Al-Qur'an Surat Az-Zukhruf Ayat 42
Az-Zukhruf Ayat ke-42 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اَوْ نُرِيَنَّكَ الَّذِيْ وَعَدْنٰهُمْ فَاِنَّا عَلَيْهِمْ مُّقْتَدِرُوْنَ ( الزخرف : ٤٢)
- aw
- أَوْ
- Or
- atau
- nuriyannaka
- نُرِيَنَّكَ
- We show you
- Kami perlihatkan kepadamu
- alladhī
- ٱلَّذِى
- that which
- yang(azab)
- waʿadnāhum
- وَعَدْنَٰهُمْ
- We have promised them
- Kami ancamkan kepada kamu
- fa-innā
- فَإِنَّا
- then indeed We
- maka sesungguhnya Kami
- ʿalayhim
- عَلَيْهِم
- over them
- atas mereka
- muq'tadirūna
- مُّقْتَدِرُونَ
- have full power
- berkuasa
Transliterasi Latin:
Au nuriyannakallażī wa'adnāhum fa innā 'alaihim muqtadirụn(QS. 43:42)
English Sahih:
Or whether [or not] We show you that which We have promised them, indeed, We are Perfect in Ability. (QS. [43]Az-Zukhruf verse 42)
Arti / Terjemahan:
Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka. (QS. Az-Zukhruf ayat 42)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
41-42. Maka sungguh, sekiranya Kami membawamu pergi dengan mewafatkanmu atau dengan cara yang lain sebelum engkau mencapai kemenangan, maka sesungguhnya Kami akan tetap memberikan azab kepada mereka di akhirat nanti, atau Kami perlihatkan kepadamu azab yang telah Kami ancamkan atau sampaikan kepada mereka. Maka sungguh, Kami Maha berkuasa untuk menurunkan siksaan atas mereka.”43. Wahai Muhammad, berpegang teguhlah engkau kepada apa yang telah di wahyukan Allah kepadamu. Dengan demikian, sungguh engkau berada di jalan yang lurus.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Di dalam dua ayat ini dijelaskan bahwa Nabi saw tidak perlu terlalu merisaukan penentangan orang-orang musyrikin Mekah. Mereka pasti akan dihukum oleh Allah pada saat yang dikehendaki-Nya. Kemungkinan hukuman itu dalam dua cara. Pertama, Allah akan menghukum mereka setelah Nabi saw meninggal; dengan demikian hukuman itu tidak sempat beliau saksikan sendiri di dunia. Kedua, hukuman terhadap orang-orang yang kafir itu dilaksanakan Allah sekarang juga yaitu pada saat Nabi saw masih hidup. Bukti hukuman seperti itu adalah, menurut sebagian ulama, terbunuhnya banyak pemimpin kaum kafir Mekah pada Perang Badar. Demikianlah ancaman Allah terhadap kaum kafir itu. Pernyataan itu kembali menguatkan hati Nabi saw bahwa mereka yang menentang itu memang betul-betul membutakan mata hatinya karena itu perlu didakwahi lebih intensif lagi.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Atau kami memperlihatkan kepadamu) sewaktu kamu masih hidup (apa yang telah Kami ancamkan kepada mereka) yakni azab yang Kami ancamkan itu (maka sesungguhnya Kami atas mereka) maksudnya, untuk mengazab mereka (berkuasa) sangat berkuasa atau sangat mampu.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah kami (Allah) ancamkan kepada mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka. (Az-Zukhruf: 42)
Yakni Kami berkuasa untuk melakukan yang itu dan yang ini. Dan Allah Swt. tidak mewafatkan Nabi-Nya sebelum Dia menyenangkan hatinya dari musuh-musuhnya. Allah telah menjadikannya berkuasa atas nyawa mereka dan menjadikannya memiliki semua yang dimilki oleh perbendaharaan mereka. Demikianlah kesimpulan dari pendapat As-Saddi dan dipilih oleh Ibnu Jarir.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Abu Saur, dari Ma'mar yang mengatakan bahwa Qatadah membaca firman-Nya: Sungguh, jika Kami mewafatkan kamu (sebelum kamu mencapai kemenangan), maka sesungguhnya Kami akan menyiksa mereka (di akhirat). (Az-Zukhruf: 41) Lalu ia mengatakan bahwa Nabi Saw.. telah tiada, dan yang tertinggal adalah hukuman Allah. Tidak sekali-kali Allah Swt. memperlihatkan kepada Nabi-Nya sesuatu yang tidak disukainya terjadi pada umatnya sebelum beliau wafat. Dan tidak sekali-kali ada seorang nabi pun melainkan ia telah melihat azab Allah yang menimpa umatnya, kecuali Nabi kalian.
Qatadah melanjutkan, telah diriwayatkan kepada kami bahwa Rasulullah Saw. telah diperlihatkan kepadanya sebagian dari musibah yang menimpa umatnya yang terjadi kemudian melalui mimpinya. Maka sejak itu beliau belum pernah kelihatan tertawa ceria hingga Allah Swt. mewafatkannya.
Telah disebutkan pula hal yang semisal melalui riwayat Sa'id ibnu Abu Arubah yang juga dari Qatadah.
Kemudian ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Hasan hal yang semisal.
Dan di dalam sebuah hadis disebutkan:
Bintang-bintang itu adalah amanat (penjaga) bagi langit; dan apabila bintang-bintang itu telah lenyap, maka datanglah kepada langit apa yang di ancamkan baginya. Dan aku adalah amanat bagi para sahabatku; apabila aku telah tiada, maka datanglah kepada sahabat-sahabatku apa yang diancamkan kepada mereka.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Atau, jika kamu ingin agar Kami memperlihatkan siksaan yang telah Kami janjikan untuk mereka sebelum matimu, Kami pasti akan memperlihatkannya kepadamu, karena Kami memang berkuasa atas mereka dengan kekuasaan dan keperkasaan Kami.