Skip to content

Al-Qur'an Surat As-Saffat Ayat 177

As-Saffat Ayat ke-177 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَاِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمْ فَسَاۤءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِيْنَ ( الصّٰۤفّٰت : ١٧٧)

fa-idhā
فَإِذَا
But when
maka apabila
nazala
نَزَلَ
it descends
(azab) turun
bisāḥatihim
بِسَاحَتِهِمْ
in their territory
di halaman mereka
fasāa
فَسَآءَ
then evil (will be)
maka amat buruk
ṣabāḥu
صَبَاحُ
(the) morning
pagi hari
l-mundharīna
ٱلْمُنذَرِينَ
(for) those who were warned
orang-orang yang diberi peringatan

Transliterasi Latin:

Fa iżā nazala bisāḥatihim fa sā`a ṣabāḥul-munżarīn (QS. 37:177)

English Sahih:

But when it descends in their territory, then evil is the morning of those who were warned. (QS. [37]As-Saffat verse 177)

Arti / Terjemahan:

Maka apabila siksaan itu turun dihalaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu. (QS. As-Saffat ayat 177)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Maka sungguh, apabila azab itu benar-benar turun di halaman atau pekarangan rumah mereka, maka sangat buruklah pagi hari tersebut bagi orang-orang yang diperingatkan itu. Mereka menyaksikan azab itu tetapi tidak mampu menyelamatkan diri dan harta mereka. Itulah hari kekalahan mereka.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Setelah orang-orang kafir itu diancam kekalahan di dunia, supaya mereka beriman, mereka diancam dengan azab akhirat. Karena keingkaran atau karena tidak percaya adanya azab akhirat itu, mereka menantang Nabi saw agar menyegerakan terjadinya azab akhirat itu waktu di dunia ini juga. Untuk menjawab tantangan itu, Allah bertanya apakah betul-betul mereka menginginkan azab akhirat itu disegerakan. Allah menyatakan bahwa bila azab akhirat itu disegerakan dan diturunkan ke halaman rumah mereka, maka malapetaka yang menimpa akan tak terkirakan. Yaitu datangnya malapetaka itu pada pagi hari, yakni di saat orang-orang yang diancam itu masih ingin menambah tidurnya menjelang matahari terbit, sehingga mereka belum siap menghadapinya.
Hebatnya malapetaka pagi hari dapat diambil contohnya dari serangan Nabi saw terhadap Khaibar di waktu subuh yang mengakibatkan jatuhnya benteng itu:
Dari Anas r.a. bahwa ia berkata, "Rasulullah pada pagi hari berada di Khaibar. Ketika mereka(Yahudi penduduk Khaibar) keluar dengan kampak dan tombak mereka, dan melihat pasukan, mereka lari dan berteriak, 'Muhammad, demi Allah, Muhammad, dan pasukannya!" Nabi berkata, 'Allah Mahaagung, Khaibar hancur. Kita bila sampai di halaman mereka, itu adalah subuh yang jelek sekali bagi orang-orang yang diancam itu." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka) maksudnya, di tengah-tengah mereka. Sehubungan dengan makna lafal As-Saahah ini Imam Al-Farra mengatakan, bahwa orang-orang Arab bila menyebutkan suatu kaum cukup hanya dengan menyebutkan halaman tempat mereka tinggal (maka amat buruklah) yakni seburuk-buruk pagi hari adalah (pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu) di dalam ungkapan ayat ini terdapat Isim Zahir yang menduduki tempatnya Isim Mudhmar.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu. (Ash Shaaffat:177)

Apabila azab diturunkan di tempat mereka, maka seburuk-buruk hari adalah hari turunnya kebinasaan dan kehancuran atas diri mereka.

As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu. (Ash Shaaffat:177) Yakni betapa buruklah pagi hari yang dialami oleh mereka.

Karena itulah disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui hadis Ismail ibnu Aliyyah, dari Abdul Aziz ibnu Suhaib, dari Anas r.a. yang menceritakan bahwa pada pagi hari Rasulullah Saw. (bersama pasukannya) berada di tanah Khaibar, ketika orang-orang Khaibar keluar (dari benteng mereka) dengan membawa cangkul dan alat pertanian mereka (menuju kebun-kebun mereka) melihat pasukan (kaum muslim) itu, maka mereka kembali masuk ke dalam bentengnya seraya berseru (kepada teman-temannya), "Muhammad, demi Tuhan, datang dengan pasukannya!" Maka Nabi Saw! bersabda:

Allah Mahabesar, hancurlah Khaibar. Sesungguhnya kami apabila menyerang halaman suatu kaum, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu.

Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini melalui hadis Malik ibnu Humaid, dari Anas.

Imam Ahmad berkata: Rauh menceritakan kepada kami, Sa’id bin Abu Arubah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, dari Abu Talhah r.a. Disebutkan bahwa pada pagi hari Rasulullah Saw. sampai di Khaibar, sedangkan penduduknya telah mengambil peralatan pertanian mereka dan berniat akan berangkat pagi itu menuju lahan dan kebun mereka. Tetapi manakala mereka melihat Nabi Saw. (bersama pasukannya), kembalilah mereka ke belakang (masuk ke dalam benteng mereka). Maka Rasulullah Saw. bersabda: Allahu Akbar, Allahu Akbar! Sesungguhnya kami apabila turun di halaman suatu kaum maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu.

Mereka tidak mengetengahkannya melalui jalur ini, tetapi predikatnya sahih dengan syarat syaikhain.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Tatakala siksa itu turun di halaman mereka yang luas, maka amat buruklah pagi yang dialami oleh orang-orang yang diberi peringatan berupa siksa itu.