Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Mu'minun Ayat 78

Al-Mu'minun Ayat ke-78 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ ( المؤمنون : ٧٨)

wahuwa
وَهُوَ
And He
dan Dia
alladhī
ٱلَّذِىٓ
(is) the One Who
yang
ansha-a
أَنشَأَ
produced
mengadakan/menciptakan
lakumu
لَكُمُ
for you
bagi kalian
l-samʿa
ٱلسَّمْعَ
the hearing
pendengaran
wal-abṣāra
وَٱلْأَبْصَٰرَ
and the sight
dan penglihatan
wal-afidata
وَٱلْأَفْـِٔدَةَۚ
and the feeling;
dan hati
qalīlan
قَلِيلًا
little
sedikit
مَّا
(is) what
apa-apa
tashkurūna
تَشْكُرُونَ
you give thanks
kalian bersyukur

Transliterasi Latin:

Wa huwallażī ansya`a lakumus-sam'a wal-abṣāra wal-af`idah, qalīlam mā tasykurụn (QS. 23:78)

English Sahih:

And it is He who produced for you hearing and vision and hearts [i.e., intellect]; little are you grateful. (QS. [23]Al-Mu'minun verse 78)

Arti / Terjemahan:

Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS. Al-Mu'minun ayat 78)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Melanjutkan penyebutan anugerah-anugerah pada ayat-ayat sebelumnya, Allah menyatakan sebagai berikut, Wahai manusia, bagaimana kamu mengingkari dan mendurhakai Allah, sedang Dia-lah yang telah menciptakan bagimu pendengaran agar kamu mendengar kebenaran, penglihatan agar kamu mengamati tanda-tanda kebesaran Allah, dan hati nurani agar kamu dapat berpikir lalu beriman dan bersyukur kepada Allah, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. Dan Dia-lah juga yang menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan di akhirat nanti untuk menerima balasan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah mengaruniakan kepada manusia pendengaran, pengelihatan dan hati nurani. Sekiranya manusia mau memperhatikan dan memikirkan karunia Allah tersebut, niscaya dia akan mengakui betapa besarnya nikmat Allah yang amat ajaib itu, betapa teliti dan halusnya ciptaan-Nya. Telinga yang tampak amat sederhana bentuknya dapat menangkap berbagai macam suara yang berbeda-beda. Suara binatang, burung-burung, suara yang terjadi pada alam sekitar seperti suara angin yang menderu, suara petir yang mengguntur dan beraneka ragam suara yang ditimbulkan oleh peradaban manusia seperti suara kendaraan dan mesin-mesin, suara musik yang mengalun, dan suara yang merdu. Telinga dapat membedakan suara itu satu per satu sehingga manusia dapat menentukan sikap terhadap apa yang didengarnya. Mata dapat menangkap cahaya dan bentuk sesuatu, dapat membedakan berbagai macam warna, dapat melihat keindahan alam, dapat menyelidiki mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya. Kemudian hati yang dapat merasakan dan menghayati berbagai macam perasaan, meneliti setiap kejadian, dan mengambil kesimpulan darinya untuk menentukan sikap terhadapnya. Kalau manusia benar-benar mempergunakan ketiga nikmat itu sebaik-baiknya tentulah dia akan mendapat manfaat yang banyak sekali dan akhirnya mereka sampai kepada kesimpulan bahwa pemberi nikmat dan karunia itu adalah Mahaluas ilmu-Nya. Mahakuasa atas segala sesuatu, Dia patut dipuji dan disyukuri atas segala anugerah-Nya itu. Tetapi ternyata sedikit sekali manusia yang sampai kepada derajat itu. Seperti yang difirmankan Allah:
Dan sungguh, Kami telah meneguhkan kedudukan mereka (dengan kemakmuran dan kekuatan) yang belum pernah Kami berikan kepada kamu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka (selalu) mengingkari ayat-ayat Allah dan (ancaman) azab yang dahulu mereka perolok-olokkan telah mengepung mereka. (al-Ahqaf/46: 26)

Allah menjelaskan kepada Nabi Muhammad sikap kebanyakan manusia yang tidak mau bersyukur kepada-Nya, seperti tersebut dalam firman-Nya:
Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat menginginkannya. (Yusuf/12:103)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan Dialah Yang menciptakan) yang menjadikan (bagi kamu sekalian pendengaran) lafal As Sam'u maknanya Al Asmaa', dalam bentuk jamak (penglihatan dan kalbu) hati. (Amat sedikitlah) lafal Maa mengukuhkan makna yang terkandung dalam lafal Qaliilan (kalian bersyukur).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Amat sedikitlah kalian bersyukur.

Artinya alangkah sedikitnya syukur kalian kepada Allah atas semua nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada kalian. Sama pengertiannya dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain:

Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya. (Yusuf:103)

Kemudian Allah §wt. menyebutkan tentang kekuasaan-Nya Yang Maha­besar dan pengaruh-Nya Yang Mahaperkasa terhadap makhluk-Nya, bahwa Dialah yang telah menciptakan mereka dan menyebarkan mereka ke segala penjuru dunia dengan berbagai macam bangsa, bahasa, dan sifat-sifat mereka. Kemudian pada hari kiamat Dia akan menghimpunkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian dari mereka di suatu tempat yang telah dimaklumi pada hari yang tertentu. Maka tiada seorang pun dari mereka yang tertinggal, baik yang kecil maupun yang besar, baik yang laki-laki maupun perempuan, baik yang terhormat maupun yang hina, semuanya dihidupkan kembali sebagaimana penciptaan semula.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Bagaimana kalian dapat mengingkari Allah padahal Dialah yang menciptakan pendengaran agar kalian dapat mendengar kebenaran; menciptakan penglihatan agar kalian dapat memperhatikan dan mengamati alam raya dengan segala isinya; dan menciptakan pikiran agar kalian dapat mengetahui kemahaagungan- Nya, sehingga kalian beriman? Kalian benar-benar tidak mensyukuri Sang Penciptanya dengan beriman dan taat kepada-Nya, kecuali sangat sedikit.