Skip to content

Al-Qur'an Surat 'Abasa Ayat 37

'Abasa Ayat ke-37 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ ( عبس : ٣٧)

likulli
لِكُلِّ
For every
bagi setiap
im'ri-in
ٱمْرِئٍ
man
seseorang
min'hum
مِّنْهُمْ
among them
dari mereka
yawma-idhin
يَوْمَئِذٍ
that Day
pada hari itu
shanun
شَأْنٌ
(will be) a matter
urusan
yugh'nīhi
يُغْنِيهِ
occupying him
menyibukkan

Transliterasi Latin:

Likullimri`im min-hum yauma`iżin sya`nuy yugnīh (QS. 80:37)

English Sahih:

For every man, that Day, will be a matter adequate for him. (QS. [80]'Abasa verse 37)

Arti / Terjemahan:

Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. (QS. 'Abasa ayat 37)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

maka setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. Semua ingin menyelamatkan diri sendiri tanpa menghiraukan orang lain. Mereka takut dan cemas atas apa yang terjadi di hadapan mereka dan khawatir akan nasib mereka.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Setiap manusia pada hari Kiamat yang dahsyat itu mempunyai urusan masing-masing yang cukup menyibukkannya sehingga tidak sempat memperhatikan orang lain. Ketika masih di dunia, mereka saling memberikan pertolongan sampai menebus dengan harta bilamana diperlukan, apalagi jika bersangkutan dengan keselamatan anak-anaknya sendiri yang akan meneruskan generasinya yang akan datang atau mengenai kehormatan istrinya, orang yang paling dekat dan paling setia kepadanya.
Akan tetapi pada hari akhirat nanti, tidak ada kesempatan lagi untuk memperhatikan anggota-anggota keluarganya itu karena kedahsyatan pada hari Kiamat yang sangat menyibukkan itu.
Pada hari itu manusia terbagi dua golongan: yang bahagia dan yang celaka, dan terhadap golongan yang pertama dinyatakan dalam ayat berikut ini.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya) yakni keadaan yang membuatnya tidak mengindahkan hal-hal lainnya, atau dengan kata lain setiap orang pada hari itu sibuk dengan urusannya masing-masing.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. ('Abasa: 37)

Yakni dia sangat sibuk dengan urusannya sendiri sehingga lupa kepada orang lain.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ammar ibnul Haris Al-Walid ibnu Saleh. telah menceritakan kepada kami Sabit alias Abu Zaid Al-Ubadani, dari Hilal ibnu Khabbab, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kelak kalian akan dihimpunkan (di hari kiamat) dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, jalan kaki lagi dalam keadaan tidak bersunat (berkhitan). Maka salah seorang istri beliau Saw. ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita dapat melihat (yang lain), atau sebagian dari kita dapat melihat aurat sebagian yang lainnya?" Maka Rasulullah Saw. menjawab: Tiap-tiap orang dari mereka di hari itu disibukkan dengan urusannya sendiri —atau— sibuk dengan urusannya sendiri hingga tidak sempat memandang (orang lain).

Imam Nasai telah meriwayatkan hadis ini secara tunggal dengan sanad yang sama, dari Abu Daud, dari Arim, dari Sabit ibnu Yazid alias Ibnu Zaid Al-Ahwal Al-Basri salah seorang siqah, dari Hilal ibnu Khabab, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas dengan lafaz yang sama.

Imam Turmuzi telah meriwayatkan dari Abdullah ibnu Humaid, dari Muhammad ibnul Fadl, dari Sabit ibnu Zaid, dari Hilal ibnu Khabbab, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Kelak kalian akaii dihimpunkan (di hari kiamat) dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan tidak berkhitan. Maka seorang wanita bertanya.”Apakah dapat melihat atau memandang sebagian dari kita kepada aurat sebagian yang lainnya?"' Rasulullah Saw. menjawab: Hai Fulanah, tiap-tiap orang dari mereka di hari itu disibukkan oleh urusannya masing-masing.

Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini kalau tidak hasan sahih, dan telah diriwayatkan hadis ini melalui berbagai jalur dari ibnu Abbas.

Imam Nasai mengatakan. telah menceritakan kepadaku Amr ibnu Usrnan, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah, telah menceritakan kepada kami Az-Zubaidi, telah menceritakan kepadaku Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Manusia dibangkitkan di hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, lagi tidak berkhitan. Maka Siti Aisyah r.a. bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu bagaimanakah dengan aurat-aurat kami?" Rasulullah Saw. menjawab: Masing-masing orang dari mereka di hari itu cukup sibuk dengan urusannya sendiri.

Imam Nasai meriwayatkan hadis ini secara tunggal dari jalur ini.

Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Azar ibnu Hatim, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl ibnu Musa, dari Aid ibnu Syuraih. dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Siti Aisyah r.a. bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku yang menjadi tebusanmu, sesungguhnya aku hendak bertanya kepada engkau tentang suatu hadis, maka aku berharap semoga engkau menceritakannya kepadaku." Rasulullah Saw. menjawab, "Jika aku mempunyai pengetahuan tentangnya, tentu aku akan menceritakannya kepadamu." Siti Aisyah r.a. bertanya, "Hai Nabi Allah, bagaimanakah keadaan kaum laki-laki ketika dihimpunkan?" Rasulullah Saw. menjawab: (Mereka dihimpunkan) dalam keadaan tidak beralas kaki lagi telanjang bulat. Siti Aisyah berhenti sejenak, lalu bertanya lagi,"Bagaimanakah keadaan kaum wanita saat dihimpunkan?" Nabi Saw. menjawab: Sama saja dalam keadaan tidak beralas kaki lagi telanjang. Maka Siti Aisyah berkata, '"Aduhai kedua aurat ini pada hari kiamat nanti!" Rasulullah Saw. Bersabda: Apakah yang dimaksud dengan pertanyaanmu? Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku suatu ayat yang tidak akan membahayakanmu apakah kamu berpakaian ataukah tidak." Siti Aisyah bertanya,"Ayat yang manakah; hai Nabi Allah, yang engkau maksudkan?" Rasulullah Saw. menjawab: Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. ('Abasa: 37)

Al-Bagawi di dalam kitab tafsirnya mengatakan:

telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ibrahim Asy-Syuraihi, telah menceritakan kepadaku Ahmad ibnu Muhammad ibnu Ibrahim As-Sa'labi, telah menceritakan kepadaku Al-Husain ibnu Muhammad ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Uwais, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Muhammad ibnu Abu Iyasy, dari Ata ibnu Yasar, dari Saudah istri Nabi Saw. yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kelak manusia dibangkitkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, lagi tidak berkhitan, banjir keringat telah mengepung mereka hingga sampai batas telinga mereka. Lalu Saudah bertanya,"Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan kedua aurat, tentu saja sebagian dari kita melihat sebagian yang lainnya?" Rasulullah Saw. menjawab: Manusia sedang sibuk, tiap-tiap orang dari mereka di hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkan dirinya.

Ditinjau dari segi jalurnya hadis ini garib sekali. Dan hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Abu Ammar alias Al-Husain ibnu Hurayyis Al-Marwazi, dari Al-Fadl ibnu Musa dengan sanad yang sama.

Akan tetapi, Abu Hatim Ar-Razi mengatakan bahwa Aiz ibnu Syuraih orangnya daif dan hadisnya mengandung kelemahan.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Pada hari itu manusia sibuk dengan urusan masing-masing.