Skip to content

Al-Qur'an Surat An-Naml Ayat 48

An-Naml Ayat ke-48 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَكَانَ فِى الْمَدِيْنَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُّفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ وَلَا يُصْلِحُوْنَ ( النمل : ٤٨)

wakāna
وَكَانَ
And were
dan adalah
فِى
in
di
l-madīnati
ٱلْمَدِينَةِ
the city
kota itu
tis'ʿatu
تِسْعَةُ
nine
sembilan
rahṭin
رَهْطٍ
family heads
kaum/orang laki-laki
yuf'sidūna
يُفْسِدُونَ
they were spreading corruption
mereka membuat kerusakan
فِى
in
di
l-arḍi
ٱلْأَرْضِ
the land
muka bumi
walā
وَلَا
and not
dan mereka tidak
yuṣ'liḥūna
يُصْلِحُونَ
reforming
berbuat kebaikan

Transliterasi Latin:

Wa kāna fil-madīnati tis'atu rahṭiy yufsidụna fil-arḍi wa lā yuṣliḥụn (QS. 27:48)

English Sahih:

And there were in the city nine family heads causing corruption in the land and not amending [its affairs]. (QS. [27]An-Naml verse 48)

Arti / Terjemahan:

Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan. (QS. An-Naml ayat 48)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Kaum Šamud yang senantiasa bermaksiat. Negeri tersebut ialah al-Hijr yang terletak di selatan Madinah. Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang dari waktu ke waktu selalu berbuat kerusakan di bumi, yaitu segala macam kemaksiatan. Mereka tidak melakukan perbaikan terhadap diri mereka sendiri dengan beriman dan bertakwa

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menerangkan sebab-sebab banyak timbul kebinasaan di dalam negeri mereka karena di dalam kota Hijr itu terdapat sembilan orang yang suka berbuat kekacauan dalam masyarakat. Mereka yang sembilan orang itu adalah anak dari para bangsawan yang berkuasa di negeri itu. Segala perbuatan baik atau buruk dapat mereka lakukan dengan leluasa dan tidak seorang pun dapat menghalanginya. Perbuatan-perbuatan jahat yang mereka lakukan itu selalu dilindungi dan dibela oleh orang tua mereka yang berkuasa di negeri itu. Dengan demikian, orang yang sembilan itu menjadi sumber perbuatan buruk dan angkara murka.
Ada beberapa riwayat yang menerangkan nama-nama dari orang yang sembilan itu, seperti yang diterangkan oleh al-Gaznawi, Ibnu Ishaq, Zamakhsyari, al-Mawardi, dan sebagainya. Masing-masing mereka mengemukakan nama-nama yang berbeda. Akan tetapi, yang penting dari semuanya itu ialah bahwa kerusakan dan perbuatan dosa yang dilakukan oleh sembilan penjahat itu diketahui dan direstui oleh pembesar-pembesar negeri Samud. Karena berasal dari kaum bangsawan yang berkuasa di negeri itu, mereka mempunyai pengaruh yang amat besar kepada kaum Samud.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan adalah di kota itu) yakni kota kaum Tsamud itu (sembilan orang laki-laki) dari kalangan kaum laki-laki (yang gemar membuat kerusakan di muka bumi) dengan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat antara lain mereka merentenkan uang-uang Dirham (dan mereka tidak berbuat kebaikan) tidak pernah melakukan ketaatan.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. menceritakan kejahatan kaum Samud yang diwakili oleh para pemimpin mereka yang merupakan penggerak kaumnya ke jalan kesesatan dan kekufuran serta mendustakan Saleh. Akhirnya mendorong mereka untuk berani menyembelih unta Nabi Saleh, dan hampir saja mereka akan membunuh Nabi Saleh juga. Mereka merencanakan akan menyerang dia di rumah keluarganya di malam hari, lalu mereka membunuhnya dengan diam-diam, kemudian mereka mengatakan kepada ahli warisnya bahwa mereka tidak mengetahui kejadian tersebut dan tidak terlibat. Maka sesungguhnya keluarga Nabi Saleh akan membenarkan berita yang mereka sampaikan itu. jaahwa mereka tidak mengetahui apa-apa tentang peristiwa pembunuhan itu. Hal ini dikisahkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:

Dan adalah di kota itu terdapat sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan. (An Naml:48)

Yaitu di kota kaum Samud terdapat sembilan orang laki-laki. Sesungguhnya disebutkan hanya sembilan orang yang mewakili kaum Samud semuanya, karena mereka adalah para pemimpin dan para pembesar kaum Samud.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa merekalah yang menyembelih unta tersebut, yakni merekalah yang menyarankan agar unta itu disembelih —semoga Allah melaknat mereka— dan ternyata usulan mereka itu dilaksanakan.

As-Saddi telah meriwayatkan dari Abu Malik, dari Ibnu Abbas, bahwa nama kesembilan orang tersebut ialah Da'ma, Da'im, Harma, Harim, Da-ab, Sawab, Riyab, Mista', dan Qaddar ibnu Salif, penyembelih unta. Dialah yang melakukan penyembelihan terhadap unta Nabi Saleh dengan tangannya sendiri. Disebutkan oleh firman-Nya:

Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan menyembelihnya. (Al Qamar:29)

Dan firman Allah Swt.:

ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka. (Asy-Syams: 12)

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar ibnu Rabi'ah As-San'ani, bahwa ia pernah mendengar Ata ibnu Abu Rabah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan adalah di kota itu terdapat sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan. (An Naml:48) Bahwa kebiasaan mereka ialah mengurangi kadar mata uang dirham. Hal ini menunjukkan bahwa seakan-akan mereka biasa bermuamalah dengan mata uang dirham dan dinar seperti yang dilakukan oleh orang-orang Arab di masa silam.

Imam Malik telah meriwayatkan dari Yahya ibnu Sa'id, dari Sa'id ibnul Musayyab yang telah mengatakan bahwa mengurangi kadar mata uang emas dan perak termasuk perbuatan yang menimbulkan kerusakan di muka bumi.

Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan lain-lainnya disebutkan bahwa Rasulullah Saw. melarang memotong mata uang kaum muslim, yakni mata uang yang berlaku di kalangan mereka terkecuali karena alasan yang diperbolehkan.

Pada garis besarnya orang-orang kafir lagi pendurhaka itu mem­punyai ciri khas yaitu gemar menimbulkan kerusakan di muka bumi dengan berbagai macam cara yang mereka kuasai. Antara lain ialah melakukan perbuatan, seperti yang telah disebutkan oleh para imam di atas dan perbuatan-perbuatan lainnya yang merusak.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Ada sembilan tokoh kaum Tsamûd yang memelopori tindakan perusakan di muka bumi, melalui pendapat dan propaganda-propagandanya. Mereka tak pernah sekali pun berbuat kebajikan.