Skip to content

Al-Qur'an Surat Sad Ayat 42

Sad Ayat ke-42 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اُرْكُضْ بِرِجْلِكَۚ هٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَّشَرَابٌ ( ص : ٤٢)

ur'kuḍ
ٱرْكُضْ
"Strike
hentakkanlah
birij'lika
بِرِجْلِكَۖ
with your foot
dengan kakimu
hādhā
هَٰذَا
This
ini
mugh'tasalun
مُغْتَسَلٌۢ
(is a spring) of water to bathe
(untuk) mandi
bāridun
بَارِدٌ
cool
sejuk
washarābun
وَشَرَابٌ
and a drink"
dan minum

Transliterasi Latin:

Urkuḍ birijlik, hāżā mugtasalum bāriduw wa syarāb (QS. 38:42)

English Sahih:

[So he was told], "Strike [the ground] with your foot; this is a [spring for a] cool bath and drink." (QS. [38]Sad verse 42)

Arti / Terjemahan:

(Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum". (QS. Sad ayat 42)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Menjawab doa Nabi Ayyub, Allah berfirman, “Hentakkanlah kakimu!” Dia pun menuruti perintah Tuhannya, lalu dari bawah telapak kakinya muncul sebuah mata air. Dikatakan kepadanya, “Inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Minum dan mandilah dengan airnya, niscaya Allah akan menghilangkan penderitaan dan bencana darimu.”

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menjelaskan bahwa karena ketaatan dan kesabaran Ayub menghadapi cobaan, Allah mengabulkan doanya dengan memerintahkan kepadanya agar menghentakkan kakinya ke bumi. Kemudian dari bumi itu memancar mata air yang sejuk. Lalu Ayub diperintahkan agar mandi dan minum dengan air itu. Seketika itu, Allah menyembuhkan penyakitnya seakan-akan tidak pernah sakit sebelumnya.
Kemudian ia menghimpun kembali keluarganya yang telah terpencar, dan mereka akhirnya dapat menyebarkan keturunan yang banyak, sebagai rahmat Allah kepadanya dan kepada keturunannya.
Pada akhir ayat, Allah menegaskan bahwa ketaatan dan kesabaran Ayub itu merupakan pelajaran bagi orang-orang yang berakal dan menjadi petunjuk bagi seluruh manusia bahwa rahmat Allah itu dekat sekali pada orang-orang yang senantiasa melakukan perbuatan yang baik. Hal ini juga menjadi contoh bahwa setiap perjuangan itu meskipun pada mulanya terasa sangat melelahkan, tetapi bila dilakukan dengan penuh ketabahan, niscaya segala kesulitan pasti dapat diatasi, dan kemenangan pasti dapat diraih. Pengalaman berharga yang dapat dipetik dari kisah Ayub ini ialah bahwa orang tidak boleh berputus asa untuk mencari jalan ke luar dalam menghadapi rintangan, hingga ia mendapatkan jalan untuk mengatasi rintangan itu, dengan memohon petunjuk kepada Allah agar diberi limpahan hidayah-Nya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

Dikatakan kepada Ayub ("Hantamkanlah) maksudnya hentakkanlah (kakimu) ke bumi, lalu ia menghantamkannya, setelah itu tiba-tiba mengalirlah mata air dari bekas hentakan kakinya. Kemudian dikatakan pula kepadanya (inilah air untuk mandi) artinya, mandilah kamu dengan air ini (yang dingin, dan untuk minum") minumlah kamu daripadanya. Segeralah Nabi Ayub mandi dan minum dan hilanglah semua penyakit yang ada di dalam dan di luar tubuhnya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

(Allah berfirman), "Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (Shaad:42)

Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abdul Ala, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Nafi' ibnu Yazid, dari Aqil, dari Ibnu Syihab, dari Anas ibnu Malik r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bercerita: sesungguhnya Nabi Allah Ayyub a.s. menjalani masa cobaannya selama delapan belas tahun. Semua orang menolaknya, baik yang dekat maupun yang jauh, terkecuali dua orang lelaki yang sejak semula merupakan teman terdekatnya. Keduanya biasa mengunjunginya di setiap pagi dan petang hari. Salah seorang dari keduanya berkata kepada temannya, "Tahukah kamu, demi Allah, sesungguhnya Ayyub telah melakukan suatu dosa yang belum pernah dilakukan oleh seorang manusia pun." Teman bicaranya bertanya, "Dosa apakah itu?" Ia menjawab, "Selama delapan belas tahun ia tidak dikasihani oleh Allah Swt. dan tidak dibebaskan dari cobaan yang menimpanya." Ketika keduanya mengunjungi Ayyub, maka salah seorang temannya itu tidak dapat menahan rasa keingintahuannya, lalu ia menceritakan hal itu kepada Ayyub. Maka Ayyub a.s. berkata, "Saya tidak mengerti apa yang kamu bicarakan itu, hanya saja Allah Swt. mengetahui bahwa sesungguhnya dahulu aku bersua dengan dua orang lelaki yang sedang bersengketa, lalu keduanya menyebut-nyebut nama Allah Swt. (dalam sumpahnya). Maka aku pulang ke rumahku, lalu membayar kifarat untuk kedua orang itu karena tidak suka nama Allah Swt. disebut-sebut dalam perkara yang hak (benar)." Disebutkan bahwa Nabi Ayyub apabila menunaikan hajatnya (buang air) selalu dituntun oleh istrinya, dan apabila telah selesai, istrinya kembali menuntunnya ke tempat ia berada. Pada suatu hari istrinya datang terlambat, maka Allah menurunkan wahyu kepada Ayyub a.s.: Hentakkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. (Shaad:42) Ketika istrinya tiba di tempat Nabi Ayyub. ia mencari-cari suaminya sedang­kan Ayyub a.s. menghampirinya dalam keadaan telah pulih seperti sediakala karena Allah telah melenyapkan semua penyakitnya. Ketika menyaksikan kedatangannya, istrinya bertanya, "Semoga Allah memberkatimu, apakah engkau melihat Nabi Allah yang sedang mengalami cobaan yang tadi ada di sini? Maka demi Allah Yang Mahakuasa atas segalanya, aku belum pernah melihat lelaki yang lebih mirip dengan suamiku itu di masa ia masih sehat." Nabi Ayyub menjawab, "Sesungguhnya aku sendirilah Ayyub itu." Disebutkan bahwa Nabi Ayyub mempunyai dua buah peti, yang satu untuk wadah gabah gandum, dan yang satunya lagi untuk wadah gabah jewawut. Maka Allah Swt. mengirimkan dua kumpulan awan, ketika salah satunya telah berada di atas wadah gabah gandum, awan tersebut menuangkan emas yang dikandungnya ke dalam wadah itu hingga luber. Awan yang lainnya menuangkan emas pula ke dalam wadah gabah jewawut hingga luber.

Demikianlah menurut lafaz riwayat yang diketengahkan oleh Ibnu Jarir.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Hammam ibnu Munabbih yang mengatakan bahwa berikut ini adalah apa yang telah di ceritakan oleh Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Ketika Ayyub sedang mandi telanjang, berjatuhanlah kepadanya belalang-belalang emas, maka Ayyub a.s. mengambilnya dan memasukkannya ke dalam pakaiannya. Maka Tuhannya berfirman menyerunya, "Hai Ayyub, bukankah Aku telah memberimu kecukupan hingga kamu tidak memerlukan apa yang kamu saksikan itu?” Ayyub a.s. menjawab, "Memang benar, ya Tuhanku, tetapi aku masih belum merasa cukup dengan berkah dari-Mu.

Imam Bukhari mengetengahkannya secara tunggal melalui hadis Abdur Razzaq dengan sanad yang sama.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Kemudian Kami penuhi permintaannya dan Kami serukan kepadanya, "Hentakkanlah kedua kakimu di tanah, niscaya akan keluar air yang sejuk untuk kamu pakai mandi dan minum sehingga kepayahan dan rasa sakitmu hilang."