Al-Qur'an Surat Al-Waqi'ah Ayat 80
Al-Waqi'ah Ayat ke-80 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
تَنْزِيْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ ( الواقعة : ٨٠)
- tanzīlun
- تَنزِيلٌ
- A Revelation
- penurunan/diturunkan
- min
- مِّن
- from
- dari
- rabbi
- رَّبِّ
- (the) Lord
- Tuhan/Pemelihara
- l-ʿālamīna
- ٱلْعَٰلَمِينَ
- (of) the worlds
- semesta alam
Transliterasi Latin:
Tanzīlum mir rabbil-'ālamīn(QS. 56:80)
English Sahih:
[It is] a revelation from the Lord of the worlds. (QS. [56]Al-Waqi'ah verse 80)
Arti / Terjemahan:
Diturunkan dari Rabbil 'alamiin. (QS. Al-Waqi'ah ayat 80)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
77-80. Allah bersumpah bahwa sesungguhnya Al-Qur’an yang berisi tuntunan-Nya ini adalah bacaan yang sangat mulia. Wahyu Allah ini tertulis pada kitab yang terpelihara, yaitu Lauh Mahfuz yang selalu terjaga, sehingga tidak ada yang dapat menyentuhnya kecuali hamba-hamba-Nya yang disucikan. Sungguh, Al-Qur’an ini diturunkan dari Tuhan seluruh alam.81-82. Bila kamu mengetahui bahwa Al-Qur’an berasal dari Allah, maka apakah kamu masih menganggap remeh berita tentang wahyu-Nya ini? Masihkah kamu berani menjadikan rezeki yang kamu terima dari Allah justru untuk mendustakan ajaran dan mengingkari kekuasaan-Nya?
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini adalah wahyu ilahi yang mengandung faedah dan kemanfaatan yang tiada terhingga dan berisi ilmu serta petunjuk pasti yang membawa kebahagiaan kepada manusia untuk kehidupan dunia dan akhirat, dan membacanya termasuk ibadah. Al-Qur'an merupakan sumber ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu tasawuf, dan lain-lain. Al-Qur'an terjamin kesuciannya, hanya Malaikat al-Muqarrabin yang pernah menyentuhnya dari Lauh Mahfudz, yaitu Malaikat Jibril yang ditugaskan menyampaikannya kepada Nabi Muhammad saw. Mengenai ayat 79, sebagian ahli tafsir berbeda pendapat.
Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan. (al- Waqi'ah/56: 79)
Jumhur ulama mengistimbatkan bahwa ayat 79 ini melarang orang-orang yang berhadas, baik hadas kecil maupun hadas besar, menyentuh atau memegang mushaf Al-Qur'an, berdasarkan hadis Mu'adh bin Jabal, Rasul bersabda, "Tidak boleh menyentuh mushaf kecuali orang suci." Pendapat inilah yang dianut oleh sebagian besar umat Islam Indonesia. Ada dua pendapat tentang hukum menyentuh mushaf yaitu: 1. Imam empat mazhab berpendapat tidak boleh menyentuh mushaf tanpa wudu. Menurut Imam Nawawi, firman Allah: la yamassuhu illal-muthahharun bermakna tidak menyentuh mushaf ini kecuali orang suci dari hadas. 2. Mazhab az-¨ahiri berpendapat boleh menyentuh mushaf tanpa wudu dengan alasan bahwa Rasulullah saw pernah mengirim surat yang ada ayat Al-Qur'annya kepada Heraklius padahal dia non muslim dan tidak berwudu. Anak kecil membawa tempat menulis Al-Qur'an dan buku yang ada tulisan Al-Qur'an diperbolehkan oleh para ulama. Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini sesungguhnya diturunkan dari Tuhan yang menguasai alam semesta. Sebagai pedoman hidup untuk dibaca, dihafal, dipahami dan diamalkan. Maka sungguh sesatlah orang-orang yang menuduh bahwa Al-Qur'an ini sihir atau syair.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Diturunkan) ia diturunkan (dari Rabb semesta alam).
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Diturunkan dari Tuhan semesta alam. (Al-Waqi'ah: 80)
Artinya, Al-Qur'an ini diturunkan dari Allah Tuhan semesta alam, dan bukanlah seperti apa yang disangka oleh mereka bahwa Al-Qur'an adalah sihir, atau tenung atau syair, bahkan Al-Qur’an itu benar yang tiada keraguan padanya, dan tiadalah di baliknya perkara hak yang bermanfaat.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Al-Qur'ân itu tidak disentuh kecuali oleh mereka yang tersucikan dari kotoran dan hadas, diturunkan dari Allah, Tuhan semua makhluk.