Al-Qur'an Surat Al-Mu'minun Ayat 10
Al-Mu'minun Ayat ke-10 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْوَارِثُوْنَ ۙ ( المؤمنون : ١٠)
- ulāika
- أُو۟لَٰٓئِكَ
- Those
- mereka itu
- humu
- هُمُ
- [they]
- mereka
- l-wārithūna
- ٱلْوَٰرِثُونَ
- (are) the inheritors
- orang-orang yang mewarisi
Transliterasi Latin:
Ulā`ika humul-wāriṡụn(QS. 23:10)
English Sahih:
Those are the inheritors. (QS. [23]Al-Mu'minun verse 10)
Arti / Terjemahan:
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (QS. Al-Mu'minun ayat 10)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Demikianlah sifat-sifat orang mukmin yang akan meraih keberuntungan. Sebagai ganjarannya, mereka itulah orang yang akan mewarisi, yakni mewarisi dan memperoleh surga Firdaus. Mereka akan kekal di dalam kenikmatan dan kebahagiaan-nya.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Memelihara salat yang lima waktu. Dalam ayat ini Allah menerangkan sifat yang ketujuh, yaitu orang mukmin yang berbahagia itu selalu memelihara dan memperhatikan salat lima waktu secara sempurna, tepat waktu, dan memenuhi persyaratan dan rukun-rukun. Ayat ini tidak sama dengan ayat kedua di atas, sebab di sana disebutkan bahwa mereka khusyuk dalam salatnya, sedangkan di sini disebutkan, bahwa mereka selalu memelihara salat dengan tertib dan teratur. Kelompok ayat-ayat ini dimulai dengan menyebutkan salat dan disudahi pula dengan menyebut salat, hal ini memberi peringatan betapa pentingnya salat yang telah dijadikan tiang agama. Rasulullah pernah bersabda, "Barang siapa yang mendirikan salat sungguh ia telah mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkan salat, sungguh ia telah merobohkan agama." Berikut penjelasan hadis mengenai keutamaan salat:
Dari Abdullah bin Mas'ud berkata, saya bertanya kepada Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai Allah, Nabi menjawab, salat pada waktunya, kemudian apa? Nabi menjawab, birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua). Kemudian apa lagi? Nabi bersabda, jihad di jalan Allah. (Riwayat asy-Syaikhan)
Tersebut pula dalam sebuah hadis Nabi saw:
Dari sauban, Nabi bersabda, "Istiqamahlah kamu dan jangan menghitung-hitung. Ketahuilah bahwa perbuatanmu yang paling baik ialah salat, dan tidak ada orang yang menjaga salat melainkan orang yang beriman. (Riwayat Ahmad, al-hakim dan al-Baihaqi)
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi) bukan selain mereka.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Setelah Allah menyifati orang-orang mukmin, bahwa mereka memiliki sifat-sifat yang terpuji dan melakukan perbuatan-perbuatan yang terbaik, kemudian Allah Swt. berfirman:
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
Di dalam kitabSahihain telah disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Apabila kalian meminta surga kepada Allah, maka mintalah kepada-Nya surga Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus itu adalah surga yang tertinggi dan paling pertengahan, darinya bersumberkan semua sungai surga, dan di atasnya terdapat 'Arasy (singgasana) Tuhan Yang Maha Pemurah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sinan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada seorang pun di antara kalian melainkan mempunyai dua tempat tinggal, yaitu tempat tinggal di surga dan tempat tinggal di neraka. Jika ia mati dan ternyata masuk nereka, maka penduduk surga mewarisi tempat tinggalnya (yang ada di surga). Yang demikian itu disebutkan dalam firman-Nya,
"Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi"
Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Al-Lais, dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya:
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi.
Bahwa tiada seorang hamba (Allah) pun melainkan mempunyai dua tempat tinggal, yaitu tempat tinggal di surga dan tempat tinggal di neraka. Adapun orang mukmin, dia membangun rumahnya yang berada di dalam surga dan merobohkan rumahnya yang ada di neraka. Sedangkan orang kafir merobohkan rumahnya yang ada di dalam surga dan membangun rumahnya yang ada di neraka.
Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari.Sa'id ibnu Jubair. Orang-orang mukmin mewarisi tempat-tempat tinggal orang-orang kafir, karena pada asalnya orang-orang kafir itu diciptakan agar beribadah kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Mengingat orang-orang mukmin mengerjakan semua ibadah yang diperintahkan kepada mereka, sedangkan orang-orang kafir meninggalkan apa yang mereka diciptakan untuk mengerjakannya (yaitu beribadah kepada Allah), maka orang-orang mukmin merebut bagian orang-orang kafir seandainya mereka taat kepada Tuhannya.
Bahkan dalam keterangan yang lebih jelas lagi disebutkan di dalam Sahih Muslim melalui Abu Burdah, dari Abu Musa, dari ayahnya, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
Segolongan orang dari kalangan kaum muslim didatangkan kelak pada hari kiamat dengan membawa dosa-dosa yang sebesar-besar gunung, lalu Allah memberikan ampunan bagi mereka dan menimpakan dosa-dosa itu kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Menurut lafaz yang lain dari Imam Muslim, Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Apabila hari kiamat telah terjadi, Allah menyerahkan kepada setiap orang muslim seorang Yahudi atau seorang Nasrani, lalu Allah berfirman, "Inilah tebusanmu dari neraka.”
Kemudian Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz menyumpah Abu Burdah yang menceritakan hadis ini dengan nama Allah yang tiada Tuhan selain Dia sebanyak tiga kali sumpah, yang isinya mengatakan bahwa ayahnya benar-benar menceritakan hadis ini kepadanya dari Rasulullah Saw. maka Abu Burdah bersumpah kepadanya.
Menurut saya, makna ayat ini sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa. (Maryam:63)
Dan firman Allah Swt. yang mengatakan:
Dan itulah surga yang diwariskan kepada kalian disebabkan amal-amal yang dahulu kalian kerjakan. (Az Zukhruf:72)
Mujahid dan Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa surga dengan memakai bahasa Romawi berarti Firdaus (Paradis). Sebagian ulama Salaf mengatakan, taman tidak dinamakan Firdaus kecuali bila di dalamnya terdapat pohon anggur. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Mereka yang memiliki ciri-ciri seperti itu akan memperoleh semua kebaikan dan akan menerimanya di hari kiamat.