Skip to content

Al-Qur'an Surat 'Abasa Ayat 18

'Abasa Ayat ke-18 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

مِنْ اَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهٗۗ ( عبس : ١٨)

min
مِنْ
From
dari
ayyi
أَىِّ
what
apa
shayin
شَىْءٍ
thing
sesuatu
khalaqahu
خَلَقَهُۥ
He created him?
Dia menciptakannya

Transliterasi Latin:

Min ayyi syai`in khalaqah (QS. 80:18)

English Sahih:

From what thing [i.e., substance] did He create him? (QS. [80]'Abasa verse 18)

Arti / Terjemahan:

Dari apakah Allah menciptakannya? (QS. 'Abasa ayat 18)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Mengapa mereka ingkar? Tidakkah mereka sadar dari apakah Dia menciptakannya?

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat-ayat ini, Allah memberi peringatan keras kepada manusia dengan kalimat-kalimat yang tegas, yaitu: binasalah manusia! Alangkah besar keingkarannya kepada nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepadanya sejak mulai lahir sampai matinya. Allah mengemukakan pertanyaan supaya dijadikan renungan oleh manusia untuk dapat menimbulkan kesadaran, yaitu dari apakah Allah menciptakannya?
Allah memberi perincian tentang macam-macam nikmat yang telah diberikan kepada manusia dalam tiga masa, yaitu permulaan, pertengahan dan bagian akhir. Allah memberi isyarat kepada yang pertama dengan pertanyaan berikut ini: "Dari apakah manusia diciptakan Allah?"

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dari apakah Allah menciptakannya?) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir. Kemudian Allah menjelaskannya melalui firman berikutnya:

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. mencela orang yang ingkar kepada hari berbangkit dan dihidupkan-Nya kembali manusia di hari kemudian.

Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya. ('Abasa: 17)

Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman Allah. Swt: Binasalah manusia. ('Abasa: 17), Yakni terkutuklah manusia. Hal yang sama dikatakan oleh Abu Malik, bahwa kalimat ini ditujukan kepada manusia yang mendustakan hari berbangkit. Dia banyak berdusta tanpa sandaran, bahkan hanya menurut ilusinya yang menganggap hal itu mustahil terjadi, dia tidak mempunyai pengetahuan sama sekali dalam hal ini.

Ibnu Juraij mengatakan bahwa firman Allah Swt.: alangkah amat sangat kekafirannya. ('Abasa: 17) Maksudnya, betapa parah kekafirannya, yakni memakai sigat (ungkapan) ta'ajjub. Tetapi Ibnu Jarir mengatakan, bisa saja ditakwilkan dengan pengertian berikut, bahwa apakah yang menjadikan manusia itu kafir. Dengan kata lain, apakah yang mendorongnya tidak percaya kepada adanya hari berbangkit. Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Al-Bagawi, dari Muqatil dan Al-Kalabi.

Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: alangkah amat sangat kekafirannya. ('Abasa: 17) Yaitu betapa laknatnya dia.

Kemudian Allah Swt. menerangkan kepada manusia tentang bagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang hina, dan bahwa Dia mampu untuk mengembalikannya hidup seperti semula sebagaimana saat Dia menciptakannya di permulaan; untuk itu Allah Swt. berfirman:

Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya, lalu menentukannya. ('Abasa: 18-19)

Yakni kemudian menentukan ajal, rezeki, dan amalnya, apakah dia termasuk orang yang berbahagia ataukah orang yang celaka.

Kemudian Dia memudahkan jalannya. ('Abasa: 20)

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa kemudian Allah memudahkannya keluar dari perut ibunya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah, Ad-Dahhak, Abu Saleh, Qatadah, dan As-Saddi, kemudian dipilih oleh Ibnu Jarir. Mujahid mengatakan bahwa ayat ini semakna dengan firman Allah Swt. yang mengatakan:

Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (Al-Insan: 3)

Artinya, Kami telah menerangkan kepadanya jalan yang lurus, dan Kami telah menjelaskannya kepadanya, dan Kami telah mumudahkan baginya untuk mengamalkannya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Hasan dan Ibnu Zaid, dan pendapat inilah yang paling kuat; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Tidakkah ia ingat dari apa dirinya diciptakan?