Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Ma'arij Ayat 42

Al-Ma'arij Ayat ke-42 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَذَرْهُمْ يَخُوْضُوْا وَيَلْعَبُوْا حَتّٰى يُلٰقُوْا يَوْمَهُمُ الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَۙ ( المعارج : ٤٢)

fadharhum
فَذَرْهُمْ
So leave them
maka biarkan mereka
yakhūḍū
يَخُوضُوا۟
(to) converse vainly
mereka tenggelam
wayalʿabū
وَيَلْعَبُوا۟
and amuse themselves
dan mereka main-main
ḥattā
حَتَّىٰ
until
sehingga
yulāqū
يُلَٰقُوا۟
they meet
mereka menemui
yawmahumu
يَوْمَهُمُ
their Day
hari mereka
alladhī
ٱلَّذِى
which
yang
yūʿadūna
يُوعَدُونَ
they are promised
mereka dijanjikan

Transliterasi Latin:

Fa żar-hum yakhụḍụ wa yal'abụ ḥattā yulāqụ yaumahumullażī yụ'adụn (QS. 70:42)

English Sahih:

So leave them to converse vainly and amuse themselves until they meet their Day which they are promised – (QS. [70]Al-Ma'arij verse 42)

Arti / Terjemahan:

Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka, (QS. Al-Ma'arij ayat 42)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Maka, wahai Nabi Muhammad, biarkanlah mereka tenggelam dan bermain-main dalam kesesatan dengan menghabiskan waktu melakukan aktifitas yang tidak bermanfaat sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini merupakan peringatan keras kepada kaum musyrikin yang selalu menentang dan mengingkari seruan Nabi Muhammad. Berbagai macam cara telah dilakukan untuk menyadarkan, namun mereka tetap ingkar. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk membiarkan orang-orang musyrik itu mengingkari seruannya, agar mereka tenggelam dalam kesesatan dan lalai oleh kesenangan hidup yang mereka nikmati. Mereka pasti mati dan kemudian dibangkitkan pada hari Kiamat. Pada hari itu, barulah mereka mengetahui kebenaran risalah yang telah disampaikan Nabi saw kepada mereka, yaitu ketika mereka diminta mempertanggungjawabkan semua perbuatan mereka di dunia.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka biarkanlah mereka) tinggalkanlah mereka (tenggelam) dalam kebatilan (dan bermain-main) dalam keduniaan (sampai mereka menjumpai) menemui (hari yang diancamkan kepada mereka) yang pada hari itu ada azab bagi mereka.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Selanjutnya Allah Swt. berfirman:

Maka biarkanlah mereka. (Al-Ma'arij: 42)

Yaitu biarkanlah mereka, hai Muhammad.

tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main. (Al-Ma'arij: 42)

Maksudnya, biarkanlah mereka dalam kedustaan, kekafiran, dan keingkarannya.

sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka. (Al-Ma'arij: 42)

Yakni kelak mereka akan mengetahui akibat dari perbuatannya dan akan merasakan buah dari sepak terjangnya.

(yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia).(Al-Ma'arij:43)

Yaitu mereka bangkit dari kuburnya masing-masing, apabila Tuhan Yang Mahasuci lagi Mahatinggi memanggil mereka untuk menjalani hisab di mauqif (tempat pemberhentian). Mereka bangkit dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala sembahannya. Ibnu Abbas, Mujahid, Ad-Dahhak mengatakan bahwa makna nusuh ialah 'alam alias berhala-berhala. Abul Aliyah dan Yahya ibnu Abu Kasir mengatakan, makna yang dimaksud ialah sebagaimana mereka pergi dengan segera ke tujuannya.

Jumhur ulama ada yang membacanya nasbin yang bermakna mansub, artinya berhala yang dipancangkan. Sedangkan Al-Hasan AL-Basri membacanya nusub yang artinya berhala sembahan mereka. Seakan-akan langkah mereka yang cepat menuju ke mauqif sama dengan langkah mereka saat di dunia bila menuju ke tempat sembahan-sembahan mereka, mereka pergi bergegas untuk mencapainya, siapa yang paling dahulu dari mereka yang mengusapnya. Pendapat ini diriwayatkan dari Mujahid, Yahya ibnu Abu Kasir, Muslim Al-Batin, Qatadah, Ad-Dahhak, Ar-Rabi' ibnu Anas, Abu Saleh, Asim ibnu Bahdalah, Ibnu Zaid, dan lain-lainnya.

Firman Allah Swt.:

dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya. (Al-Ma'arij: 44)

Yakni menundukkan pandangan mata mereka.

(serta) diliputi kehinaan. (Al-Ma'arij: 44)

Hal ini sebagai pembalasan atas kesombongan mereka sewaktu di dunia, karena mereka tidak mau taat kepada Allah Swt.

Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka. (Al-Ma'arij: 44)

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Biarkanlah mereka tenggelam dalam kebatilan dan bersenang-senang dengan kehidupan dunia mereka sampai mereka menjumpai hari mereka yang azab itu dijanjikan.