Al-Qur'an Surat 'Abasa Ayat 19
'Abasa Ayat ke-19 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
مِنْ نُّطْفَةٍۗ خَلَقَهٗ فَقَدَّرَهٗۗ ( عبس : ١٩)
- min
- مِن
- From
- dari
- nuṭ'fatin
- نُّطْفَةٍ
- a sperm drop
- setetes mani
- khalaqahu
- خَلَقَهُۥ
- He created him
- Dia menciptakannya
- faqaddarahu
- فَقَدَّرَهُۥ
- then He proportioned him
- lalu Dia menentukannya
Transliterasi Latin:
Min nuṭfah, khalaqahụ fa qaddarah(QS. 80:19)
English Sahih:
From a sperm-drop He created him and destined for him; (QS. [80]'Abasa verse 19)
Arti / Terjemahan:
Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya. (QS. 'Abasa ayat 19)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Manusia hanyalah makhluk yang sangat lemah. Allah menciptakannya dari sesuatu yang hina, yaitu setetes mani. Dia menciptakannya melalui berbagai tahapan, dari tahap alaqah yang menempel di dinding rahim, lalu berubah menjadi mudgah, kemudian tahap pembentukan tulang, kemudian tahap dibungkusnya tulang itu dengan daging, lalu Allah menentukannya dan mewujudkannya dalam bentuk yang sempurna, dilengkapi dengan panca indera, akal, dan sebagainya.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Sebagai jawaban dari pertanyaan di atas, Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari setetes mani yang hina. Allah lalu menentukan tahap-tahap kejadian, umur, rezeki, dan nasibnya.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya) menjadi 'alaqah, kemudian menjadi segumpal daging hingga akhir penciptaannya.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. mencela orang yang ingkar kepada hari berbangkit dan dihidupkan-Nya kembali manusia di hari kemudian.
Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya. ('Abasa: 17)
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman Allah. Swt: Binasalah manusia. ('Abasa: 17), Yakni terkutuklah manusia. Hal yang sama dikatakan oleh Abu Malik, bahwa kalimat ini ditujukan kepada manusia yang mendustakan hari berbangkit. Dia banyak berdusta tanpa sandaran, bahkan hanya menurut ilusinya yang menganggap hal itu mustahil terjadi, dia tidak mempunyai pengetahuan sama sekali dalam hal ini.
Ibnu Juraij mengatakan bahwa firman Allah Swt.: alangkah amat sangat kekafirannya. ('Abasa: 17) Maksudnya, betapa parah kekafirannya, yakni memakai sigat (ungkapan) ta'ajjub. Tetapi Ibnu Jarir mengatakan, bisa saja ditakwilkan dengan pengertian berikut, bahwa apakah yang menjadikan manusia itu kafir. Dengan kata lain, apakah yang mendorongnya tidak percaya kepada adanya hari berbangkit. Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Al-Bagawi, dari Muqatil dan Al-Kalabi.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: alangkah amat sangat kekafirannya. ('Abasa: 17) Yaitu betapa laknatnya dia.
Kemudian Allah Swt. menerangkan kepada manusia tentang bagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang hina, dan bahwa Dia mampu untuk mengembalikannya hidup seperti semula sebagaimana saat Dia menciptakannya di permulaan; untuk itu Allah Swt. berfirman:
Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya, lalu menentukannya. ('Abasa: 18-19)
Yakni kemudian menentukan ajal, rezeki, dan amalnya, apakah dia termasuk orang yang berbahagia ataukah orang yang celaka.
Kemudian Dia memudahkan jalannya. ('Abasa: 20)
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa kemudian Allah memudahkannya keluar dari perut ibunya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah, Ad-Dahhak, Abu Saleh, Qatadah, dan As-Saddi, kemudian dipilih oleh Ibnu Jarir. Mujahid mengatakan bahwa ayat ini semakna dengan firman Allah Swt. yang mengatakan:
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (Al-Insan: 3)
Artinya, Kami telah menerangkan kepadanya jalan yang lurus, dan Kami telah menjelaskannya kepadanya, dan Kami telah mumudahkan baginya untuk mengamalkannya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Hasan dan Ibnu Zaid, dan pendapat inilah yang paling kuat; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Manusia diciptakan dari nutfah, air yang hina. Allah telah menentukan fase kehidupan mereka sejak awal penciptaan.