Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Hasyr Ayat 19

Al-Hasyr Ayat ke-19 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللّٰهَ فَاَنْسٰىهُمْ اَنْفُسَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ ( الحشر : ١٩)

walā
وَلَا
And (do) not
dan janganlah
takūnū
تَكُونُوا۟
be
kalian menjadi
ka-alladhīna
كَٱلَّذِينَ
like those who
seperti orang-orang
nasū
نَسُوا۟
forgot
(mereka) lupa
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
Allah
fa-ansāhum
فَأَنسَىٰهُمْ
so He made them forget
lalu (Allah) menjadikan mereka lupa
anfusahum
أَنفُسَهُمْۚ
themselves
diri mereka
ulāika
أُو۟لَٰٓئِكَ
Those
mereka itu
humu
هُمُ
[they]
mereka
l-fāsiqūna
ٱلْفَٰسِقُونَ
(are) the defiantly disobedient
orang-orang yang fasik

Transliterasi Latin:

Wa lā takụnụ kallażīna nasullāha fa ansāhum anfusahum, ulā`ika humul-fāsiqụn (QS. 59:19)

English Sahih:

And be not like those who forgot Allah, so He made them forget themselves. Those are the defiantly disobedient. (QS. [59]Al-Hashr verse 19)

Arti / Terjemahan:

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Hasyr ayat 19)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah mengingatkan orang berimaan dengan berfirman, “Dan janganlah kamu, wahai orang-orang beriman seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, tidak menyadari bahwa Allah senantiasa mengawasi manusia dalam kehidupan ini sehingga Allah menjadikan mereka, karena pola hidup mereka yang hanya mencari kepuasaan, kelezatan, dan kenikmatan duniawi tanpa mempertimbangkan kebutuhan hidup sesudah mati, manusia yang lupa akan diri sendiri, yakni manusia yang tercabut dari akar kemanusiaannya. Mereka itulah, manusia yang lupa kepada Allah dan lupa kepada diri sendiri adalah orang-orang fasik, yaitu orang-orang yang bergelimang dosa dan perbuatan keji.”20. Manusia yang lupa kepada Allah hingga lupa terhadap diri sendiri adalah manusia yang bergelimang dosa dan akan menjadi penghuni neraka. Tidak sama para penghuni neraka, pola pikir, sikap dan perilakunya dengan para penghuni surga. Para penghuni surga itu adalah orang-orang beriman yang berusaha menyucikan jiwanya, mendekatkan diri kepada Allah, menjalani hidup dengan berbagi dan peduli. Mereka lah orang-orang yang memperoleh kemenangan mendapatkan surga karena keberhasilannya mengendalikan hawa nafsu dan tipu daya iblis dalam hidup dan kehidupan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini dapat berarti khusus dan dapat pula berarti umum. Berarti khusus ialah ayat ini berhubungan dengan orang munafik dan orang-orang Yahudi Bani Nadhir serta sikap dan tindakan mereka terhadap kaum Muslimin pada waktu turunnya ayat ini. Berarti umum ialah semua orang yang suka menyesatkan orang lain dari jalan yang benar dan orang-orang yang mau disesatkan karena teperdaya oleh rayuan dan janji-janji yang muluk-muluk dari orang yang menyesatkan.
Maksudnya, janganlah sekali-kali orang yang beriman seperti orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah melupakannya. Orang yang lupa kepada Allah, seperti orang munafik dan orang Yahudi Bani Nadhir di masa Rasulullah saw, tidak bertakwa kepada-Nya. Mereka hanya memikirkan kehidupan dunia saja, tidak memikirkan kehidupan di akhirat. Mereka disibukkan oleh harta dan anak cucu mereka serta segala yang berhubungan dengan kesenangan duniawi. Firman Allah:

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (al-Munafiqun/63: 9)

Kemudian diterangkan bahwa jika seseorang lupa kepada Allah, maka Allah pun melupakannya. Maksud pernyataan Allah melupakan mereka ialah Allah tidak menyukai mereka, sehingga mereka bergelimang dalam kesesatan, makin lama mereka makin sesat, sehingga makin jauh dari jalan yang lurus, jalan yang diridai Allah. Oleh karena itu, di akhirat mereka juga dilupakan Allah, dan Allah tidak menolong dan meringankan beban penderitaan mereka. Akhirnya mereka dimasukkan ke dalam neraka, sebagai balasan perbuatan dan tindakan mereka.
Ditegaskan bahwa orang-orang seperti kaum munafik dan Yahudi Bani Nadhir adalah orang-orang yang fasik. Mereka mengetahui mana yang baik (hak) dan mana yang batil, mana yang baik dan mana yang jahat. Namun demikian, mereka tidak melaksanakan yang benar dan baik itu, tetapi malah melaksanakan yang batil dan yang jahat.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa kepada Allah) maksudnya tidak mau taat kepada-Nya (lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri) untuk melakukan perbuatan ketaatan dan perbuatan baik. (Mereka itulah orang-orang yang fasik).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. (Al-Hasyr: 19)

Yaitu janganlah kamu lupa dari mengingat Allah, yang akhirnya kamu akan lupa kepada amal saleh yang bermanfaat bagi diri kalian di hari kemudian, karena sesungguhnya pembalasan itu disesuaikan dengan jenis perbuatannya. Maka disebutkanlah dalam firman berikutnya:

Mereka itulah orang-orang yang fasik. (Al-Hasyr: 19)

Yakni orang-orang yang keluar dari jalan ketaatan kepada Allah, yang akan binasa di hari kiamat lagi merugi di hari mereka dikembalikan. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Munafiqun: 9)

Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdul Wahhab Ibnu Najdah Al-Huti, telah menceritakan kepada kami Al-Mugirah, telah menceritakan kepada kami Jarir ibnu Usman, dari Na'im ibnu Namihah yang mengatakan bahwa di antara isi khotbah yang diucapkan oleh Abu Bakar As-Siddiq r.a. adalah seperti berikut, bahwa tidakkah kalian ketahui bahwa kalian berpagi hari dan bersore hari sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan? Maka barang siapa yang mampu menghabiskan waktunya untuk beramal karena Allah Swt., hendaklah ia mengerjakannya. Dan kalian tidak akan dapat meraih hal itu kecuali dengan pertolongan Allah Swt. Sesungguhnya ada suatu kaum yang menghabiskan waktu (usia) mereka untuk selain diri mereka. Maka Allah melarang kalian menjadi orang seperti mereka. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. (Al-Hasyr: 19) Manakah teman-teman kalian yang kalian kenal? Mereka telah menunaikan amal perbuatan mereka di masa lalu. Akhirnya mereka menerima balasannya, ada yang berbahagia dan ada yang celaka. Di manakah orang-orang yang sewenang-wenang yang terdahulu yang telah menghuni kota-kota besar yang mereka bentengi dengan tembok-tembok yang tinggi, kini mereka telah berada di bawah batu dan sumur. Dan ini adalah Kitabullah yang keajaibannya tidak pernah lenyap, maka ambillah penerangan darinya untuk menghadapi hari yang gelap. Dan ambillah penerangan dari sinar dan keterangannya. Sesungguhnya Allah telah memuji Zakaria dan ahli baitnya melalui firman-Nya: Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami. (Al-Anbiya: 90) Tiada kebaikan pada ucapan yang tidak dimaksudkan untuk mendapat rida Allah, dan tiada kebaikan pada harta yang tidak dibelanjakan kepada jalan Allah. Dan tiada kebaikan pada orang yang sifat jahilnya mengalah­kan sifat penyantunnya. Dan tiada kebaikan pada orang yang takut kepada celaan orang yang mencela dalam membela agama Allah. Sanad asar ini jayyid dan semua perawinya siqah. dan gurunya Jarir ibnu Usman adalah Na'im ibnu Namihah, sepanjang pengetahuan saya tiada yang mempertentangkannya dan tiada pula yang mengukuhkannya, hanya saja Abu Daud As-Sijistani telah memutuskan bahwa semua guru Jarir adalah orang-orang yang berpredikat siqah. Dan Khotbah ini telah diriwayatkan melalui jalur-jalur lain yang menguatkannya; hanya Allah-Iah Yang Maha Mengetahui.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang melupakan hak-hak Allah, hingga dilupakan oleh diri mereka sendiri--disebabkan oleh bencana yang menimpa mereka--hingga tidak mengetahui mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan. Mereka itulah orang-orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah.