Skip to content

Al-Qur'an Surat Ad-Duha Ayat 4

Ad-Duha Ayat ke-4 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ ( الضحى : ٤)

walalākhiratu
وَلَلْءَاخِرَةُ
And surely the Hereafter
dan sungguh kesudahan/akhirat
khayrun
خَيْرٌ
(is) better
lebih baik
laka
لَّكَ
for you
bagimu
mina
مِنَ
than
dari pada
l-ūlā
ٱلْأُولَىٰ
the first
permulaan/dunia

Transliterasi Latin:

Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā (QS. 93:4)

English Sahih:

And the Hereafter is better for you than the first [life]. (QS. [93]Ad-Duhaa verse 4)

Arti / Terjemahan:

Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). (QS. Ad-Duha ayat 4)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. Akhirat beserta pahala yang Allah sediakan untukmu itu lebih baik daripada dunia ini. Kenikmatan akhirat bersifat abadi, sedangkan kehidupan dunia hanya sementara.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan sesuatu yang melapangkan dada Nabi saw dan menenteramkan jiwanya, bahwa keadaan Nabi dalam kehidupannya di hari-hari mendatang akan lebih baik dibandingkan dengan hari-hari yang telah lalu. Kebesarannya akan bertambah dan namanya akan lebih dikenal. Allah akan selalu membimbingnya untuk mencapai kemuliaan dan untuk menuju kepada kebesaran.
Seakan-akan Allah mengatakan kepada Rasul-Nya, "Apakah engkau kira bahwa Aku akan meninggalkanmu? Bahkan kedudukanmu di sisi-Ku sekarang lebih kukuh dan lebih dekat dari masa yang sudah-sudah."
Janji Allah kepada Nabi Muhammad terus terbukti karena sejak itu nama Nabi saw semakin terkenal, kedudukannya semakin bertambah kuat, sehingga mencapai tingkat yang tidak pernah dicapai oleh para rasul sebelumnya. Allah telah menjadikan Nabi Muhammad sebagai rahmat, petunjuk, dan cahaya untuk seluruh alam dan seluruh hamba-Nya. Allah menjadikan cinta kepada Nabi Muhammad termasuk cinta kepada-Nya juga; mengikuti Nabi dan mematuhinya adalah jalan untuk memperoleh nikmat-nikmat-Nya, serta menjadikan umat Nabi sebagai saksi-saksi untuk manusia seluruhnya. Nabi saw sendiri telah menyiarkan agama Allah sesuai dengan kehendak-Nya sehingga sampai ke pelosok-pelosok dunia.
Ini adalah suatu kebesaran yang tiada bandingnya, suatu keunggulan yang tiada taranya, dan suatu kemuliaan yang tidak ada yang dapat mengimbanginya. Semua itu adalah anugerah Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendaki-Nya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu) maksudnya kehidupan di akhirat itu lebih baik bagimu, karena di dalamnya terdapat kemuliaan-kemuliaan bagimu (dari permulaan) dari kehidupan duniawi.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Adapun firman Allah Swt.:

Tuhanmu tiada meninggalkan kamu. (Adh-Dhuha: 3)

Artinya, Dia tidak meninggalkanmu.

dan tiada (pula) benci kepadamu. (Adh-Dhuha: 3)

Yakni Dia tidak murka kepadamu.

dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan. (Adh-Dhuha: 4)

Sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagimu daripada negeri ini (dunia). Karena itu, Rasulullah Saw. adalah orang yang paling zuhud terhadap perkara dunia dan paling menjauhinya serta paling tidak menyukainya, sebagaimana yang telah dimaklumi dari perjalanan hidup beliau Saw. ketika Nabi Saw. disuruh memilih di usia senjanya antara hidup kekal di dunia sampai akhir usia dunia —kemudian ke surga— dan antara kembali ke sisi Allah Swt. Maka beliau Saw. memilih apa yang ada di sisi Allah daripada dunia yang rendah ini.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Al-Mas'udi, dari Amr ibnu Murrah, dari Ibrahim An-Nakha'i, dari Alqamah, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. berbaring di atas hamparan tikar sehingga anyaman tikar yang kasar itu membekas di lambungnya. Ketika beliau bangkit dari berbaringnya, maka aku (Ibnu Mas'ud) mengusap lambung beliau dan kukatakan kepadanya, "Wahai Rasulullah, izinkanlah kepada kami untuk menggelarkan kasur di atas tikarmu." Maka Rasulullah Saw. menjawab: Apakah hubungannya antara aku dan dunia, sesungguhnya perumpamaan antara aku dan dunia tiada lain bagaikan seorang musafir yang berteduh di bawah naungan sebuah pohon, kemudian dia pergi meninggalkannya.

Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Al-Mas'udi, dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini kalau tidak hasan berarti sahih.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Dan bahwa akibat dan akhir keadaanmu adalah lebih baik daripada permulaannya.