Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Infitar Ayat 2

Al-Infitar Ayat ke-2 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَاِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْۙ ( الانفطار : ٢)

wa-idhā
وَإِذَا
And when
dan apabila
l-kawākibu
ٱلْكَوَاكِبُ
the stars
bintang-bintang
intatharat
ٱنتَثَرَتْ
scatter
jatuh bertaburan

Transliterasi Latin:

Wa iżal-kawākibuntaṡarat (QS. 82:2)

English Sahih:

And when the stars fall, scattering, (QS. [82]Al-Infitar verse 2)

Arti / Terjemahan:

Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, (QS. Al-Infitar ayat 2)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, keluar dari garis edarnya, dan berhamburan secara acak akibat hilangnya gaya tarik-menarik antar-benda angkasa.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat-ayat ini menjelaskan kekacauan yang terjadi menjelang hari Kiamat dan kehancuran alam semesta. Gejala kehancuran alam digambarkan dengan keadaan langit yang terbelah sehingga formasi alam semesta berubah menjadi kacau. Bintang-bintang jatuh berserakan, tidak lagi pada posisinya. Padahal Allah menginformasikan bahwa matahari memiliki posisi tertentu yang menjadi pusat rotasinya, dan begitu juga dengan bulan. Firman Allah:

Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (ar-Rum/30: 50)

Fenomena lainnya adalah lautan meluap menenggelamkan semua daratan. Air tawar bercampur dengan air asin, tidak ada lagi daratan yang bisa dihuni oleh makhluk hidup apalagi air laut yang meluap menjadi panas. Sungguh bumi telah berubah, bukan lagi bumi yang biasa dikenal oleh manusia.

(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa. (Ibrahim/14: 48)

Untuk telaah ilmiah Surah al-Infithar/82:1-3, lihat pula telaah ilmiah Surah al-haqqah/69: 13-16; al-Ma'arij/70: 8, dan at-Takwir/81: 1-3. Ketika terjadi proses ke arah Big Crunch itu, yaitu proses pemadatan atau penyusutan alam semesta, maka semua materi pecah kembali menjadi materi-materi fundamental seperti quark, elektron dan sebagainya, gaya-gaya seperti gaya gravitasi, elektromagnetik, nuklir kuat dan nuklir lemah mulai menyatu kembali. Langit antariksa mulai lemah karena tidak ada topangan gaya gravitasi, dan mulai menyusut/mengerut dan retak/terbelah. Saat itulah benda-benda langit, termasuk bintang-bintang yang mulai kehilangan gaya-gaya gravitasinya, bertubrukan antar sesamanya. Inilah gambaran 'bintang-bintang jatuh berserakan, karena kehilangan gaya-gaya gravitasinya, dan karena terurai kembali atau meluruh menjadi materi-materi fundamentalnya.
Menurut Bashiruddin, ketika matahari telah mencapai evolusi membengkak dan berwarna merah (red star)(lihat telaah ilmiah Surah at-Takwir/81: 1-3), maka suhu bumi akan meninggi, sampai air laut mencapai titik didihnya. Panasnya bumi oleh radiasi matahari merah ini, sangat mungkin akan mencairkan gunung-gunung es di Artik (Kutub Utara) dan benua es Antartika (Kutub Selatan), sehingga samudera akan meluap secara dahsyat, menenggelamkan banyak pulau. Air laut ini kemudian akan mendidih dan menguap dan lenyap dari bumi. Bumi menjadi tidak layak huni. Paul Davies mengatakan bahwa ketika alam semesta telah memadat sampai seper-seratus (1/100) dari luasnya yang sekarang ini, maka efek tekanannya akan mengakibatkan suhu yang meninggi sampai mencapai titik didih benda cair; dan bumi menjadi tempat yang tidak layak-huni lagi.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan) artinya menukik dan berjatuhan.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Adapun firman Allah Swt:

{وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ}

dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan. (Al-Infithar: 2)

Maksudnya, jatuh berguguran.

{وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ}

dan apabila lautan dijadikan meluap. (Al-Infithar: 3)

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari lbnu Abbas, bahwa Allah meluapkan sebagian darinya dengan sebagian yang lain.

Al-Hasan mengatakan bahwa Allah meluapkan sebagian darinya dengan sebagian yang lain, lalu lenyaplah airnya.

Qatadah mengatakan bahwa airnya yang tawar bercampur baur dengan airnya yang asin. Menurut Al-Kalabi, makna yang dimaksud ialah meluap.

{وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَت}

dan apabila kuburan-kuburan dibongkar. (Al-Infithar: 4)

Ibnu Abbas mengatakan terbongkar. As-Saddi mengatakan bahwa kuburan-kuburan berserakan, lalu bergerak dan mengeluarkan semua yang ada di dalam perutnya.

{عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ}

maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. (Al-Infithar: 5)

Yakni apabila semua amal perbuatan yang terdahulu yang telah dilupakannya diketahuinya, terlebih lagi yang terakhir dilakukannya

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Bila bintang dan benda-benda langit lain jatuh berserakan,