Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Muddassir Ayat 11

Al-Muddassir Ayat ke-11 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

ذَرْنِيْ وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيْدًاۙ ( المدّثّر : ١١)

dharnī
ذَرْنِى
Leave Me
biarkan Aku
waman
وَمَنْ
and whom
dan orang
khalaqtu
خَلَقْتُ
I created
Aku ciptakan
waḥīdan
وَحِيدًا
alone
satu/sendiri

Transliterasi Latin:

żarnī wa man khalaqtu waḥīdā (QS. 74:11)

English Sahih:

Leave Me with the one I created alone (QS. [74]Al-Muddaththir verse 11)

Arti / Terjemahan:

Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. (QS. Al-Muddassir ayat 11)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Di antara tokoh pendurhaka yang menjadi latar belakang turunnya ayat-ayat ini dan akan mengalami kesulitan pada hari Kiamat adalah al-Walid bin al-Mugirah. Terhadap tokoh ini dan siapa saja yang perilakunya sama dengan al-Walid, maka Allah menegaskan demikian, Biarkanlah Aku yang bertindak terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya, tanpa bantuan dari siapa pun

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa Dialah yang akan berbuat sesuatu terhadap orang yang telah diciptakan-Nya sendiri. Dia telah menciptakan dan mengeluarkannya dari perut ibunya, tanpa harta bahkan tanpa anak. Lalu Dia menganugerahkan rezeki kepadanya, dan kepandaian memimpin kaumnya. Akan tetapi, dia membangkang kepada-Nya.
Ayat ini menyebutkan kata-kata "wahid" (satu-satunya), sebagai sindiran kepada al-Walid yang bergelar wahid, sebab dialah yang paling menonjol di kalangan kaumnya karena kekayaan, pangkat, dan harta yang dimilikinya. Al-Walid memiliki kebun ladang serta areal peternakan yang luas antara Mekah dan tha'if. Ia mempunyai unta, kuda, kambing, dan budak belian. Mempunyai tujuh orang anak yang perkasa (tiga di antaranya masuk Islam, yaitu Khalid, Hisyam, dan 'Imarah). Menurut Mujahid, putranya 10 orang. Lebih dari itu, Allah telah menganugerahkan usia panjang dengan kekayaan yang cukup kepada al-Walid itu (wafat dalam usia 90 tahun), dihormati dan disegani kaumnya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Biarkanlah Aku) artinya, serahkanlah kepada-Ku (untuk menindak orang yang Aku ciptakan) lafal Waman di'athafkan kepada Maf'ul atau kepada Maf'ul Ma'ah (dalam keadaan sendirian) menjadi Haal atau kata keterangan keadaan bagi lafal Man, atau bagi Dhamirnya yang tidak disebutkan. Maksudnya, orang yang diciptakan-Nya hanya dia sendiri, tanpa keluarga, tanpa harta benda, dia adalah Walid bin Mughirah Al-Makhzumi.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman, mengancam orang jahat itu yang telah diberi banyak nikmat duniawi oleh Allah, lalu ia membalasnya dengan kekafiran terhadap nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya, dan menggantinya dengan kekafiran serta keingkaran terhadap ayat-ayat Allah, dan mendustakannya serta menganggapnya sebagai perkataan manusia. Hal ini diungkapkan oleh Allah Swt. dengan menghitung-hitung nikmat yang telah Dia berikan kepadanya. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. (Al-Muddatstsir 11)

Yakni dia keluar dari perut ibunya dalam keadaan sendirian, tidak berharta dan tidak beranak, kemudian Allah memberinya rezeki,

harta benda yang banyak. (Al-Muddatstsir: 12)

Yaitu harta yang berlimpah lagi banyak. Suatu pendapat menyebutnya seribu dinar, pendapat yang lainnya mengatakan seratus ribu dinar, dan menurut pendapat yang lainnya berupa lahan pertanian yang sangat luas, sedangkan pendapat yang lainnya lagi mengatakan selain itu. Dan Allah menjadikan baginya,

dan anak-anak yang selalu bersama dia. (Al-Muddatstsir: 13)

Mujahid mengatakan makna yang dimaksud ialah tidak pernah absen darinya dan selalu ada bersamanya, tidak pernah bepergian untuk berniaga, melainkan semuanya itu telah ditangani oleh budak-budaknya dan orang-orang upahannya (pegawainya), sedangkan mereka hanya tinggal saja bersama ayah mereka, dan ayah mereka merasa senang selalu bersama mereka serta merasa terhibur. Mereka (anak-anak) itu menurut apa yang disebutkan oleh As-Saddi, Abu Malik dan Asim ibnu Umar ibnu Qatadah ada tiga belas orang. Ibnu Abbas dan Mujahid mengatakan sepuluh orang anak. Hal ini merupakan nikmat yang tiada taranya, yaitu keberadaan anak-anak di dekat orang tua mereka.

dan Kulapangkan baginya (rezeki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya. (Al-Muddatstsir: 14)

Yakni Aku berikan kepadanya berbagai macam harta benda dan peralatan serta hal-hal lainnya.

kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur'an). (Al-Muddatstsir: 15-16)

Yaitu ingkar karena dia mengingkari nikmat-nikmat-Nya sesudah mengetahui.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Biarlah Aku yang akan menindak orang yang telah Aku ciptakan. Sesungguhnya Aku telah memberikan kecukupan baginya dengan harta yang berlimpah dan tak putus-putusnya, serta anak keturunan yang selalu menyertainya. Aku berikan ia kedudukan dan kekuasaan yang tinggi. Tetapi ia tak merasa puas dan memohon kepada-Ku untuk menambah lagi hartanya, keturunannya dan kedudukannya tanpa rasa syukur sedikit pun.