Skip to content

Al-Qur'an Surat As-Saff Ayat 8

As-Saff Ayat ke-8 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْۗ وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ ( الصّفّ : ٨)

yurīdūna
يُرِيدُونَ
They intend
mereka ingin/menghendaki
liyuṭ'fiū
لِيُطْفِـُٔوا۟
to put out
untuk memadamkan
nūra
نُورَ
(the) light
cahaya
l-lahi
ٱللَّهِ
(of) Allah
Allah
bi-afwāhihim
بِأَفْوَٰهِهِمْ
with their mouths
dengan mulut-mulut mereka
wal-lahu
وَٱللَّهُ
but Allah
dan Allah
mutimmu
مُتِمُّ
will perfect
menyempurnakan
nūrihi
نُورِهِۦ
His Light
cahaya-Nya
walaw
وَلَوْ
although
meskipun
kariha
كَرِهَ
dislike
benci
l-kāfirūna
ٱلْكَٰفِرُونَ
the disbelievers
orang-orang kafir

Transliterasi Latin:

Yurīdụna liyuṭfi`ụ nụrallāhi bi`afwāhihim, wallāhu mutimmu nụrihī walau karihal-kāfirụn (QS. 61:8)

English Sahih:

They want to extinguish the light of Allah with their mouths, but Allah will perfect His light, although the disbelievers dislike it. (QS. [61]As-Saf verse 8)

Arti / Terjemahan:

Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya". (QS. As-Saff ayat 8)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Mereka, orang-orang yang mengada-adakan kebohongan tentang Allah, hendak memadamkan cahaya agama Allah yang menekankan prinsip tauhid, prinsip tidak ada tuhan selain Allah, prinsip tidak dibenarkan beribadah kecuali kepada-Nya dan prinsip tidak ada manusia yang mempertuhankan manusia dengan mulut, ucapan-ucapan mereka, bahkan dengan sikap dan tindakan mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya, agama-Nya dengan menurunkan wahyu, mengutus rasul dan memerintahkan rasul, mengajak umat meyakininya, meskipun orang-orang kafir membencinya dan merintanginya dengan berbagai cara.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abbas bahwa wahyu pernah tidak turun kepada Nabi Muhammad selama empat puluh hari. Maka seorang pemuka Yahudi, yaitu Ka'ab bin al-Asyraf, meminta kepada orang-orang Yahudi agar bergembira karena Allah telah memadamkan cahaya dakwah Muhammad saw dengan tidak lagi menurunkan wahyu kepadanya. Mendengar ucapan Ka'ab itu Rasulullah merasa sedih. Berkenaan dengan itu turunlah ayat ini.
Pada ayat ini diterangkan alasan orang-orang yang berbuat kebohongan terhadap Allah. Perbuatan dosa dan ucapan mengada-ada itu bertujuan untuk memadamkan sinar agama Islam yang menerangi manusia yang sedang berada dalam kegelapan. Perbuatan mereka itu tak ubahnya seperti orang yang ingin memadamkan cahaya matahari yang menyilaukan pemandangan dengan hembusan mulutnya yang tidak berarti apa-apa. Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah akan tetap memancarkan sinar agama-Nya ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah Nabi Muhammad dan orang-orang yang beriman walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Mereka hendak memadamkan) lafal liyuthfi'uu dinashabkan oleh an yang keberadaannya diperkirakan, sedangkan huruf lam-nya adalah zaidah (cahaya Allah) yakni syariat dan bukti-bukti-Nya (dengan mulut mereka) melalui ucapan-ucapan mereka bahwa Alquran itu adalah sihir, syair dan ramalan atau tenungan (dan Allah tetap menyempurnakan) artinya memenangkan atau menampakkan (cahaya-Nya) menurut suatu qiraat dibaca mutimmu nuurihi dengan dimudhafkan (meskipun orang-orang kafir benci) akan hal tersebut.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:

Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka. (Ash-Shaff: 8)

Maksudnya, mereka berupaya menolak perkara yang hak dengan perkara yang batil. Perumpamaan mereka dalam hal ini sama dengan seseorang yang ingin memadamkan sinar mentari dengan mulutnya. Maka sebagaimana hal ini mustahil, begitu pula memadamkan cahaya (agama) Allah merupakan hal yang mustahil pula. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:

dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir benci. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci. (Ash-Shaff: 8-9)

Mengenai tafsir kedua ayat ini telah dikemukakan dalam tafsir surat At-Taubah dengan keterangan yang cukup.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Bânû Isrâ'îl mengada-adakan dusta terhadap Allah untuk memadamkan cahaya agama-Nya dengan mulut mereka, seperti orang yang hendak memadamkan sinar matahari dengan sebuah tiupan dari mulutnya. Allah telah menyempurnakan cahaya-Nya dengan menyempurnakan agama-Nya meskipun orang-orang kafir itu benci.