Al-Qur'an Surat Al-Hijr Ayat 71
Al-Hijr Ayat ke-71 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
قَالَ هٰٓؤُلَاۤءِ بَنٰتِيْٓ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَۗ ( الحجر : ٧١)
- qāla
- قَالَ
- He said
- (Luth) berkata
- hāulāi
- هَٰٓؤُلَآءِ
- "These
- mereka ini
- banātī
- بَنَاتِىٓ
- (are) my daughters
- puteri-puteriku
- in
- إِن
- if
- jika
- kuntum
- كُنتُمْ
- you would be
- kalian adalah
- fāʿilīna
- فَٰعِلِينَ
- doers"
- orang-orang yang melakukan
Transliterasi Latin:
Qāla hā`ulā`i banātī ing kuntum fā'ilīn(QS. 15:71)
English Sahih:
[Lot] said, "These are my daughters – if you would be doers [of lawful marriage]." (QS. [15]Al-Hijr verse 71)
Arti / Terjemahan:
Luth berkata: "Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (QS. Al-Hijr ayat 71)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Mendengar ucapan dan sikap kaumnya yang keras kepala, Nabi Lut berkata dalam rangka memberi alternatif, "Mereka itulah putri-putriku dan putri-putri kaumku yang dapat kamu nikahi, jika kamu hendak berbuat, yakni melakukan hubungan seksual. Itulah cara yang halal dan terhormat bagi kalian sesuai fitrah yang Allah tetapkan."
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ketika kaum Lut, penduduk kota Sodom, mendengar bahwa Lut kedatangan tamu-tamu yang gagah, mereka pun bergembira. Timbullah hawa nafsu jahat mereka untuk berbuat homoseksual dengan tamu-tamu itu, yang merupakan kebiasaan buruk yang selalu mereka lakukan.
Melihat tingkah laku kaumnya, Lut a.s. berkata kepada mereka, "Sesungguhnya pemuda-pemuda yang kamu datangi dan kamu ajak melakukan perbuatan mesum adalah tamu-tamuku. Aku harus menghormati dan memuliakan tamu-tamuku itu, janganlah kamu melakukan perbuatan mesum dengan mereka, karena tindakan kamu itu akan memberi malu kepadaku. Bertakwalah kamu kepada Allah, peliharalah dirimu dari siksaan-Nya, dan janganlah kamu memperkosa mereka."
Kaum Lut menentang dan mengancam Nabi Lut karena perkataannya itu dengan mengatakan, "Bukankah kami pernah melarangmu untuk melindungi tamu-tamu yang datang ke sini dari keinginan dan perbuatan yang akan kami lakukan terhadap mereka."
Perkataan kaum Lut ini memberikan isyarat bahwa kaum Lut itu selalu memaksa tamu-tamu yang datang ketika itu agar bersedia melakukan perbuatan homoseksual dengan mereka. Perbuatan keji itu dilarang oleh Lut. Akan tetapi, mereka tidak menghiraukan larangan itu, bahkan mereka mengancam Lut dengan suatu hukuman, seandainya Lut masih mencampuri urusan mereka itu.
Tetapi Lut masih memperingatkan mereka dan menawarkan kepada mereka putri-putrinya untuk mereka nikahi, karena itulah yang sesuai dengan sunatullah. Beliau berkata, "Hai kaumku, menikahlah dengan putri-putriku. Janganlah kamu melakukan perkawinan dengan orang yang sejenis denganmu, karena kawin dengan orang yang sejenis itu diharamkan Allah. Lakukanlah perbuatan yang halal dan sesuai dengan sunatullah. Allah sengaja menciptakan laki-laki dan perempuan agar mereka menikah dan memiliki keturunan. Jika kamu terus berbuat demikian, niscaya kamu tidak akan memiliki keturunan dan jenis manusia akan punah dari muka bumi."
Dalam ayat ini, Lut a.s. menyebut "putri-putriku". Maksudnya ialah "para pengikutnya yang wanita" karena seorang nabi biasa menyebut kaumnya dengan anak-anaknya dan istri nabi adalah ibu dari umatnya sebagaimana firman Allah:
Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka. (al-Ahzab/33: 6)
Jika istri-istri nabi adalah ibu orang-orang yang beriman, tentulah nabi sendiri adalah bapak mereka dan seluruh umatnya adalah putra-putrinya.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Luth berkata, "Inilah putri-putriku, jika kalian hendak berbuat,") untuk melampiaskan nafsu syahwat kalian, oleh sebab itu maka kawinilah mereka. Lalu Allah berfirman:
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Nabi Lûth, sambil mengingatkan mereka cara wajar yang diperbolehkan, berkata, "Ini gadis-gadis desa. Mereka adalah anak-anakku. Kawinilah mereka jika kalian ingin menyalurkan nafsu kalian."