Skip to content

Al-Qur'an Surat At-Tur Ayat 30

At-Tur Ayat ke-30 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اَمْ يَقُوْلُوْنَ شَاعِرٌ نَّتَرَبَّصُ بِهٖ رَيْبَ الْمَنُوْنِ ( الطور : ٣٠)

am
أَمْ
Or
ataukah/apakah
yaqūlūna
يَقُولُونَ
(do) they say
mereka mengatakan
shāʿirun
شَاعِرٌ
"A poet
seorang penyair
natarabbaṣu
نَّتَرَبَّصُ
we wait
kita tunggu-tunggu
bihi
بِهِۦ
for him
dengannya
rayba
رَيْبَ
a misfortune of time"
ragu-ragu
l-manūni
ٱلْمَنُونِ
a misfortune of time"
zaman/masa

Transliterasi Latin:

Am yaqụlụna syā'irun natarabbaṣu bihī raibal-manụn (QS. 52:30)

English Sahih:

Or do they say [of you], "A poet for whom we await a misfortune of time"? (QS. [52]At-Tur verse 30)

Arti / Terjemahan:

Bahkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya". (QS. At-Tur ayat 30)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Tidak hanya menuduhmu tukang tenung dan orang gila, bahkan mereka yang kafir itu juga berkata, “Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan, seperti musibah atau kematian, menimpanya.”

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat 29 Allah swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk tetap memberikan peringatan kepada kaumnya, dengan mengajarkan kepada mereka ayat-ayat Allah tanpa menghiraukan perbuatan-perbuatan mereka yang tidak mengandung kebenaran. Allah menegaskan bahwa hamba-Nya yang bernama Muhammad saw bukanlah tukang tenung dan bukan orang gila. Adapun orang-orang kafir menuduh Nabi Muhammad saw sebagai tukang tenung karena beliau banyak memberikan berita-berita gaib tentang masa lalu. Umat-umat yang diperjuangkan nabi-nabi sebelumnya juga memberikan berita hal-hal yang akan datang seperti hari Kiamat, hari kebangkitan dan hari pengadilan (yaumulhisab) dan tentang surga serta neraka. Berita-berita gaib ini merupakan sebuah kebenaran yang diterima dari Allah. Jadi jelaslah bahwa Nabi bukan tukang tenung yang menyampaikan hal-hal yang tidak benar. Orang kafir juga menuduh Rasulullah sebagai orang gila karena beliau menyatakan dan mengajarkan bahwa Tuhan itu hanya satu, sedangkan mereka menganggap Tuhan mereka yang berjumlah empat saja banyak persoalan dunia yang tidak selesai. Jika Tuhan hanya satu maka dunia tidak terpelihara lagi, kata mereka. Beberapa orientalis Barat menyatakan Nabi punya penyakit epilepsi (ayan) seperti ketika beliau menerima wahyu tiba-tiba diam dan tidak menghiraukan keadaan sekeliling seperti orang terjangkit penyakit ayan. Tetapi pada ayat 29 ini Allah menegaskan bahwa Muhammad saw tidaklah gila sebagimana dituduhkan orang-orang kafir. Nabi Muhammad saw adalah hamba Allah yang diangkat jadi rasul, memiliki akal yang sehat, cita-cita yang tinggi, akhlak dan perilaku yang mulia. Sedangkan pada ayat 30 orang-orang kafir masih menuduh Nabi sebagai penyair karena ayat-ayat Al-Qur'an sangat indah bahasanya, susunan kalimat dan pilihan katanya sangat luar biasa. Para penyair biasa memiliki kemampuan bahasa yang indah dan biasa menyusun kalimat dan memilih kata-katanya tidak seperti manusia biasa. Menurut mereka para penyair sering menemui kematian karena kecelakaan. Oleh karena itu mereka selalu menunggu-nunggu kecelakaan yang akan menimpa Muhammad saw. Pada ayat ini Allah swt menegaskan bahwa Nabi bukanlah penyair. Bahasa yang indah, susunan kalimat dan pilihan bahasa yang luar biasa pada ayat-ayat Al-Qur'an karena ayat-ayat itu merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw dan Allah akan selalu melindungi Nabi-Nya. Firman Allah:
Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (al-Ma'idah/5: 67)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Bahkan) lebih dari itu (mereka mengatakan,) "Dia (adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya") malapetaka menimpanya lalu ia binasa sebagaimana nasib yang dialami oleh para penyair lainnya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Kemudian Allah Swt. mengingkari tuduhan yang dilancarkan oleh orang-orang Quraisy terhadap diri Rasul Saw.:

Bahkan mereka mengatakan, "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya.” (Ath-Thur: 30)

Yaitu malapetaka yang membawa kepada kematiannya. Mereka mengatakan, "Kita tunggu dia dan tetap bersikap sabar terhadapnya hingga maut datang menjemputnya, maka kita akan terbebas dari ulahnya dan juga dari urusannya."

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Bahkan apakah mereka mengatakan, "Ia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kematiannya." Katakanlah kepada mereka, sebagai ancaman, "Tunggulah, sesungguhnya aku pun termasuk orang-orang yang menunggu kesudahan diriku dan diri kalian."