Al-Qur'an Surat Al-Waqi'ah Ayat 14
Al-Waqi'ah Ayat ke-14 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَقَلِيْلٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ ( الواقعة : ١٤)
- waqalīlun
- وَقَلِيلٌ
- And a few
- dan sedikit
- mina
- مِّنَ
- of
- dari
- l-ākhirīna
- ٱلْءَاخِرِينَ
- the later people
- orang-orang kemudian
Transliterasi Latin:
Wa qalīlum minal-ākhirīn(QS. 56:14)
English Sahih:
And a few of the later peoples, (QS. [56]Al-Waqi'ah verse 14)
Arti / Terjemahan:
Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian (QS. Al-Waqi'ah ayat 14)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian yang tetap teguh dalam ketaatan dan tauhid akan mendapat balasan yang Dia janjikan.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ayat-ayat ini menerangkan bahwa prosentase umat dahulu yang termasuk "as-Sabiqun al-Muqarrabun" lebih besar dibanding dengan prosentase umat Nabi Muhammad. Namun karena jumlah umat Nabi Muhammad itu jauh lebih besar dari jumlah umat nabi-nabi sebelumnya, maka jumlah umat Nabi Muhammad yang termasuk "as-Sabiqun al-Muqarrabun" jauh lebih besar dibanding dengan jumlah umat-umat dahulu.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian) yakni dari kalangan umat Nabi Muhammad saw. Mereka terdiri dari bagian besar umat-umat terdahulu dan umat Nabi Muhammad adalah orang-orang yang paling dahulu masuk surga.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Sehubungan dengan tafsir firman Allah Swt.:
Segolongan besar dari orang- orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. (Al-Waqi'ah: 13-14)
amatlah baik bila diketengahkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Bakar Al-Baihaqi di dalam kitabnya yang berjudul Dala'ilun Nubuwwah:
telah menceritakan kepada kami Abu Nasr ibnu Qatadah, telah menceritakan kepada kami Abu Amr ibnu Matar, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Muhammad ibnul Mustafad Al-Faryabi, telah menceritakan kepadaku Abu Wahab alias Al-Walid ibnu Abdul Malik ibnu Abdullah ibnu Masrah Al-Harrani, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Ata Al-Qurasyi Al-Harrani, dari Muslim ibnu Abdullah Al-Juhani, dari pamannya (yaitu Abu Misyja'ah ibnu Rib'i), dari Abu Zamil Al-Juhani r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. apabila usai dari salat Subuhnya, beliau mengucapkan doa berikut seraya melipatkan kedua kakinya: Mahasuci Allah dan dengan memuji kepada-Nya aku memohon ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah adalah Maha Penerima tobat. sebanyak tujuh puluh kali. Setelah selesai, beliau Saw. bersabda: Tujuh puluh kali dengan imbalan (pahala) tujuh ratus kali. Tiada baiknya bagi orang yang dosa-dosanya dalam satu hari lebih banyak daripada tujuh ratus kali. Beliau Saw. mengucapkan sabdanya ini sebanyak dua kali, lalu menghadapkan mukanya kepada orang-orang (para makmum). Dan RasulullalrSaw. adalah seorang yang suka mendengar kisah mimpi yang baik, untuk itu beliau selalu bertanya, "Apakah ada seseorang di antara kalian yang melihat sesuatu dalam mimpinya (tadi malam)?" Abu Zamil menjawab, "Aku telah bermimpi tadi malam, wahai Rasulullah Saw." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Mudah-mudahan kebaikanlah yang kamu jumpai dan terhindar dari keburukan yang tidak kamu inginkan. Dan semoga menjadi kebaikan bagi kita dan menjadi keburukan bagi musuh-musuh kita; segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sekarang ceritakanlah mimpimu itu. Maka aku menjawab, "Aku bermimpi melihat semua manusia berada pada suatu jalan yang sangat luas, datar, lagi jelas, dan mereka berada di tengah jalan dalam keadaan bergerak maju. Ketika mereka sedang dalam keadaan demikian, tiba-tiba jalan itu sampai kepada suatu lahan penggembalaan yang belum pernah kulihat tempat penggembalaan seperti itu; tetumbuhannya tumbuh dengan segarnya memukau pandangan mata. dan air hujan yang turun padanya menumbuhkan berbagai macam tetumbuhan yang hijau segar. Gelombang pertama dari manusia itu ketika sampai di lahan penggembalaan itu bertakbir, kemudian memacu kendaraan mereka meneruskan perjalanannya tanpa menoleh ke arah kanan maupun ke arah kiri. Dan aku melihat seakan-akan rombongan itu berjalan dengan cepatnya meneruskan perjalanannya. Kemudian datanglah gelombang manusia yang kedua, jumlah mereka berkali-kali lipat jumlah gelombang yang pertama. Ketika sampai di lahan itu mereka bertakbir, kemudian melanjutkan perjalanannya dengan memacu kendaraan mereka. Di antara mereka ada yang melepaskan hewan kendaraan mereka di lahan itu, ada pula yang hanya mengambil bekal secukupnya, lalu meneruskan perjalanannya. Kemudian datanglah gelombang manusia yang paling besar. Ketika sampai di lahan penggembalaan itu mereka bertakbir (karena kagum), dan mereka mengatakan, 'Ini adalah sebaik-baik tempat tinggal." Seakan-akan aku melihat mereka bergerak ke arah kanan dan ke arah kiri (jalan). Aku melihat semua kejadian itu, sedangkan aku tetap berada pada jalan tersebut dan meneruskan perjalananku hingga sampai di penghujung lahan itu. Tiba-tiba aku bersua dengan engkau, wahai Rasulullah, sedang berada di atas mimbar yang tangga naik menuju ke atasnya terdiri dari tujuh susun tangga naik dan engkau berada di tangga yang paling atas. Dan tiba-tiba kulihat di sebelah kanan engkau terdapat seorang lelaki yang berkulit hitam manis, bertubuh gempal, lagi berperawakan tinggi; apabila berbicara, maka suaranya dapat didengar oleh semua orang. Tiba-tiba di sebelah kiri engkau terdapat seorang lelaki berperawakan sedang dengan wajah yang kelihatan agak murung, sedangkan rambutnya seakan-akan baru dibasuh dengan air; apabila dia berbicara, maka engkau diam karena menghormatinya. Dan tiba-tiba di hadapan lelaki itu terdapat seorang lelaki berusia lanjut yang rupanya sangat mirip dengan engkau, baik perawakan maupun wajahnya, dan kamu semua bermakmum kepadanya dan menginginkannya. Tiba-tiba di hadapan orang tua itu terdapat seekor unta betina yang kurus lagi sudah tua sekali. Dan tiba-tiba engkau, ya Rasulullah, seakan-akan engkau menggiring unta itu." Maka berubahlah wajah Rasulullah Saw. Sesaat setelah itu biasa kembali, lalu beliau Saw. bersabda, "Adapun mengenai jalan yang kamu lihat rata, luas, lagi jelas, maka itu merupakan gambaran tentang hidayah yang aku bawa kepada kalian dan kalian berada padanya. Sedangkan lahan penggembalaan yang kamu lihat itu merupakan gambaran tentang dunia dan kehidupannya yang memperdaya, aku dan para sahabatku menempuh kehidupan ini tanpa bergantung kepada sesuatu pun darinya, dan dunia pun tidak bergantung kepada kami, kami tidak menginginkannya sebagaimana dunia pun tidak menginginkan kami. Kemudian datanglah rombongan kedua sesudah kami, mereka berjumlah lebih banyak daripada kami dengan lipatan yang banyak; di antara mereka ada yang menggembalakan hewan kendaraannya, ada pula yang hanya mengambil bekal secukupnya, kemudian mereka dengan begitu tetap selamat. Kemudian datanglah manusia yang sangat besar jumlahnya, lalu mereka menyerbu lahan penggembalaan itu, ada yang ke arah kanan dan ada pula yang ke arah kiri (jalan). Inna lillahi wa inna ilaihi rdji'un (sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kita hanya kepada-Nya dikembalikan). Mengenai dirimu itu, berarti engkau berada pada jalan yang baik, dan kamu tetap dalam keadaan seperti itu hingga bersua denganku. Sedangkan takwil mimbar yang kamu lihat mempunyai tujuh buah tangga naik dan aku berada di tangga yang paling atas, artinya dunia ini berusia tujuh ribu tahun dan aku berada di seribu tahun yang terakhir. Mengenai lelaki yang kamu lihat berada di sebelah kananku yang berkulit hitam manis berperawakan gempal, dia adalah Musa a.s. Apabila berbicara, maka suaranya mengalahkan semua kaum lelaki berkat ia pernah diajak bicara langsung oleh Allah. Dan orang yang kamu lihat berada di sebelah kiriku yang berperawakan sedang, berwajah murung, seakan-akan rambut kepalanya dibasahi dengan air, dia adalah Isa putra Maryam, kami menghormatinya karena Allah menghormatinya. Adapun mengenai unta betina yang kamu lihat dan kamu saksikan dalam mimpimu itu aku membangunkannya, maka itu adalah hari kiamat. Hari kiamat akan dialami oleh kita; tiada nabi sesudahku dan tiada umat sesudah umatku."
Abu Zamil r.a. melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu Rasulullah Saw. tidak lagi menanyakan (kepada sahabatnya) tentang mimpi, terkecuali bila yang bersangkutan sendiri yang menceritakan kepada beliau tentang mimpi yang dialaminya dengan suka rela.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Orang-orang yang terdekat itu adalah sekelompok besar umat-umat terdahulu bersama nabi mereka masing-masing dan sedikit dari umat Muhammad, jika dibandingkan dengan jumlah mereka.