Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Hijr Ayat 82

Al-Hijr Ayat ke-82 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَكَانُوْا يَنْحِتُوْنَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا اٰمِنِيْنَ ( الحجر : ٨٢)

wakānū
وَكَانُوا۟
And they used (to)
dan adalah mereka
yanḥitūna
يَنْحِتُونَ
carve
mereka memahat
mina
مِنَ
from
dari
l-jibāli
ٱلْجِبَالِ
the mountains
gunung-gunung
buyūtan
بُيُوتًا
houses
rumah-rumah
āminīna
ءَامِنِينَ
secure
aman

Transliterasi Latin:

Wa kānụ yan-ḥitụna minal-jibāli buyụtan āminīn (QS. 15:82)

English Sahih:

And they used to carve from the mountains, houses, feeling secure. (QS. [15]Al-Hijr verse 82)

Arti / Terjemahan:

Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman. (QS. Al-Hijr ayat 82)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan mereka, yakni kaum Samud, memahat gunung-gunung batu untuk dijadikan rumah-rumah yang kokoh sebagai tempat tinggal. Rumahrumah itu mereka diami dengan rasa aman dari segala gangguan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Kaum Samud adalah kaum yang kuat dan perkasa tubuhnya. Mereka memahat gunung-gunung batu untuk dijadikan rumah-rumah mereka, sehingga kota mereka dinamakan "kota al-hijr" yang berarti kota pegunungan batu. Karena kemungkaran, Allah menimpakan kepada mereka azab berupa suara keras yang mengguntur dan menghancurkan mereka semuanya. Azab keras itu datang di waktu pagi pada hari keempat dari hari yang ditetapkan Saleh bagi mereka untuk berpikir. Tetapi mereka tidak mengindahkannya, sehingga mereka terkubur di dalam rumah-rumah mereka yang berupa gua-gua yang dipahat pada gunung-gunung batu itu. Keadaan mereka ini diterangkan Allah dalam firman-Nya yang lain:

Kemudian suara yang mengguntur menimpa orang-orang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, kaum Samud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, binasalah kaum Samud. (Hud/11: 67-68)
Kaum Samud tidak dapat menghindarkan diri dari azab Allah sedikit pun. Tidak ada faedah keperkasaan tubuh mereka, kemampuan mereka memahat gunung untuk dijadikan rumah yang seakan-akan merupakan benteng yang kokoh, serta harta dan jumlah mereka yang banyak. Semua hancur lebur bersama mereka, seakan-akan negeri itu tidak pernah dihuni manusia.
Tentang kedahsyatan azab yang dialami kaum Samud, tergambar dalam hadis Nabi saw:
Dari Ibnu Umar r.a. bahwasanya Nabi saw telah lewat di kota Hijr dalam perjalanan beliau menuju perang Tabuk, lalu beliau menundukkan kepalanya dan mempercepat perjalanannya seraya berkata kepada para sahabatnya, "Janganlah kamu memasuki rumah-rumah kaum yang diazab (kaum Samud), kecuali kamu akan menangis. Jika kamu tidak menangis, maka hendaklah seakan-akan menangis karena kamu takut akan ditimpa azab nanti sebagaimana mereka telah ditimpa azab dahulu." (Riwayat al-Bukhari)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu yang didiami dengan aman.)

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. menyebutkan dalam firman-Nya:

Dan adapun kaum Samud, maka mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu. (Al Fushilat:17)

Dan Allah Swt. menyebutkan perihal mereka melalui firman-Nya:

dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman. (Al Hijr:82)

Artinya, mereka membuat rumah-rumahnya di dalam gunung-gunung batu dengan memahatnya, padahal mereka tidak dalam ketakutan dan tidak memerlukan itu, melainkan mereka lakukan hal itu atas dorongan keangkuhan, kecongkakan serta kejahatan mereka.

Hal tersebut masih dapat terlihat dari bekas-bekas peninggalan mereka di Lembah Al-Hijr, yang Nabi Saw. pernah melewatinya di saat beliau pergi ke Medan Tabuk. Di saat melewatinya Nabi Saw. menundukkan kepalanya dan memacu kendaraannya dengan cepat serta bersabda kepada para sahabatnya:

Janganlah kalian memasuki tempat tinggal kaum yang telah diazab melainkan kalian dalam keadaan menangis. Jika kalian tidak dapat menangis sungguhan, maka berpura-pura menangislah kalian, karena dikhawatirkan kalian akan tertimpa apa yang telah menimpa mereka.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Dulu mereka adalah bangsa yang mempunyai kekuatan dan kebudayaan. Mereka membuat rumah dengan cara memahat gunung-gunung hingga mendapat rasa aman terhadap diri dan harta mereka.