Al-Qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 123
Ali 'Imran Ayat ke-123 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْتُمْ اَذِلَّةٌ ۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ( اٰل عمران : ١٢٣)
- walaqad
- وَلَقَدْ
- And certainly
- dan sesungguhnya
- naṣarakumu
- نَصَرَكُمُ
- helped you
- telah menolong kamu
- l-lahu
- ٱللَّهُ
- Allah
- Allah
- bibadrin
- بِبَدْرٍ
- in Badr
- dengan/dalam (perang) Badar
- wa-antum
- وَأَنتُمْ
- while you (were)
- dan kalian
- adhillatun
- أَذِلَّةٌۖ
- weak
- hina/lemah
- fa-ittaqū
- فَٱتَّقُوا۟
- So fear
- maka bertakwalah
- l-laha
- ٱللَّهَ
- Allah
- Allah
- laʿallakum
- لَعَلَّكُمْ
- so that you may
- agar kalian
- tashkurūna
- تَشْكُرُونَ
- (be) grateful
- kalian bersyukur
Transliterasi Latin:
Wa laqad naṣarakumullāhu bibadriw wa antum ażillah, fattaqullāha la'allakum tasykurụn(QS. 3:123)
English Sahih:
And already had Allah given you victory at [the battle of] Badr while you were weak [i.e., few in number]. Then fear Allah; perhaps you will be grateful. (QS. [3]Ali 'Imran verse 123)
Arti / Terjemahan:
Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (QS. Ali 'Imran ayat 123)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Kejadian dalam Perang Uhud membuat sebagian orang mukmin ragu akan kepastian pertolongan Allah, oleh karena itu Allah meyakinkan mereka dan menegaskan bahwasannya sungguh, Allah telah menolong kamu dalam perang Badar yang terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun kedua Hijriah, padahal ketika itu kamu dalam keadaan lemah, karena jumlah kamu sedikit dan perlengkapan perang kamu sangat sederhana. Karena kamu meyakini datangnya pertolongan Allah, maka kamu mendapat kemenangan. Karena itu bertakwalah kepada Allah dalam segala urusan, agar dengannya kamu mensyukuri semua anugerah-Nya.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Sebagai penambah kekuatan jiwa dan ketabahan hati dalam menghadapi segala bahaya dan kesulitan, Allah mengingatkan mereka kepada perang Badar ketika mereka berada dalam keadaan lemah dan jumlah yang amat sedikit dibanding, dengan kekuatan dan jumlah musuh.
Berkat pertolongan Allah, mereka berhasil memporak-porandakan musuh hingga banyak di antara pembesar Quraisy yang jatuh menjadi korban dan banyak pula yang ditawan dan tidak sedikit harta rampasan yang diperoleh kaum Muslimin. Karena mereka ingat pada perintah Allah agar mereka bersabar dan bertakwa kepada-Nya dan dengan sabar dan takwa itu mereka akan mendapat pertolongan daripada-Nya dan akan mendapatkan kemenangan.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Sungguh, Allah telah menolong kamu di Badar) suatu tempat di antara Mekah dan Madinah (padahal kamu orang-orang yang lemah) disebabkan bilangan dan persenjataan yang sedikit (maka bertakwalah kepada Allah, supaya kamu menjadi orang-orang yang bersyukur) akan nikmat karunia-Nya
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Sungguh Allah telah menolong kalian dalam peperangan Badar.
Perang Badar terjadi pada hari Jumat, tanggal tujuh belas, bulan Ramadan, tahun kedua Hijriah. Hari itu merupakan hari pemisah antara kebenaran dan kebatilan. Pada hari itulah Allah memenangkan Islam dan para pemeluknya, membungkam kemusyrikan dan menghancurkan semua sarana dan golongannya. Padahal saat itu bilangan pasukan kaum muslim sedikit, mereka hanya terdiri atas tiga ratus tiga belas personel, dua orang di antara mereka berkuda dan tujuh puluh orang berunta, sedangkan yang lainnya adalah pasukan jalan kaki. Mereka tidak memiliki semua senjata dan perlengkapan yang diperlukan.
Pasukan musuh pada hari itu terdiri atas kurang lebih antara sembilan ratus sampai seribu personel. Semuanya memakai baju besi, bertopi baja disertai dengan senjata lengkap dan kuda-kuda yang terlatih dengan semua perhiasan yang berlebih-lebihan.
Kemudian Allah memenangkan Rasul-Nya dan menampakkan wahyu serta bala tentara yang diturunkan-Nya, dan membuat wajah Nabi serta bala tentaranya putih berseri. Allah membuat setan serta bala tentaranya terhina. Karena itulah Allah Swt. berfirman seraya menyebutkan anugerah-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin dan bala tentara-Nya yang bertakwa:
Sungguh Allah telah menolong kalian dalam peperangan Badar, padahal kalian adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah.
Yang dimaksud dengan adzillah ialah jumlah pasukan kaum muslim sedikit. Allah sengaja berbuat demikian kepada kalian agar kalian mengetahui bahwa kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah, bukan karena banyaknya pasukan dan persenjataan. Karena itu, dalam ayat yang lain disebut melalui firman-Nya:
dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kalian menjadi congkak karena banyaknya jumlah kalian, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikit pun. (At Taubah:25) sampai dengan firman-Nya: Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (At Taubah:27)
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Sammak yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Iyad Al-Asy'ari menceritakan asar berikut: Bahwa ia ikut dalam Perang Yarmuk yang saat itu kami dipimpin oleh lima orang panglima, yaitu Abu Ubaidah, Yazid ibnu Abu Sufyan, Ibnu Hasanah, dan Khalid ibnul Walid serta Iyad. Iyad yang menjadi panglima ini bukan Iyad yang menceritakan asar dari Sammak. Umar r.a. berpesan, "Apabila perang terjadi, kalian harus mengangkat Abu Ubaidah menjadi panglima (kalian)." Maka kami menulis surat kepada Abu Ubaidah yang isinya menyatakan bahwa maut sedang menggerogoti kami, dan kami minta bantuan kepadanya. Lalu Abu Ubaidah menulis surat kepada kami yang isinya menyatakan, "Sesungguhnya surat kalian telah kuterima yang isinya meminta bantuan kepadaku, dan sesungguhnya sekarang aku tunjukkan kalian kepada yang lebih kuat bantuan dan pertolongannya. Dia adalah Allah Swt., maka minta tolonglah kalian kepada-Nya. Karena sesungguhnya Muhammad Saw. pernah ditolong-Nya dalam Perang Badar, padahal bilangan pasukan beliau lebih sedikit daripada jumlah kalian sekarang. Karena itu, apabila suratku ini datang kepada kalian, maka perangilah mereka dan janganlah kalian meminta pendapat dariku lagi." Akhirnya kami berperang menghadapi orang-orang kafir, dan kami dapat memukul mereka mundur sejauh empat farsakh. Dalam perang tersebut kami memperoleh banyak harta ganimah. Kami bermusyawarah untuk pembagiannya, maka Iyad mengisyaratkan kepada kami agar kami memberi sebanyak sepuluh kepada tiap yang berkepala. Abu Ubaidah berkata, "Siapakah yang mau bertaruh denganku (dalam balapan kuda)?" Ada seorang pemuda berkata, "Aku, jika engkau tidak marah." Ternyata pemuda itu dapat menyusulnya. Aku melihat kedua kepangan rambut Abu Ubaidah awut-awutan, sedangkan Abu Ubaidah berada di belakang pemuda itu dengan mengendarai kuda Arab.
Sanad asar ini sahih. Ibnu Hibban mengetengahkannya di dalam kitab sahihnya melalui hadis Bandar, dari Gundar dengan lafaz yang semisal. Asar ini dipilih oleh Al-Hafiz Ad-Diya Al-Maqdisi di dalam kitabnya.
Badar adalah nama sebuah tempat yang terletak di antara Mekah dan Madinah, terkenal dengan sumurnya. Nama tempat (kampung) ini dikaitkan dengan nama seorang lelaki yang mula-mula menggali sumur tersebut, nama lelaki yang dimaksud adalah Badar ibnun Narain.
Asy-Sya'bi mengatakan bahwa Badar adalah nama sebuah sumur milik seorang lelaki yang dikenal dengan sebutan 'Badar'
Firman Allah Swt.:
Karena itu, bertakwalah kepada Allah, supaya kalian men-syukuri-Nya.
Yakni agar kalian dapat mengerjakan ketaatan kepada-Nya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Allah telah mengingatkan orang-orang Mukmin akan karunia kemenangan pada perang Badar(1) saat mereka sama-sama tabah. Dia menegaskan bahwa pada saat itu Dia memenangkan mereka walaupun jumlah dan persiapan mereka sedikit. Kemudian Dia meminta mereka menaati-Nya sebagai rasa syukur atas karunia ini. (1) Badar terletak di kejauhan 120 mil barat daya kota Madinah. Nabi dan para sahabat bertolak dari Madinah pada tanggal 8 Ramadan 2 H (5 Maret 624 M). Pertempuran terjadi pada tanggal 17 Ramadan atau 13 Maret dalam tahun yang sama. Tentara Islam pada saat itu berjumlah 300 orang atau lebih sedikit, sedang tentara musyrik tiga kali lipat mereka. Pada peperangan ini Allah telah menepati janji-Nya dengan memberikan kemenangan yang tidak mungkin dicapai oleh kekuatan materi. Suatu kemenangan yang membuat kata "iman" menjadi yang paling tinggi dan merupakan pembuka dari kemenangan-kemenangan selanjutnya. Wilayah kekuasaan Islam pun kemudian meluas hingga mencapai seluruh kawasan jazirah Arab dan menembus ke kawasan lainnya.