Skip to content

Al-Qur'an Surat Saba' Ayat 49

Saba' Ayat ke-49 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

قُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَمَا يُبْدِئُ الْبَاطِلُ وَمَا يُعِيْدُ ( سبأ : ٤٩)

qul
قُلْ
Say
katakanlah
jāa
جَآءَ
"Has come
telah datang
l-ḥaqu
ٱلْحَقُّ
the truth
kebenaran
wamā
وَمَا
and not
dan tidak
yub'di-u
يُبْدِئُ
(can) originate
memulai
l-bāṭilu
ٱلْبَٰطِلُ
the falsehood
kebatilan
wamā
وَمَا
and not
dan tidak
yuʿīdu
يُعِيدُ
repeat"
akan kembali

Transliterasi Latin:

Qul jā`al-ḥaqqu wa mā yubdi`ul-bāṭilu wa mā yu'īd (QS. 34:49)

English Sahih:

Say, "The truth has come, and falsehood can neither begin [anything] nor repeat [it]." (QS. [34]Saba verse 49)

Arti / Terjemahan:

Katakanlah: "Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi". (QS. Saba' ayat 49)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Katakanlah, “Kebenaran, yakni Islam, telah datang dan yang batil itu, yakni kekufuran yang selama ini kamu pertahankan, pasti akan sirna. Seiring kedatangan Islam, kemusyrikan tidak akan memulai, dalam arti tidak akan tampil dalam bentuk yang baru, dan tidak pula akan mengulangi kembali dalam bentuk yang lama.” Kebenaran pasti akan menang dan kebatilan pasti akan musnah.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah selanjutnya meminta Nabi Muhammad menegaskan kepada kaum kafir itu bahwa kebenaran telah datang dan kebatilan tidak akan kembali. Maksud kebenaran di sini adalah Islam, sedangkan kebatilan adalah kekafiran.
Kebenaran apabila sudah datang maka kebatilan itu akan dihancurkannya sampai lumat, sebagaimana firman Allah:
Sebenarnya Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang batil) lenyap. Dan celaka kamu karena kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya) (al-Anbiya'/21: 18)
Dengan demikian kebatilan akan sirna bila datang kebenaran, dan kebenaran itu akan menang Firman Allah:
Dan katakanlah, "Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap." Sungguh, yang batil itu pasti lenyap. (al-Isra'/17: 81)

Kemenangan kebenaran akan membuat kebatilan tidak akan muncul lagi, baik dalam bentuk baru atau bentuk semula. Kembali dalam bentuk baru yaitu matinya kebatilan yang lama digantikan kebatilan lainnya. Kembali dalam bentuk semula, yaitu hidupnya kembali kebatilan yang sudah mati itu. Contoh kemenangan kebenaran itu adalah penguasaan kota Mekah dimana Nabi Muhammad memasuki Masjidil Haram dan menghancurleburkan berhala-berhala yang ditempatkan kaum kafir Mekah di sekeliling dan di dalam Ka'bah. Sebuah hadis menginformasikan hal itu:
Ketika Rasulullah memasuki Masjidil Haram pada hari penaklukan Mekah dan menemukan banyak berhala terpancang di sekeliling Ka'bah, beliau menusuk satu berhala di antara berhala-berhala itu dengan ujung panahnya dan membaca, "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap, sesungguhnya yang batil itu sesuatu yang pasti lenyap," dan seterusnya membaca ayat 49 ini. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Setelah pengislaman kota Mekah, suku-suku di seluruh Jazirah Arab menyatakan keislaman mereka satu demi satu. Kemudian Islam terus berkembang ke seluruh dunia, dan akan terus berjaya sampai hari kiamat. Dengan demikian, kemenangan kebenaran dan kehancuran kebatilan hanya terwujud dengan perjuangan, sebagaimana Nabi Muhammad, para sahabat, dan para pemimpin sesudah mereka berjuang. Di akhirat nanti, Islam itu pasti benar dan kekafiran itu pasti salah.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Katakanlah, "Kebenaran telah datang) yakni agama Islam (dan yang batil itu tidak akan memulai) kekafiran itu tidak akan memulai (dan tidak pula akan mengulangi") tidak akan ada bekasnya lagi.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Katakanlah, "Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi.” (Saba':49)

Yaitu telah datang perkara hak dari Allah dan syariat yang besar. Maka pastilah kebatilan itu akan pudar, surut dan menghilang. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil, lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. (Al Anbiyaa:18)

Karena itulah ketika Rasulullah Saw. memasuki Masjidil Haram pada hari jatuhnya kota Mekah, dan beliau melihat banyak berhala yang dipasang di sekeliling Ka'bah, lalu beliau mendorong sebagian dari berhala itu dengan busurnya seraya membaca firman-Nya:

Dan katakanlah, "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (Al Israa':81)

Katakanlah, "Kebenaran lelah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi.” (Saba':49)

Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai sehubungan dengan tafsir ayat ini, mereka semuanya meriwayatkannya melalui hadis As-Sauri, dari Ibnu Abu Najih, dari Mujahid, dari Abu Ma'mar alias Abdullah ibnu Sahlrah, dari Ibnu Mas'ud r.a. Makna yang dimaksud ialah kebatilan itu pasti akan lenyap, tidak akan kembali lagi, serta tidak mempunyai kepemimpinan lagi, sesudah datangnya perkara hak.

Qatadah dan As-Saddi menduga bahwa makna yang dimaksud dengan batil dalam ayat ini adalah iblis. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa iblis itu tidak dapat menciptakan satu orang pun dan tidak dapat menghidupkannya kembali, serta tidak akan mampu melakukan semuanya itu. Sekalipun artinya benar, tetapi bukan makna yang dimaksud dalam ayat ini, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Katakanlah kepada mereka, "Islam telah muncul. Dengan kemunculannya, kebatilan tak dapat lagi dijadikan sebagai sarana untuk menolak kebenaran. Sarana-sarana sebelumnya pun tak dapat lagi melakukan hal itu."