Skip to content

Al-Qur'an Surat At-Tur Ayat 28

At-Tur Ayat ke-28 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوْهُۗ اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمُ ( الطور : ٢٨)

innā
إِنَّا
Indeed, we
sesungguhnya kami
kunnā
كُنَّا
[we] used (to)
adalah kami
min
مِن
before
dari
qablu
قَبْلُ
before
sebelum
nadʿūhu
نَدْعُوهُۖ
call Him
kami menyembah-Nya
innahu
إِنَّهُۥ
Indeed, He
sesungguhnya Dia
huwa
هُوَ
[He]
Dia
l-baru
ٱلْبَرُّ
(is) the Most Kind
Yang Melimpahkan Kebaikan
l-raḥīmu
ٱلرَّحِيمُ
the Most Merciful"
Maha Penyayang

Transliterasi Latin:

Innā kunnā ming qablu nad'ụh, innahụ huwal-barrur-raḥīm (QS. 52:28)

English Sahih:

Indeed, we used to supplicate Him before. Indeed, it is He who is the Beneficent, the Merciful." (QS. [52]At-Tur verse 28)

Arti / Terjemahan:

Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang. (QS. At-Tur ayat 28)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Sesungguhnya kami sebelum menerima anugerah ini selalu menyembah dan berdoa kepada-Nya sejak di dunia dahulu. Tuhan telah mengabulkan doa kami. Sesungguhnya hanya Dialah Yang Maha Melimpahkan kebaikan kepada orang yang bertakwa, lagi Maha Penyayang kepada semua makhluk-Nya.”

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat ini Allah swt menerangkan bahwa penghunipenghuni surga itu telah memenuhi persyaratan seruan Allah dan Rasul-Nya sehingga mereka mendapat kemuliaan itu. Mereka berkata bahwa mereka dahulu menyembah Allah dan memohon kepada-Nya. Maka Allah memperkenankan dan mengabulkan permintaan mereka dan menerima ibadah mereka, karena Allah yang melimpahkan kebaikan, dan pemberi karunia, lagi Maha Penyayang. Setiap orang yang beriman dan setiap orang kafir tidak akan pernah lupa, akan apa yang telah mereka perbuat di dunia, kenikmatan orang-orang yang beriman akan bertambah bila mereka melihat bahwa mereka telah berpindah dari penjara dunia ke alam kesenangan akhirat, dan dari kesempitan kepada kelapangan. Sebaliknya bertambahlah siksa orang kafir bilamana ia melihat bahwa dirinya telah berpindah dari kemewahan dunia ke alam penderitaan, dan kesengsaraan neraka Jahanam di akhirat.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

("Sesungguhnya kami dahulu) sewaktu di dunia (menyeru-Nya) menyembah dan mengesakan-Nya. (Sesungguhnya Dia) kalau dibaca Innahuu dengan dikasrahkan huruf Hamzahnya, berarti merupakan jumlah Isti'naf atau kalimat permulaan, sekalipun maknanya mengandung 'Illat. Dan bila dibaca Annahuu dengan difatahkan huruf Hamzahnya, berarti lafalnya menunjukkan makna 'Illat (adalah yang melimpahkan kebaikan) Yang berbuat kebaikan dan menepati janji-Nya (lagi Maha

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. (Ath-Thur: 28)

Yakni berendah diri memohon kepada-Nya. Maka Dia memperkenankan bagi kami dan memberi kami apa yang kami minta.

Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang. (Ath-Thur: 28)

Sehubungan dengan hal ini ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar di dalam kitab musnadnya. Disebutkan bahwa:

telah menceritakan kepada kami Salamah ibnu Syabib, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Dinar, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi' ibnu Sabih, dari Al-Hasan, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Apabila ahli surga telah memasuki surga, mereka merasa rindu kepada teman-teman mereka, maka datanglah (kepadanya) singgasana temannya itu hingga berhadapan dengan singgasananya. Lalu keduanya berbincang-bincang seraya bersandar di singgasananya masing-masing. Keduanya membicarakan masa lalu mereka ketika di dunia; salah seorangnya berkata kepada temannya, "Hai Fulan, tahukah kamu hari apakah Allah memberikan ampunan kepada kita? Yaitu di hari ketika berada di tempat anu, lalu kita berdoa kepada Allah (memohon ampun), maka Dia memberi ampun bagi kita.”

Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengenal hadis ini diriwayatkan kecuali melalui sanad ini.

Menurut hemat saya (Ibnu Kasir), Sa'id ibnu Dinar Ad-Dimasyqi menurut Abu Hatim orangnya tidak dikenal, dan mengenai syekhnya (gurunya) —yaitu Ar-Rabi' ibnu Sabih— dipertanyakan bukan hanya oleh seorang ulama ditinjau dari segi hafalannya, tetapi dia adalah seorang yang saleh lagi siqah.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Abdullah Al-Audi, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Al-A'masy, dari Abud Duha, dari Masruq, dari Aisyah, bahwa ia membaca firman-Nya: Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah Yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang. (Ath-Thur: 27-28) Lalu ia berdoa, '"Ya Allah, berilah kami anugerah (karunia), dan peliharalah kami dari azab neraka. Sesungguhnya Engkau Maha Pelimpah kebaikan lagi Maha Penyayang."

Ditanyakan kepada Al-A'masy, "Apakah ia mengucapkannya dalam salat?" Al-A'masy menjawab, "Ya."

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sesungguhnya kami sebelumnya menyembah-Nya di dunia. Dialah satu-satunya Tuhan yang melimpahkan kebaikan dan yang kasih sayang-Nya amat besar.