Skip to content

Al-Qur'an Surat Sad Ayat 5

Sad Ayat ke-5 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اَجَعَلَ الْاٰلِهَةَ اِلٰهًا وَّاحِدًا ۖاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ ( ص : ٥)

ajaʿala
أَجَعَلَ
Has he made
apakah dia menjadikan
l-ālihata
ٱلْءَالِهَةَ
the gods
tuhan-tuhan
ilāhan
إِلَٰهًا
(into) one god?
Tuhan
wāḥidan
وَٰحِدًاۖ
(into) one god?
satu/esa
inna
إِنَّ
Indeed
sesungguhnya
hādhā
هَٰذَا
this
ini
lashayon
لَشَىْءٌ
(is) certainly a thing
benar-benar sesuatu
ʿujābun
عُجَابٌ
curious"
aneh/ganjil

Transliterasi Latin:

A ja'alal-ālihata ilāhaw wāḥidan inna hāżā lasyai`un 'ujāb (QS. 38:5)

English Sahih:

Has he made the gods [only] one God? Indeed, this is a curious thing." (QS. [38]Sad verse 5)

Arti / Terjemahan:

Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. (QS. Sad ayat 5)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Ketika Nabi mengajak mereka menyembah dan mengesakan Allah, mereka menjawab dengan penuh keingkaran, “Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja? Sungguh, ini benar-benar sesuatu yang sangat mengherankan. Kami, kabilah-kabilah Arab, mempunyai tuhan masing-masing.”

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Sebab nuzul ayat ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. ath-thabari dari Ibnu 'Abbas yang menyatakan bahwa setelah Abu thalib sakit, masuklah serombongan orang-orang Quraisy, di antara mereka terdapat Abu Jahal. Mereka berkata, "Sesungguhnya kemenakanmu mencaci-maki tuhan-tuhan kami. Ia betul-betul berbuat dan mengatakannya. Alangkah baiknya kalau engkau mengutus seseorang untuk melarangnya." Maka Abu thalib pun mengutus utusan kepadanya. Lalu Nabi pun datang dan masuk ke rumahnya, sedangkan jarak antara orang-orang Quraisy dengan Abu thalib dekat sekali sekadar tempat duduk yang cukup untuk seorang. Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa Abu Jahal khawatir kalau-kalau Nabi duduk di samping Abu thalib. Lalu ia menjadi bersikap lunak. Ia lalu melompat dan duduk di tempat yang belum diduduki di sisi Abu thalib. Dengan demikian Rasulullah tidak mendapatkan tempat duduk di dekat pamannya. Beliau duduk di dekat pintu. Lalu Abu thalib berkata kepada beliau, "Hai kemenakanku, mengapa kaummu mengadukan engkau. Mereka menuduh engkau memaki tuhan-tuhan mereka dan engkau pun mengatakan begini-begitu." Ibnu 'Abbas melanjutkan bahwa orang-orang Quraisy banyak sekali berbicara dengan Abu thalib.
Kemudian Rasulullah berkata, "Hai Pamanku. Sesungguhnya saya ingin agar mereka itu menyatakan kalimat yang satu saja, yang dengan kalimat itu orang-orang Arab tunduk kepada mereka, dan orang-orang 'Ajam (selain Arab) membayar jizyah (pajak kepala) kepada mereka." Maka mereka pun senang akan kalimat (yang diusulkan itu) dan senang pula akan perkataan Rasul. Lalu kaum Quraisy itu bertanya, "Apakah kalimat itu? Demi Ayahmu, tentu kami memberi balasan kepadamu sepuluh kali lipat." Rasulullah pun bersabda, "La ilaha ilallah." Maka mereka pun bangkit dengan gemetar, sambil menyingsingkan lengan bajunya dan berkata, "Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang mengherankan." Maka turunlah ayat ini.
Allah menjelaskan keheranan kaum musyrik akan seruan rasul. Mereka heran mengapa Muhammad menjadikan Tuhan hanya satu saja, ini bertentangan dengan kepercayaan nenek moyang mereka. Ketika Rasulullah mengajak mereka agar meninggalkan sembahan-sembahan mereka yang banyak itu dan menggantinya dengan menyembah Allah Yang Maha Esa, maka mereka menganggap bahwa seruan Muhammad itu bukan masalah yang remeh, akan tetapi benar-benar suatu yang mengherankan. Mereka mengingkari seruan itu karena yakin bahwa tidak mungkin nenek moyang mereka menganut keyakinan yang salah, tetapi Muhammad adalah seorang pendusta yang mengaku dirinya benar.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja?") demikian itu karena Nabi saw. pernah bersabda kepada mereka, "Katakanlah, 'Laa Ilaaha Illallaah', artinya tiada Tuhan selain Allah. Mereka menjawab, 'Mana mungkin makhluk yang sedemikian banyak itu, semuanya dapat ditangani oleh Tuhan Yang Satu itu.' (Sesungguhnya itu benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan") sangat aneh.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Maksudnya, apakah dia mengira bahwa Tuhan yang wajib disembah itu hanya satu saja, yang tidak ada Tuhan selain Dia? Hal ini diungkapkan oleh orang-orang musyrik sebagai ungkapan rasa ingkar mereka terhadap keesaan Tuhan, semoga Allah melaknat mereka. Mereka merasa heran bila kemusyrikan yang selama ini harus mereka tinggalkan karenanya, padahal mereka telah menerimanya dari nenek moyang mereka —yaitu menyembah berhala-berhala—yang telah menjadi kecintaan mereka.

Ketika Rasulullah Saw. menyeru mereka untuk melenyapkan kecintaan menyembah berhala dari hati mereka, lalu menggantinya dengan mengesakan Allah Swt., maka mereka merasa heran dan merasa berdosa besar dengan hal tersebut.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan yang banyak itu menjadi satu Tuhan saja? Ini adalah sesuatu yang aneh."