Skip to content

Al-Qur'an Surat At-Tur Ayat 29

At-Tur Ayat ke-29 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَذَكِّرْ فَمَآ اَنْتَ بِنِعْمَتِ رَبِّكَ بِكَاهِنٍ وَّلَا مَجْنُوْنٍۗ ( الطور : ٢٩)

fadhakkir
فَذَكِّرْ
Therefore remind
maka berilah peringatan
famā
فَمَآ
for not
maka tidaklah
anta
أَنتَ
you
kamu
biniʿ'mati
بِنِعْمَتِ
(are) by (the) grace
dengan nikmat
rabbika
رَبِّكَ
(of) your Lord
Tuhanmu
bikāhinin
بِكَاهِنٍ
a soothsayer
dengan dukun/tukang tenung
walā
وَلَا
and not
dan tidak
majnūnin
مَجْنُونٍ
a madman
seorang gila

Transliterasi Latin:

Fa żakkir fa mā anta bini'mati rabbika bikāhiniw wa lā majnụn (QS. 52:29)

English Sahih:

So remind, [O Muhammad], for you are not, by the favor of your Lord, a soothsayer or a madman. (QS. [52]At-Tur verse 29)

Arti / Terjemahan:

Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Tuhanmu bukanlah seorang tukang tenung dan bukan pula seorang gila. (QS. At-Tur ayat 29)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk melanjutkan dak-wahnya, “Bila kesudahan manusia itu sesuai amal dan perbuatan masing-masing, maka peringatkanlah orang-orang kafir itu karena dengan nikmat dari Tuhanmu, engkau bukanlah seorang tukang tenung, seperti tuduhan mereka, yang menyampaikan berita gaib tanpa dasar yang jelas, dan engkau bukan pula orang gila yang berpikiran kacau.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat 29 Allah swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk tetap memberikan peringatan kepada kaumnya, dengan mengajarkan kepada mereka ayat-ayat Allah tanpa menghiraukan perbuatan-perbuatan mereka yang tidak mengandung kebenaran. Allah menegaskan bahwa hamba-Nya yang bernama Muhammad saw bukanlah tukang tenung dan bukan orang gila. Adapun orang-orang kafir menuduh Nabi Muhammad saw sebagai tukang tenung karena beliau banyak memberikan berita-berita gaib tentang masa lalu. Umat-umat yang diperjuangkan nabi-nabi sebelumnya juga memberikan berita hal-hal yang akan datang seperti hari Kiamat, hari kebangkitan dan hari pengadilan (yaumulhisab) dan tentang surga serta neraka. Berita-berita gaib ini merupakan sebuah kebenaran yang diterima dari Allah. Jadi jelaslah bahwa Nabi bukan tukang tenung yang menyampaikan hal-hal yang tidak benar. Orang kafir juga menuduh Rasulullah sebagai orang gila karena beliau menyatakan dan mengajarkan bahwa Tuhan itu hanya satu, sedangkan mereka menganggap Tuhan mereka yang berjumlah empat saja banyak persoalan dunia yang tidak selesai. Jika Tuhan hanya satu maka dunia tidak terpelihara lagi, kata mereka. Beberapa orientalis Barat menyatakan Nabi punya penyakit epilepsi (ayan) seperti ketika beliau menerima wahyu tiba-tiba diam dan tidak menghiraukan keadaan sekeliling seperti orang terjangkit penyakit ayan. Tetapi pada ayat 29 ini Allah menegaskan bahwa Muhammad saw tidaklah gila sebagimana dituduhkan orang-orang kafir. Nabi Muhammad saw adalah hamba Allah yang diangkat jadi rasul, memiliki akal yang sehat, cita-cita yang tinggi, akhlak dan perilaku yang mulia. Sedangkan pada ayat 30 orang-orang kafir masih menuduh Nabi sebagai penyair karena ayat-ayat Al-Qur'an sangat indah bahasanya, susunan kalimat dan pilihan katanya sangat luar biasa. Para penyair biasa memiliki kemampuan bahasa yang indah dan biasa menyusun kalimat dan memilih kata-katanya tidak seperti manusia biasa. Menurut mereka para penyair sering menemui kematian karena kecelakaan. Oleh karena itu mereka selalu menunggu-nunggu kecelakaan yang akan menimpa Muhammad saw. Pada ayat ini Allah swt menegaskan bahwa Nabi bukanlah penyair. Bahasa yang indah, susunan kalimat dan pilihan bahasa yang luar biasa pada ayat-ayat Al-Qur'an karena ayat-ayat itu merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw dan Allah akan selalu melindungi Nabi-Nya. Firman Allah:
Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (al-Ma'idah/5: 67)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka tetaplah memberi peringatan) tetaplah kamu memberi peringatan kepada orang-orang musyrik dan jangan sekali-kali kamu mundur dalam hal ini hanya karena mereka mengatakanmu sebagai seorang penenung lagi gila (dan kamu disebabkan nikmat Rabbmu bukanlah) karena limpahan nikmat-Nya kepadamu (seorang tukang tenung) menjadi Khabar dari Maa (dan bukan pula seorang gila") lafal ayat ini di'athafkan kepada lafal Kaahinin.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menyampaikan risalah-Nya kepada semua hamba-Nya dan memberikan peringatan kepada mereka melalui apa yang diturunkan oleh Allah kepadanya. Kemudian Allah menafikan tuduhan-tuduhan yang dilancarkan terhadapnya oleh orang-orang pendusta lagi pendurhaka. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Tuhanmu bukanlah seorang tukang tenung dan bukan pula seorang gila. (Ath-Thur: 29)

Yakni berkat karunia Allah, engkau bukanlah seorang tukang tenung, tidak seperti yang dikatakan oleh orang-orang bodoh dari kalangan orang-orang kafir Quraisy. Tukang tenung ialah orang yang biasa kedatangan jin (kesurupan), lalu mengucapkan kalimat-kalimat yang dicuri-curi dengar olehnya dari langit.

dan bukan pula seorang gila. (Ath-Thur: 29)

Yang dimaksud dengan 'gila' di sini ialah orang yang berperi laku membabi buta karena terkena sentuhan setan atau kesurupan setan.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Maka tetaplah kamu memberi peringatan, dan--dengan nikmat kenabian dan kepandaian itu--kamu bukanlah seorang penyihir yang memberi kabar tentang hal-hal yang gaib tanpa ilmu, dan juga kamu bukan seorang gila yang mengatakan apa yang tidak kamu maksudkan.