Al-Qur'an Surat An-Nazi'at Ayat 31
An-Nazi'at Ayat ke-31 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اَخْرَجَ مِنْهَا مَاۤءَهَا وَمَرْعٰىهَاۖ ( النّٰزعٰت : ٣١)
- akhraja
- أَخْرَجَ
- He brought forth
- Dia keluarkan
- min'hā
- مِنْهَا
- from it
- dari padanya
- māahā
- مَآءَهَا
- its water
- airnya
- wamarʿāhā
- وَمَرْعَىٰهَا
- and its pasture
- dan padang rumput/tumbuh-tumbuhannya
Transliterasi Latin:
Akhraja min-hā mā`ahā wa mar'āhā(QS. 79:31)
English Sahih:
He extracted from it its water and its pasture, (QS. [79]An-Nazi'at verse 31)
Arti / Terjemahan:
Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. (QS. An-Nazi'at ayat 31)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Dia hamparkan bumi dan darinya Dia pancarkan mata air dan Dia tumbuhkan tumbuh-tumbuhannya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi makhluk hidup di sana.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah memancarkan dari perut bumi sumber-sumber mata air dan sungai-sungai dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya, baik untuk dimakan manusia maupun binatang ternak.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Ia memancarkan) berkedudukan menjadi Haal dengan memperkirakan adanya lafal Qad sebelumnya; artinya Ia mengeluarkan (daripadanya mata air) yakni dengan mengalirkan air dari sumber-sumbernya (dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya) yakni, pohon-pohon dan rumput-rumputan yang menjadi makanan ternak, dan demikian pula tumbuh-tumbuhan yang menjadi makanan pokok manusia, serta buah-buahannya. Dikaitkannya istilah Al-Mar'aa kepada bumi hanyalah merupakan ungkapan Isti'arah,
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. (An-Nazi'at: 29)
Yaitu Dia menjadikan malam harinya gelap dan siang harinya terang. Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna agtasya lailaha artinya menjadikan malamnya gelap gulita. Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, dan Jamaah yang cukup banyak jumlahnya.
dan menjadikan siangnya terang benderang. (An-Nazi'at: 29)
Artinya, menjadikannya terang. Selanjutnya disebutkan:
Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (An-Nazi'at: 30)
yang hal ini diperjelas oleh firman berikutnya:
Ia memancarkan darinya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. (An-Nazi'at: 31).
Dalam tafsir surat Ha Mim Sajdah telah diterangkan bahwa bumi diciptakan sebelum penciptaan langit, tetapi bumi baru dihamparkan sesudah langit diciptakan. Dengan kata lain, Allah Swt. baru mengeluarkan semua yang terkandung di dalam bumi dengan kekuasaan-Nya ke Alam wujud (setelah langit diciptakan). Demikianlah makna ucapan Ibnu Abbas dan yang lainnya yang bukan hanya seorang, kemudian dipilih oleh Ibnu Jarir.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayakku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ja'far Ar-Ruqqi, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah (yakni Ibnu Umar), dari Zaid ibnu Abu Anisah, dari Al-Minhal ibnu Amr dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna dahhaha, bahwa makna yang dimaksud ialah mengeluarkan mata airnya dan tetumbuhannya serta membelahjalan-jalan sungai-sungainya dan menjadikan padanya gunung-gunung, padang pasir, jalan-jalan, dan dataran-dataran tingginya. Yang demikian itulah yang dimaksud oleh firman-Nya: Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (An-Nazi'at: 30). Hal ini telah dijelaskan keterangannya sebelumnya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Dari dalam perut bumi Allah mengeluarkan air, mengalirkannya melalui sungai-sungai, menyirami tumbuhan agar dapat dibudidayakan oleh manusia dan binatang sebagai bahan pangan.