Skip to content

Al-Qur'an Surat Sad Ayat 44

Sad Ayat ke-44 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِّهٖ وَلَا تَحْنَثْ ۗاِنَّا وَجَدْنٰهُ صَابِرًا ۗنِعْمَ الْعَبْدُ ۗاِنَّهٗٓ اَوَّابٌ ( ص : ٤٤)

wakhudh
وَخُذْ
"And take
dan ambillah
biyadika
بِيَدِكَ
in your hand
dengan tanganmu
ḍigh'than
ضِغْثًا
a bunch
ranting/seikat rumput
fa-iḍ'rib
فَٱضْرِب
and strike
maka pukullah
bihi
بِّهِۦ
with it
dengannya
walā
وَلَا
and (do) not
dan jangan
taḥnath
تَحْنَثْۗ
break (your) oath"
kamu melanggar
innā
إِنَّا
Indeed We
sesungguhnya Kami
wajadnāhu
وَجَدْنَٰهُ
[We] found him
Kami dapati dia
ṣābiran
صَابِرًاۚ
patient
seorang yang sabar
niʿ'ma
نِّعْمَ
an excellent
sebaik-baik
l-ʿabdu
ٱلْعَبْدُۖ
slave
hamba
innahu
إِنَّهُۥٓ
Indeed he
sesungguhnya dia
awwābun
أَوَّابٌ
repeatedly turned
orang yang kembali/bertaubat

Transliterasi Latin:

Wa khuż biyadika ḍigṡan faḍrib bihī wa lā taḥnaṡ, innā wajadnāhu ṣābirā, ni'mal-'abd, innahū awwāb (QS. 38:44)

English Sahih:

[We said], "And take in your hand a bunch [of grass] and strike with it and do not break your oath." Indeed, We found him patient, an excellent servant. Indeed, he was one repeatedly turning back [to Allah]. (QS. [38]Sad verse 44)

Arti / Terjemahan:

Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya). (QS. Sad ayat 44)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Nabi Ayyub pernah bersumpah akan memukul istrinya akibat kelalaiannya dalam merawat beliau. Allah mengizinkan beliau untuk melaksanakan sumpah itu tanpa mendatangkan rasa sakit berlebih kepada istrinya. Untuk itu Allah berfirman, “Dan ambillah seikat rumput dengan tanganmu, lalu pukullah istrimu sekali saja dengan itu dan janganlah engkau melanggar sumpah yang pernah kauucapkan.” Sesungguhnya Kami dapati dia sebagai seorang yang sabar dan ikhlas dalam menghadapi cobaan. Dialah sebaik-baik hamba yang tidak pernah putus asa. Sungguh, dia sangat taat dalam melaksanakan perintah Kami. Ujian dan cobaan bisa menimpa siapa saja. Jika hal itu dihadapi dengan sabar, tawakal, dan berusaha secara maksimal, niscaya Allah akan mengganti dengan imbalan lebih banyak, bahkan terkadang tidak terduga.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Kemudian Allah mengisahkan keringanan hukuman bagi istrinya yang diberikan kepada Ayub. Allah memerintahkan agar Ayub mengambil seberkas rumput untuk dipukulkan kepada istrinya. Pukulan rumput ini cukup sebagai pengganti dari sumpah yang pernah ia ucapkan. Dalam ayat-ayat Al-Qur'an tidak disebutkan apa sebab ia bersumpah dan apa sumpahnya. Hanya hadis sajalah yang menyebutkan bahwa ia bersumpah karena istrinya, yang bernama Rahmah putri Ifraim, pergi untuk sesuatu keperluan dan terlambat datang. Ayub bersumpah akan memukulnya 100 kali apabila ia sembuh. Dengan pukulan seikat rumput itu, ia dianggap telah melaksanakan sumpahnya, sebagai kemurahan bagi Ayub sendiri dan bagi istrinya yang telah melayaninya dengan baik pada saat sakit. Dengan adanya kemurahan Allah itu, Ayub pun terhindar dari melanggar sumpah.
Di akhir ayat, Allah memuji bahwa Ayub adalah hamba-Nya yang sabar, baik, dan taat. Sabar menghadapi cobaan yang diberikan kepadanya, baik cobaan yang menimpa dirinya, hartanya, serta keluarganya. Dia dimasukkan dalam golongan hamba-Nya yang baik perangainya karena tidak mudah berputus asa, dan menumpahkan harapannya kepada Allah. Dia juga sebagai hamba-Nya yang taat, karena kegigihannya memperjuangkan perintah-perintah agama serta memelihara diri, keluarga, dan kaumnya dari kehancuran.
Mengenai ketaatan Ayub dapat diketahui dari sebuah riwayat bahwa apabila ia menemui cobaan mengatakan:

"Ya Allah, Engkaulah yang mengambil dan Engkau pula yang memberi."

Pada waktu bermujanat ia pun berkata:
"Ya Tuhanku, "Engkau telah mengetahui betul bahwa lisanku tidak akan berbeda dengan hatiku, hatiku tidak mengikuti penglihatan, hamba sahaya yang kumiliki tidak akan mempermainkan aku, aku tidak makan terkecuali bersama-sama anak yatim dan aku tidak berada dalam keadaan kenyang dan berpakaian sedang di sampingku ada orang yang lapar atau telanjang."

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan ambillah dengan tanganmu seikat rumput) yakni seikat rumput lalang atau seikat ranting-ranting (maka pukullah dengan itu) istrimu, karena Nabi Ayub pernah bersumpah, bahwa ia sungguh akan memukul istrinya sebanyak seratus kali deraan, karena pada suatu hari ia pernah tidak menuruti perintahnya (dan janganlah kamu melanggar sumpah) dengan tidak memukulnya, lalu Nabi Ayub mengambil seratus tangkai kayu Idzkhir atau kayu lainnya, lalu ia memukulkannya sekali pukul kepada istrinya. (Sesungguhnya Kami dapati dia seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba) adalah Nabi Ayub. (Sesungguhnya dia amat taat) kepada Allah swt.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. (Shaad:44)

Demikian itu karena Ayyub a.s. marah kepada istrinya, merasa tidak enak disebabkan suatu perbuatan yang telah dilakukan istrinya. Menurut suatu pendapat, istri Nabi Ayyub telah menjual rambut kepangannya, lalu menukarnya dengan roti untuk makan Nabi Ayyub. Maka Nabi Ayyub mencela perbuatan istrinya itu, bahkan sampai bersumpah bahwa jika Allah memberinya kesembuhan, ia benar-benar akan memukul istrinya dengan seratus kali dera pukulan. Menurut pendapat yang lainnya lagi, penyebabnya ialah selain itu.

Setelah Allah Swt. menyembuhkannya dan menjadikannya sehat seperti sediakala, maka tidaklah pantas jika istrinya yang telah berjasa memberikan pelayanan dan kasih sayang serta kebaikan kepadanya dibalas dengan pukulan. Akhirnya Allah memberikan petunjuk melalui wahyu-Nya yang menganjurkan kepada Ayyub untuk mengambil lidi sebanyak seratus buah yang semuanya di jadikan satu, lalu dipukulkan kepada istrinya sekali pukul. Dengan demikian, berarti Ayyub telah memenuhi sumpahnya dan tidak melanggarnya serta menunaikan nazarnya itu. Hal ini adalah merupa­kan jalan keluar dan pemecahan masalah bagi orang yang bertakwa kepada Allah dan taat kepadanya. Untuk itulah disebutkan dalam firman berikut:

Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (Shaad:44)

Allah Swt. memuji dan menyanjung hamba-Nya ini bahwa dia adalah:

sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (Shaad:44)

Yakni banyak kembali dan mengadu kepada Allah Swt. Hal yang semisal disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah vang tiada disangka-sangkanya. (Ath Thalaaq:2-3)

Kebanyakan ulama fiqih menyimpulkan dalil dari ayat yang mulia ini dalam memecahkan masalah-masalah sumpah dan masalah lainnya. Mereka mengambilnya sesuai dengan makna yang tersurat padanya, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Ayyûb pernah bersumpah akan memukul salah seorang anggota keluarganya dengan beberapa kayu. Lalu Allah membebaskan sumpahnya dengan cara memerintahkannya mengambil seikat kayu sebanyak yang disumpahnya, untuk dipukulkan kepadanya. Ia pun memukulnya dengan seikat kayu tadi. Dengan begitu dia melaksanakan sumpahnya dengan penderitaan yang lebih sedikit. Sesungguhnya Allah telah memberikan karunia-Nya berupa nikmat tersebut karena Ayyûb sabar atas cobaan sehingga pantas menerima pujian itu. Maka ia adalah sebaik-baik hamba, karena selalu kembali kepada Allah dalam segala permasalahan.