Al-Qur'an Surat Al-Qamar Ayat 24
Al-Qamar Ayat ke-24 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
فَقَالُوْٓا اَبَشَرًا مِّنَّا وَاحِدًا نَّتَّبِعُهٗٓ ۙاِنَّآ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ وَّسُعُرٍ ( القمر : ٢٤)
- faqālū
- فَقَالُوٓا۟
- And said
- maka mereka berkata
- abasharan
- أَبَشَرًا
- "Is (it) a human being
- apakah sesorang manusia
- minnā
- مِّنَّا
- among us
- dari antar kita
- wāḥidan
- وَٰحِدًا
- one
- satu/sendiri
- nattabiʿuhu
- نَّتَّبِعُهُۥٓ
- (that) we should follow him
- kita mengikutinya
- innā
- إِنَّآ
- Indeed we
- sesungguhnya
- idhan
- إِذًا
- then
- apabila
- lafī
- لَّفِى
- (will be) surely in
- benar-benar dalam
- ḍalālin
- ضَلَٰلٍ
- error
- kesesatan
- wasuʿurin
- وَسُعُرٍ
- and madness
- dan dalam siksaan/gila
Transliterasi Latin:
Fa qālū abasyaram minnā wāḥidan nattabi'uhū innā iżal lafī ḍalāliw wa su'ur(QS. 54:24)
English Sahih:
And said, "Is it one human being among us that we should follow? Indeed, we would then be in error and madness. (QS. [54]Al-Qamar verse 24)
Arti / Terjemahan:
Maka mereka berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?" Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila". (QS. Al-Qamar ayat 24)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Maka mereka berkata, “Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia biasa di antara kita yang tidak memiliki keistimewaan dan pengikut, sedang dia mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan nenek moyang kita? Sungguh, kalau begitu kita benar-benar telah sesat dan gila.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Mereka memandang Nabi Saleh dusta, karena dalam pandangan mereka, tidak mungkin ajaran baru yang diajarkan satu orang lebih benar dari ajaran yang telah diikuti oleh semua orang dan telah diterima semenjak nenek moyang mereka. Mereka memandang bahwa mengikuti satu orang yang membawa ajaran yang lain dari ajaran yang mereka terima sejak nenek moyang akan membuat sesat dan gila.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Maka mereka berkata, "Apakah kepada manusia) lafal Basyaran dinashabkan karena Isytighal (yakni seseorang di antara kami) kedua lafal ini menjadi sifat bagi lafal Basyaran (kami harus mengikutinya) merupakan penafsir dari Fi'il yang menashabkan lafal Basyaran. Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Nafi atau negatif. Maksudnya, bagaimana kami harus mengikutinya sedangkan kami adalah golongan mayoritas dan dia adalah seseorang di antara kami, lagi dia bukanlah seorang raja. Maksud mereka ialah bahwa mereka tidak mau mengikutinya. (Sesungguhnya kami kalau demikian) jika kami mengikutinya (benar-benar berada dalam kesesatan) atau menyimpang dari kebenaran (dan gila) atau tidak berakal waras.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Bagian ini menceritakan tentang kaum Samud, bahwa mereka mendustakan rasul-Nya, yaitu Nabi Saleh.
Maka mereka berkata, "Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila.” (Al-Qamar: 24)
Mereka mengatakan bahwa kita benar-benar akan kecewa dan merugi jika kita serahkan kepemimpinan kita kepada seseorang dari kita dalam hal ini. Kemudian mereka merasa heran terhadap wahyu yang hanya diturunkan kepada Saleh saja, sedangkan mereka tidak. Selanjutnya mereka menuduhnya sebagai seorang pendusta, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. (Al-Qamar: 25)
Yakni orang yang telah melampaui batas dalam kedustaannya. Maka Allah Swt. menjawab mereka melalui firman-Nya:
Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. (Al-Qamar: 26)
Ini mengandung ancaman yang keras dan pasti ditujukan kepada mereka. Kemudian Allah Swt. berfirman:
Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka. (Al-Qamar: 27)
Yaitu sebagai ujian bagi mereka. Allah Swt. telah mengeluarkan bagi mereka seekor unta betina yang besar berikut anak-anaknya dari sebuah batu yang amat besar, sesuai dengan apa yang diminta oleh mereka, agar hal itu dijadikan sebagai tanda yang membenarkan kerasulan Nabi Saleh a.s. dalam menyampaikan risalah-Nya kepada mereka. Kemudian Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada hamba-Nya Saleh:
maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah. (Al-Qamar: 27)
Artinya, tunggulah apa yang akan dilakukan oleh mereka dan akibat dari apa yang dilakukan oleh mereka, karena sesungguhnya pada akhirnya kesudahan yang baik hanyalah bagimu dan juga pertolongan Allah bagimu di dunia dan akhirat.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Mereka berkata, "Apakah seorang manusia biasa di antara kita yang harus kita ikuti? Kalau kita mengikutinya, kita tentu akan tersesat dan gila.