Skip to content

Al-Qur'an Surat Maryam Ayat 77

Maryam Ayat ke-77 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اَفَرَاَيْتَ الَّذِيْ كَفَرَ بِاٰيٰتِنَا وَقَالَ لَاُوْتَيَنَّ مَالًا وَّوَلَدًا ۗ ( مريم : ٧٧)

afara-ayta
أَفَرَءَيْتَ
Then have you seen
maka apakah kamu telah melihat
alladhī
ٱلَّذِى
he who
orang yang
kafara
كَفَرَ
disbelieved
kafir
biāyātinā
بِـَٔايَٰتِنَا
in Our Verses
kepada ayat-ayat Kami
waqāla
وَقَالَ
and said
dan ia berkata
laūtayanna
لَأُوتَيَنَّ
"Surely I will be given
sungguh aku akan diberi
mālan
مَالًا
wealth
harta
wawaladan
وَوَلَدًا
and children?"
dan anak

Transliterasi Latin:

A fa ra`aitallażī kafara bi`āyātinā wa qāla la`ụtayanna mālaw wa waladā (QS. 19:77)

English Sahih:

Then, have you seen he who disbelieved in Our verses and said, "I will surely be given wealth and children [in the next life]"? (QS. [19]Maryam verse 77)

Arti / Terjemahan:

Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan: "Pasti aku akan diberi harta dan anak". (QS. Maryam ayat 77)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Uraian tentang sikap orang yang mengingkari hari kebangkitan dilanjutkan dengan tanggapan atas keingkaran mereka. Wahai Nabi Muhammad, lalu apakah engkau telah melihat sikap dan jawaban orang yang mengingkari ayat-ayat Kami karena lebih memilih persoalan duniawi sehingga mengingkari hari kebangkitan, dan dia dengan angkuh mengatakan, “Pasti aku akan diberi harta yang banyak untuk memenuhi semua keperluan dan anak yang aku banggakan dan akan menolongku dari semua persoalan.”

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya memperhatikan bagaimana sombong dan angkuhnya orang kafir itu yang berani mengatakan bahwa di akhirat nanti mereka akan dianugerahi harta dan anak yang banyak. Meskipun ucapan itu seakan-akan menunjukkan bahwa mereka mempercayai hari kebangkitan tetapi sebenarnya mereka tidak percaya sama sekali akan adanya hari kebangkitan. Ucapan seperti itu hanya sebagai cemoohan dan olok-olok terhadap kepercayaan orang mukmin dengan pengertian bahwa jika benar-benar Khabab bin Arat percaya akan hari kebangkitan biarlah utangnya itu dibayar pada hari kebangkitan. Sekarang dia tidak mau membayarnya karena Khabbab beriman dengan Muhammad. Cemoohan itu ditambah lagi dengan mengatakan bahwa dia akan kaya dan banyak anak nanti di akhirat. Alangkah beraninya dia mengada-adakan sesuau yang tidak diketahuinya sama sekali, sedang dia sendiri mengingkari hal-hal yang gaib.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami) maksudnya 'Ashi bin Wa'il (dan ia mengatakan,) kepada Khabbab bin Art yang mengatakan kepadanya, bahwa engkau kelak akan dibangkitkan hidup kembali sesudah mati. Pada saat itu Khabbab sedang menagih utang kepadanya ("Pasti aku akan diberi) seandainya aku dibangkitkan hidup kembali (harta dan anak") maka pada saat itu aku akan membayar utangku kepadamu. Allah berfirman menyanggahnya:

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Muslim, dari Masruq, dari Khabbab ibnul Art yang mengatakan bahwa ia adalah seorang pandai besi, dan ia mengutangkan sesuatu kepada Al-As ibnu Wa-il. Lalu ia datang untuk menagihnya, tetapi Al-As berkata, "Demi Tuhan, aku tidak akan membayarmu sebelum kamu kafir kepada Muhammad." Maka Khabbab berkata,"Tidak, demi Allah, aku tidak akan kafir kepada Muhammad sampai kamu mati pun, kemudian kamu dibangkitkan." Al-As ibnu Wa-il mengatakan, "Kalau demikian, biarlah saya mati, lalu saya dibangkitkan dan kamu datang kepadaku, karena saat itu aku mempunyai harta dan anak, dan aku akan membayarmu." Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:

...Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan, "Pasti aku akan diberi harta dan anak."
Sampai dengan firman-Nya:
...dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri.

Imam Bukhari dan Imam Muslim serta lain-lainnya mengetengahkan hadis ini melalui berbagai jalur dari Al-A'masy dengan sanad yang sama.

Menurut lafaz hadis yang ada pada Imam Bukhari, ia adalah seorang pandai besi di Mekkah. Lalu ia membuat sebilah pedang pesanan Al-As ibnu Wa-il. Setelah selesai, ia datang untuk menagihnya, hingga akhir hadis. Di dalamnya disebutkan firman Allah Swt.:

...atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami As-Sauri, dari Al-A'masy, dari Abud-Duha, dari Masruq yang mengatakan, Khabbab ibnul Art pernah mengatakan bahwa ia dahulu adalah seorang pandai besi di Mekah. Ia mengerjakan sesuatu milik Al-As ibnu Wa-il. Setelah pekerjaan selesai dan ongkosnya masih kurang sejumlah banyak uang dirham, maka ia datang untuk menagihnya. Tetapi Al-As ibnu Wa-il mengatakan kepadanya, "Aku tidak mau membayarmu sebelum kamu mau kafir kepada Muhammad." Maka ia menjawab, "Aku tidak akan kafir kepada Muhammad sampai kamu mati pun, lalu dibangkitkan kembali." Al-As ibnu Wa-il berkata, "Apabila aku dibangkitkan lagi, aku pasti beroleh harta dan anak." Khabbab ibnul Art menceritakan hal itu kepada Rasulullah Saw. Maka Allah menurunkan firman-Nya:

Maka apakah kamu telah melihat orang kafir kepada ayat-ayat Kami., hingga beberapa ayat berikutnya.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa sesungguhnya ada sejumlah sahabat Rasulullah Saw. yang menagih utang kepada Al-As ibnu Wa-il As-Sahmi. Mereka datang kepadanya untuk menagihnya, maka Al-As berkata, "Bukankah kalian percaya bahwa di dalam surga terdapat emas dan perak, kain sutra, dan segala macam buah-buahan?" Mereka menjawab, "Memang benar." Al-As berkata, "Maka sesungguhnya janji untuk membayar kalian nanti di akhirat. Demi Tuhan, aku benar-benar akan diberi harta dan anak, dan aku benar-benar akan diberi seperti kitab yang ada pada kalian." Maka Allah menjawabnya melalui firman-Nya: Maka apakah kamu telah melihat orang kafir kepada ayat-ayat Kami. (Maryam:77) sampai dengan firman-Nya: dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri. (Maryam:80)

Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid dan Qatadah serta lain-lainnya, bahwa sesungguhnya ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al-As ibnu Wa-il.

Firman Allah Swt.:

Pasti aku akan diberi harta dan anak.

Menurut pendapat yang lain, wuldan adalah bentuk jamak, sedangkan kalau dibaca waladun adalah bentuk tunggal, hal ini menurut dialek Bani Qais.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Hendaknya kamu merasa heran, wahai Muhammad, terhadap orang kafir yang mengingkari ayat-ayat Allah dan tertipu oleh kehidupan dunia, sehingga mengingkari hari kebangkitan dan, dengan nada mengolok-olok, berkata, "Sesungguhnya di akhirat yang kalian yakini keberadaannya, Allah akan memberikan kepadaku harta dan anak yang dapat aku banggakan di sana." Ia mengira bahwa akhirat itu seperti dunia. Ia lupa bahwa akhirat merupakan tempat pembalasan bagi kebaikan dan kejahatan. Sesungguhnya kemuliaan di akhirat hanya dapat diperoleh dengan amal saleh.

Asbabun Nuzul
Surat Maryam Ayat 77

Diriwayatkan oleh asy-Syaikhaan (al-Bukhari dan Muslim) dan lain-lain yang bersumber dari Kabbab bin al-Arat bahwa Kabbab bin al Arat datang kepada al-Ashi bin Wa-il as-Sahmi untuk menagih haknya, akan tetapi dijawab: "Aku tidak akan memberikan kepadamu sebelum engkau kufur kepada Muhammad." Khabbab menjawab: "Apakah engkau tidak akan memberikannya sampai engkau mati dan dibangkitkan kembali?" Ia berkata: "Apakah aku akan mati dan dibangkitkan kembali?" Khabbab menjawab: "Benar." Ia berkata: "Kalau demikian, aku akan membayarnya kelak di sana, karena di sana aku akan mempunyai harta dan anak." Ayat ini (Maryam: 77) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.