Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Hijr Ayat 54

Al-Hijr Ayat ke-54 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

قَالَ اَبَشَّرْتُمُوْنِيْ عَلٰٓى اَنْ مَّسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُوْنَ ( الحجر : ٥٤)

qāla
قَالَ
He said
(Ibrahim) berkata
abashartumūnī
أَبَشَّرْتُمُونِى
"Do you give me glad tidings
apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku
ʿalā
عَلَىٰٓ
"Do you give me glad tidings
atas
an
أَن
although
bahwa
massaniya
مَّسَّنِىَ
has overtaken me
terjadi diriku
l-kibaru
ٱلْكِبَرُ
old age?
besar/tua
fabima
فَبِمَ
Then about what
maka dengan apa/bagaimana
tubashirūna
تُبَشِّرُونَ
you give glad tidings?"
kamu kabarkan

Transliterasi Latin:

Qāla a basysyartumụnī 'alā am massaniyal-kibaru fa bima tubasysyirụn (QS. 15:54)

English Sahih:

He said, "Have you given me good tidings although old age has come upon me? Then of what [wonder] do you inform?" (QS. [15]Al-Hijr verse 54)

Arti / Terjemahan:

Berkata Ibrahim: "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?" (QS. Al-Hijr ayat 54)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Heran dengan berita itu, dia (Ibrahim) berkata, "Wahai tamuku, benarkah kamu memberi kabar gembira kepadaku dengan kelahiran seorang anak yang telah lama aku impikan, padahal usiaku telah lanjut dan kekuatanku pun sudah melemah? Rasanya tidak mungkin lagi bagiku untuk mendapatkan anak seperti yang kamu katakan. Lalu, bagaimana kamu memberi kabar gembira tersebut; yakni bagaimana hal itu dapat terwujud?" (Lihat: Surah Hud/11: 72)

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Melihat Ibrahim merasa takut, maka para tamu itu mengatakan kepadanya, agar tidak takut karena maksud kedatangan mereka ialah untuk menyampaikan kabar gembira dari Allah, bahwa ia akan dianugerahi seorang anak laki-laki yang saleh. Dalam firman Allah yang lain disebutkan bahwa anak yang akan dianugerahkan itu akan mempunyai kedudukan yang penting di kemudian hari.
Allah berfirman:

Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. (as-shaffat/37: 112)

Ibrahim merasa heran atas berita gembira yang disampaikan para malaikat itu. Dia hampir saja tidak mempercayainya, apalagi berita itu disampaikan oleh orang yang belum dikenalnya dan ketika itu Ibrahim dan istrinya Sarah telah berusia lanjut. Menurut kebiasaan, orang yang sudah berusia lanjut tidak mungkin lagi mempunyai anak. Sudah tentu berita itu dianggapnya aneh, apalagi istrinya juga seorang yang mandul.
Tamu-tamu Ibrahim itu menegaskan bahwa berita yang disampaikan mereka itu adalah berita yang benar, sebab kelahiran seorang putra yang diinginkan itu termasuk nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya. Allah kuasa melimpahkan nikmat itu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dia juga kuasa untuk mengadakan atau menciptakan sesuatu yang menyimpang dari sunnah-Nya sendiri.
Setelah mendengar keterangan para malaikat itu, timbullah keyakinan pada diri Ibrahim bahwa tamu yang aneh itu bukanlah sembarang tamu. Mereka adalah malaikat-malaikat Allah yang diutus kepadanya untuk menyampaikan berita gembira. Karena keyakinan itulah Ibrahim segera menjawab perkataan mereka bahwa tidak ada orang yang putus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang sesat. Dalam hadis Nabi saw diterangkan betapa banyak dan luasnya nikmat Allah:
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah swt telah menciptakan rahmat, ketika itu Dia menciptakan seratus rahmat, maka ditahan-Nya sembilan puluh sembilan rahmat, dan melepaskan satu rahmat kepada makhluk-Nya seluruh-Nya. Kalau orang kafir mengetahui semua rahmat yang ada pada sisi Allah, niscaya mereka tidak putus asa dari rahmat itu, dan kalau orang mukmin mengetahui semua macam azab yang ada pada Allah swt, niscaya mereka tidak merasa aman dari api neraka." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Dalam hal ini, Ibrahim a.s. sebagai nabi dan rasul Allah pasti mengetahui betapa banyaknya rahmat yang ada pada sisi Allah. Oleh karena itu, beliau yakin akan kebenaran yang disampaikan para malaikat itu.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Berkata Ibrahim, "Apakah kalian memberi kabar gembira kepadaku) dengan melahirkan seorang anak (padahal usiaku telah lanjut) kalimat ini menjadi hal; artinya padahal usia tua telah kualami (maka dengan cara manakah) dengan cara apakah (terlaksananya berita gembira seperti apa yang kalian katakan itu?") Istifham di sini mengandung makna takjub.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Kemudian Nabi Ibrahim berkata dengari nada keheranan, mengingat usianya yang telah lanjut, begitu pula usia istrinya, tetapi perasaan tersebut dibarengi dengan rasa ingin agar janji tersebut segera dinyatakan:

Apakah kalian memberi kabar gembira kepadaku, padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlak­sananya) berita gembira yang kalian kabarkan ini?

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Ibrâhîm berkata, 'Bagaimana kalian membawa kabar gembira tentang anak itu, padahal aku sudah tua renta dan tidak kuat lagi! Atas dasar apa kalian memberi kabar yang aneh ini?'