Al-Qur'an Surat Ad-Duha Ayat 3
Ad-Duha Ayat ke-3 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ ( الضحى : ٣)
- mā
- مَا
- Not
- tidak
- waddaʿaka
- وَدَّعَكَ
- has forsaken you
- meninggalkan kamu
- rabbuka
- رَبُّكَ
- your Lord
- Tuhanmu
- wamā
- وَمَا
- and not
- dan tidak
- qalā
- قَلَىٰ
- He is displeased
- marah/benci
Transliterasi Latin:
Mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā(QS. 93:3)
English Sahih:
Your Lord has not taken leave of you, [O Muhammad], nor has He detested [you]. (QS. [93]Ad-Duhaa verse 3)
Arti / Terjemahan:
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. (QS. Ad-Duha ayat 3)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Wahai Nabi, tidak adanya wahyu yang turun kepadamu dalam beberapa hari ini bukan karena Allah membencimu. Tuhanmu yang telah memilihmu sebagai nabi dan rasul tidak akan meninggalkan engkau sendirian dalam menyampaikan risalah dan tidak pula membencimu.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Dalam ayat-ayat ini, Allah bersumpah dengan dua macam tanda-tanda kebesaran-Nya, yaitu dhuha (waktu matahari naik sepenggalah) bersama cahayanya dan malam beserta kegelapan dan kesunyiannya, bahwa Dia tidak meninggalkan Rasul-Nya, Muhammad, dan tidak pula memarahinya, sebagaimana orang-orang mengatakannya atau perasaan Rasulullah sendiri.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Tiada meninggalkan kamu) tiada membiarkan kamu sendirian, hai Muhammad (Rabbmu, dan tiada pula Dia benci kepadamu) atau tidak senang kepadamu. Ayat ini diturunkan setelah selang beberapa waktu yaitu lima belas hari wahyu tidak turun-turun kepadanya, kemudian orang-orang kafir mengatakan, sesungguhnya Rabb Muhammad telah meninggalkannya dan membencinya.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Adapun firman Allah Swt.:
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu. (Adh-Dhuha: 3)
Artinya, Dia tidak meninggalkanmu.
dan tiada (pula) benci kepadamu. (Adh-Dhuha: 3)
Yakni Dia tidak murka kepadamu.
dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan. (Adh-Dhuha: 4)
Sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagimu daripada negeri ini (dunia). Karena itu, Rasulullah Saw. adalah orang yang paling zuhud terhadap perkara dunia dan paling menjauhinya serta paling tidak menyukainya, sebagaimana yang telah dimaklumi dari perjalanan hidup beliau Saw. ketika Nabi Saw. disuruh memilih di usia senjanya antara hidup kekal di dunia sampai akhir usia dunia —kemudian ke surga— dan antara kembali ke sisi Allah Swt. Maka beliau Saw. memilih apa yang ada di sisi Allah daripada dunia yang rendah ini.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Al-Mas'udi, dari Amr ibnu Murrah, dari Ibrahim An-Nakha'i, dari Alqamah, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. berbaring di atas hamparan tikar sehingga anyaman tikar yang kasar itu membekas di lambungnya. Ketika beliau bangkit dari berbaringnya, maka aku (Ibnu Mas'ud) mengusap lambung beliau dan kukatakan kepadanya, "Wahai Rasulullah, izinkanlah kepada kami untuk menggelarkan kasur di atas tikarmu." Maka Rasulullah Saw. menjawab: Apakah hubungannya antara aku dan dunia, sesungguhnya perumpamaan antara aku dan dunia tiada lain bagaikan seorang musafir yang berteduh di bawah naungan sebuah pohon, kemudian dia pergi meninggalkannya.
Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Al-Mas'udi, dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini kalau tidak hasan berarti sahih.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Bahwa Tuhanmu, wahai Muhammad, tidak meninggalkanmu dan tidak pula membencimu.