
nisāikumu
نِّسَآئِكُمُ
your women
isteri-isteri kamu
allātī
ٱلَّٰتِى
whom
yang
dakhaltum
دَخَلْتُم
you had relations
kamu masuki/campuri
bihinna
بِهِنَّ
with them
dengan mereka
fa-in
فَإِن
but if
maka jika
lam
لَّمْ
not
tidak
takūnū
تَكُونُوا۟
you had
kalian menjadi
dakhaltum
دَخَلْتُم
relations
kamu masuki/campuri
bihinna
بِهِنَّ
with them
dengan mereka
falā
فَلَا
then (there is) no
maka tidak
junāḥa
جُنَاحَ
sin
berdosa
ʿalaykum
عَلَيْكُمْ
on you
atas kalian
waḥalāilu
وَحَلَٰٓئِلُ
And wives
dan isteri-isteri
abnāikumu
أَبْنَآئِكُمُ
(of) your sons
anak-anakmu
alladhīna
ٱلَّذِينَ
those who
orang-orang yang
min
مِنْ
(are) from
dari
aṣlābikum
أَصْلَٰبِكُمْ
your loins
tulang rusukmu/anak kandungmu
wa-an
وَأَن
and that
dan bahwa
tajmaʿū
تَجْمَعُوا۟
you gather together
kamu menghimpun
bayna
بَيْنَ
[between]
antara
l-ukh'tayni
ٱلْأُخْتَيْنِ
two sisters
dua perempuan bersaudara
illā
إِلَّا
except
kecuali
مَا
what
apa
qad
قَدْ
has
sungguh
salafa
سَلَفَۗ
passed before
yang lalu/lampau
inna
إِنَّ
Indeed
sesungguhnya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
Allah
kāna
كَانَ
is
adalah Dia
ghafūran
غَفُورًا
Oft-Forgiving
Maha Pengampun
raḥīman
رَّحِيمًا
Most-Merciful
Maha Penyayang
Prohibited to you [for marriage] are your mothers, your daughters, your sisters, your father's sisters, your mother's sisters, your brother's daughters, your sister's daughters, your [milk] mothers who nursed you, your sisters through nursing, your wives' mothers, and your step-daughters under your guardianship [born] of your wives unto whom you have gone in. But if you have not gone in unto them, there is no sin upon you. And [also prohibited are] the wives of your sons who are from your [own] loins, and that you take [in marriage] two sisters simultaneously, except for what has already occurred. Indeed, Allah is ever Forgiving and Merciful. (QS. [4]An-Nisa verse 23)
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. [4] An-Nisa': 23)
Tafsir
24

۞ وَالْمُحْصَنٰتُ مِنَ النِّسَاۤءِ اِلَّا مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۚ كِتٰبَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ ۚ وَاُحِلَّ لَكُمْ مَّا وَرَاۤءَ ذٰلِكُمْ اَنْ تَبْتَغُوْا بِاَمْوَالِكُمْ مُّحْصِنِيْنَ غَيْرَ مُسَافِحِيْنَ ۗ فَمَا اسْتَمْتَعْتُمْ بِهٖ مِنْهُنَّ فَاٰتُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّ فَرِيْضَةً ۗوَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيْمَا تَرَاضَيْتُمْ بِهٖ مِنْۢ بَعْدِ الْفَرِيْضَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكِيْمًا ٢٤

wal-muḥ'ṣanātu
وَٱلْمُحْصَنَٰتُ
And (prohibited are) the ones who are married
dan wanita yang bersuami
mina
مِنَ
of
dari
l-nisāi
ٱلنِّسَآءِ
the women
manusia
illā
إِلَّا
except
kecuali
مَا
whom
apa
malakat
مَلَكَتْ
you possess
kamu miliki
aymānukum
أَيْمَٰنُكُمْۖ
rightfully
tangan kananmu/budak-budakmu
kitāba
كِتَٰبَ
Decree
ketetapan
l-lahi
ٱللَّهِ
(of) Allah
Allah
ʿalaykum
عَلَيْكُمْۚ
upon you
atas kalian
wa-uḥilla
وَأُحِلَّ
And are lawful
dan dihalalkan
lakum
لَكُم
to you
bagi kalian
مَّا
what
apa
warāa
وَرَآءَ
(is) beyond
dibelakang (selain)
dhālikum
ذَٰلِكُمْ
that
demikian itu
an
أَن
that
bahwa
tabtaghū
تَبْتَغُوا۟
you seek
kamu mencari
bi-amwālikum
بِأَمْوَٰلِكُم
with your wealth
dengan hartamu
muḥ'ṣinīna
مُّحْصِنِينَ
desiring to be chaste
untuk dikawini
ghayra
غَيْرَ
not
tidak/bukan
musāfiḥīna
مُسَٰفِحِينَۚ
(to be) lustful
untuk berzina
famā
فَمَا
So what
maka apa
is'tamtaʿtum
ٱسْتَمْتَعْتُم
you benefit[ed]
telah kamu nikmati
bihi
بِهِۦ
of it
dengannya (wanita itu)
min'hunna
مِنْهُنَّ
from them
dari/diantara mereka
faātūhunna
فَـَٔاتُوهُنَّ
so you give them
maka berikan kepada mereka
ujūrahunna
أُجُورَهُنَّ
their bridal due
mahar/maskawin
farīḍatan
فَرِيضَةًۚ
(as) an obligation
suatu kewajiban
walā
وَلَا
And (there is) no
dan tidak
junāḥa
جُنَاحَ
sin
berdosa
ʿalaykum
عَلَيْكُمْ
on you
atas kalian
fīmā
فِيمَا
concerning what
terhadap apa (sesuatu)
tarāḍaytum
تَرَٰضَيْتُم
you mutually agree
kamu saling merelakan
bihi
بِهِۦ
of it
dengannya (wanita itu)
min
مِنۢ
from
dari
baʿdi
بَعْدِ
beyond
sesudah
l-farīḍati
ٱلْفَرِيضَةِۚ
the obligation
ditentukan
inna
إِنَّ
Indeed
sesungguhnya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
Allah
kāna
كَانَ
is
adalah Dia
ʿalīman
عَلِيمًا
All-Knowing
Maha Mengetahui
ḥakīman
حَكِيمًا
All-Wise
Maha Bijaksana
And [also prohibited to you are all] married women except those your right hands possess. [This is] the decree of Allah upon you. And lawful to you are [all others] beyond these, [provided] that you seek them [in marriage] with [gifts from] your property, desiring chastity, not unlawful sexual intercourse. So for whatever you enjoy [of marriage] from them, give them their due compensation as an obligation. And there is no blame upon you for what you mutually agree to beyond the obligation. Indeed, Allah is ever Knowing and Wise. (QS. [4]An-Nisa verse 24)
Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. [4] An-Nisa': 24)
Tafsir
25

وَمَنْ لَّمْ يَسْتَطِعْ مِنْكُمْ طَوْلًا اَنْ يَّنْكِحَ الْمُحْصَنٰتِ الْمُؤْمِنٰتِ فَمِنْ مَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ مِّنْ فَتَيٰتِكُمُ الْمُؤْمِنٰتِۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِاِيْمَانِكُمْ ۗ بَعْضُكُمْ مِّنْۢ بَعْضٍۚ فَانْكِحُوْهُنَّ بِاِذْنِ اَهْلِهِنَّ وَاٰتُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ مُحْصَنٰتٍ غَيْرَ مُسٰفِحٰتٍ وَّلَا مُتَّخِذٰتِ اَخْدَانٍ ۚ فَاِذَآ اُحْصِنَّ فَاِنْ اَتَيْنَ بِفَاحِشَةٍ فَعَلَيْهِنَّ نِصْفُ مَا عَلَى الْمُحْصَنٰتِ مِنَ الْعَذَابِۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ الْعَنَتَ مِنْكُمْ ۗ وَاَنْ تَصْبِرُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ ٢٥

waman
وَمَن
And whoever
dan barang siapa
lam
لَّمْ
(is) not
tidak
yastaṭiʿ
يَسْتَطِعْ
able to
cukup
minkum
مِنكُمْ
among you
dari/di antara kamu
ṭawlan
طَوْلًا
afford
perbelanjaan/nafkah
an
أَن
to
sesungguhnya
yankiḥa
يَنكِحَ
marry
mengawini
l-muḥ'ṣanāti
ٱلْمُحْصَنَٰتِ
the free chaste
wanita-wanita merdeka
l-mu'mināti
ٱلْمُؤْمِنَٰتِ
[the] believing women
yang beriman
famin
فَمِن
then (marry) from
maka dari
مَّا
what
apa
malakat
مَلَكَتْ
possess[ed]
memiliki
aymānukum
أَيْمَٰنُكُم
your right hands
tangan kananmu/budakmu
min
مِّن
of
dari
fatayātikumu
فَتَيَٰتِكُمُ
your girls
pemudi-pemudimu/wanitamu
l-mu'mināti
ٱلْمُؤْمِنَٰتِۚ
(of) the believers
yang beriman
wal-lahu
وَٱللَّهُ
And Allah
dan Allah
aʿlamu
أَعْلَمُ
knows best
lebih mengetahui
biīmānikum
بِإِيمَٰنِكُمۚ
about your faith
dengan keimananmu
baʿḍukum
بَعْضُكُم
You
sebagian kamu
min
مِّنۢ
(are) from
dari
baʿḍin
بَعْضٍۚ
(one) another
sebagian lain
fa-inkiḥūhunna
فَٱنكِحُوهُنَّ
So marry them
maka nikahilah mereka
bi-idh'ni
بِإِذْنِ
with (the) permission
dengan seizin
ahlihinna
أَهْلِهِنَّ
(of) their family
ahlinya/tuannya
waātūhunna
وَءَاتُوهُنَّ
and give them
dan berilah mereka
ujūrahunna
أُجُورَهُنَّ
their bridal due
mahar mereka
bil-maʿrūfi
بِٱلْمَعْرُوفِ
in a fair manner
dengan/menurut yang patut
muḥ'ṣanātin
مُحْصَنَٰتٍ
(They should be) chaste
wanita-wanita merdeka/yang memelihara diri
ghayra
غَيْرَ
not
bukan/tidak
musāfiḥātin
مُسَٰفِحَٰتٍ
those who commit immorality
wanita-wanita pezina
walā
وَلَا
and not
dan bukan
muttakhidhāti
مُتَّخِذَٰتِ
those who take
wanita yang mengambil laki-laki lain
akhdānin
أَخْدَانٍۚ
secret lovers
gendak
fa-idhā
فَإِذَآ
Then when
maka apabila
uḥ'ṣinna
أُحْصِنَّ
they are married
mereka telah menjaga diri
fa-in
فَإِنْ
and if
maka jika
atayna
أَتَيْنَ
they commit
mereka mendatangi/melakukan
bifāḥishatin
بِفَٰحِشَةٍ
adultery
dengan perbuatan keji
faʿalayhinna
فَعَلَيْهِنَّ
then for them
maka atas mereka
niṣ'fu
نِصْفُ
(is) half
separuh
مَا
(of) what
apa
ʿalā
عَلَى
(is) on
atas
l-muḥ'ṣanāti
ٱلْمُحْصَنَٰتِ
the free chaste women
wanita-wanita yang merdeka
mina
مِنَ
of
dari
l-ʿadhābi
ٱلْعَذَابِۚ
the punishment
siksa
dhālika
ذَٰلِكَ
That
demikian itu
liman
لِمَنْ
(is) for whoever
bagi orang
khashiya
خَشِىَ
fears
(ia) takut
l-ʿanata
ٱلْعَنَتَ
committing sin
sulit menjaga diri
minkum
مِنكُمْۚ
among you
dari/di antara kamu
wa-an
وَأَن
and that
dan jika
taṣbirū
تَصْبِرُوا۟
you be patient
kamu bersabar
khayrun
خَيْرٌ
(is) better
lebih baik
lakum
لَّكُمْۗ
for you
bagi kalian
wal-lahu
وَٱللَّهُ
And Allah
dan Allah
ghafūrun
غَفُورٌ
(is) Oft-Forgiving
Maha Pengampun
raḥīmun
رَّحِيمٌ
Most Merciful
Maha Penyayang
And whoever among you cannot [find] the means to marry free, believing women, then [he may marry] from those whom your right hands possess of believing slave girls. And Allah is most knowing about your faith. You [believers] are of one another. So marry them with the permission of their people and give them their due compensation [i.e., mahr] according to what is acceptable. [They should be] chaste, neither [of] those who commit unlawful intercourse randomly nor those who take [secret] lovers. But once they are sheltered in marriage, if they should commit adultery, then for them is half the punishment for free [unmarried] women. This [allowance] is for him among you who fears affliction [i.e., sin], but to be patient is better for you. And Allah is Forgiving and Merciful. (QS. [4]An-Nisa verse 25)
Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. [4] An-Nisa': 25)
Tafsir
26

يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُبَيِّنَ لَكُمْ وَيَهْدِيَكُمْ سُنَنَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَيَتُوْبَ عَلَيْكُمْ ۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ ٢٦

yurīdu
يُرِيدُ
Wishes
menghendaki
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
Allah
liyubayyina
لِيُبَيِّنَ
to make clear
untuk Dia menerangkan
lakum
لَكُمْ
to you
bagi kalian
wayahdiyakum
وَيَهْدِيَكُمْ
and to guide you
dan Dia memberi petunjuk kepadamu
sunana
سُنَنَ
(to) ways
jalan
alladhīna
ٱلَّذِينَ
(of) those
orang-orang yang
min
مِن
from
dari
qablikum
قَبْلِكُمْ
before you
sebelum kalian
wayatūba
وَيَتُوبَ
and (to) accept repentance
dan Dia hendak menerima taubat
ʿalaykum
عَلَيْكُمْۗ
from you
atas kalian
wal-lahu
وَٱللَّهُ
And Allah
dan Allah
ʿalīmun
عَلِيمٌ
(is) All-Knowing
Maha Mengetahui
ḥakīmun
حَكِيمٌ
All-Wise
Maha Bijaksana
Allah wants to make clear to you [the lawful from the unlawful] and guide you to the [good] practices of those before you and to accept your repentance. And Allah is Knowing and Wise. (QS. [4]An-Nisa verse 26)
Allah hendak menerangkan (hukum syari'at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. [4] An-Nisa': 26)
Tafsir
27

وَاللّٰهُ يُرِيْدُ اَنْ يَّتُوْبَ عَلَيْكُمْ ۗ وَيُرِيْدُ الَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الشَّهَوٰتِ اَنْ تَمِيْلُوْا مَيْلًا عَظِيْمًا ٢٧

wal-lahu
وَٱللَّهُ
And Allah
dan Allah
yurīdu
يُرِيدُ
wishes
Dia hendak
an
أَن
to
supaya
yatūba
يَتُوبَ
accept repentance
Dia menerima taubat
ʿalaykum
عَلَيْكُمْ
from you
atas kalian
wayurīdu
وَيُرِيدُ
but wish
dan/sedang menghendaki
alladhīna
ٱلَّذِينَ
those who
orang-orang yang
yattabiʿūna
يَتَّبِعُونَ
follow
(mereka) mengikuti
l-shahawāti
ٱلشَّهَوَٰتِ
the passions
hawa nafsu
an
أَن
that
supaya
tamīlū
تَمِيلُوا۟
you deviate -
kamu berpaling
maylan
مَيْلًا
(into) a deviation
berpaling
ʿaẓīman
عَظِيمًا
great
besar/sejauh-jauhnya
Allah wants to accept your repentance, but those who follow [their] passions want you to digress [into] a great deviation. (QS. [4]An-Nisa verse 27)
Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (QS. [4] An-Nisa': 27)
Tafsir
28

يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْاِنْسَانُ ضَعِيْفًا ٢٨

yurīdu
يُرِيدُ
Wishes
menghendaki
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
Allah
an
أَن
to
supaya
yukhaffifa
يُخَفِّفَ
lighten
Dia memberi keringanan
ʿankum
عَنكُمْۚ
for you
dari kalian
wakhuliqa
وَخُلِقَ
and was created
dan dijadikan
l-insānu
ٱلْإِنسَٰنُ
the mankind
manusia
ḍaʿīfan
ضَعِيفًا
weak
lemah
And Allah wants to lighten for you [your difficulties]; and mankind was created weak. (QS. [4]An-Nisa verse 28)
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. (QS. [4] An-Nisa': 28)
Tafsir
29

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا ٢٩

yāayyuhā
يَٰٓأَيُّهَا
O you
wahai
alladhīna
ٱلَّذِينَ
who
orang-orang yang
āmanū
ءَامَنُوا۟
believe[d]!
beriman
لَا
(Do) not
jangan
takulū
تَأْكُلُوٓا۟
eat
kamu memakan
amwālakum
أَمْوَٰلَكُم
your wealth
hartamu
baynakum
بَيْنَكُم
between yourselves
diantara/sesamamu
bil-bāṭili
بِٱلْبَٰطِلِ
unjustly
dengan jalan yang batil
illā
إِلَّآ
But
kecuali
an
أَن
that
bahwa
takūna
تَكُونَ
(there) be
kamu adalah
tijāratan
تِجَٰرَةً
business
(dengan jalan) perniagaan
ʿan
عَن
on
saling
tarāḍin
تَرَاضٍ
mutual consent
suka
minkum
مِّنكُمْۚ
among you
dari/diantara kamu
walā
وَلَا
And (do) not
dan jangan
taqtulū
تَقْتُلُوٓا۟
kill
kamu membunuh
anfusakum
أَنفُسَكُمْۚ
yourselves
diri kalian sendiri
inna
إِنَّ
Indeed
sesungguhnya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
Allah
kāna
كَانَ
is
adalah Dia
bikum
بِكُمْ
to you
dengan/untuk kalian
raḥīman
رَحِيمًا
Most Merciful
Maha Penyayang
O you who have believed, do not consume one another's wealth unjustly but only [in lawful] business by mutual consent. And do not kill yourselves [or one another]. Indeed, Allah is to you ever Merciful. (QS. [4]An-Nisa verse 29)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. [4] An-Nisa': 29)
Tafsir
30

وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ عُدْوَانًا وَّظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيْهِ نَارًا ۗوَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا ٣٠

waman
وَمَن
And whoever
dan barang siapa
yafʿal
يَفْعَلْ
does
(ia) berbuat
dhālika
ذَٰلِكَ
that
demikian
ʿud'wānan
عُدْوَٰنًا
(in) aggression
bermusuhan/melanggar hak
waẓul'man
وَظُلْمًا
and injustice
dan aniaya
fasawfa
فَسَوْفَ
then soon
maka akan
nuṣ'līhi
نُصْلِيهِ
We (will) cast him
Kami masukkan ia
nāran
نَارًاۚ
(into) a Fire
neraka
wakāna
وَكَانَ
And is
dan adalah
dhālika
ذَٰلِكَ
that
demikian itu
ʿalā
عَلَى
for
atas/bagi
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
Allah
yasīran
يَسِيرًا
easy
mudah
And whoever does that in aggression and injustice – then We will drive him into a Fire. And that, for Allah, is [always] easy. (QS. [4]An-Nisa verse 30)
Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. [4] An-Nisa': 30)
Tafsir