Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Hijr Ayat 56

Al-Hijr Ayat ke-56 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖٓ اِلَّا الضَّاۤلُّوْنَ ( الحجر : ٥٦)

qāla
قَالَ
He said
(Ibrahim) berkata
waman
وَمَن
"And who
dan siapa/orang
yaqnaṭu
يَقْنَطُ
despairs
ia berputus asa
min
مِن
of
dari
raḥmati
رَّحْمَةِ
(the) Mercy
rahmat
rabbihi
رَبِّهِۦٓ
(of) his Lord
Tuhannya
illā
إِلَّا
except
kecuali
l-ḍālūna
ٱلضَّآلُّونَ
those who are astray
orang-orang yang sesat

Transliterasi Latin:

Qāla wa may yaqnaṭu mir raḥmati rabbihī illaḍ-ḍāllụn (QS. 15:56)

English Sahih:

He said, "And who despairs of the mercy of his Lord except for those astray?" (QS. [15]Al-Hijr verse 56)

Arti / Terjemahan:

Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat". (QS. Al-Hijr ayat 56)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dia (Ibrahim) berkata menanggapi pernyataan tamunya, "Ketahuilah, tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat dan karunia Tuhannya kecuali orang yang sesat. Mereka adalah orang-orang yang menyimpang dari jalan Tuhan atau tidak menemukan jalan yang benar, dan tidak mengetahui kekuasaan Allah. Aku bukanlah orang yang demikian, karena itu aku tidak pernah berputus asa dari rahmat-Nya."

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Melihat Ibrahim merasa takut, maka para tamu itu mengatakan kepadanya, agar tidak takut karena maksud kedatangan mereka ialah untuk menyampaikan kabar gembira dari Allah, bahwa ia akan dianugerahi seorang anak laki-laki yang saleh. Dalam firman Allah yang lain disebutkan bahwa anak yang akan dianugerahkan itu akan mempunyai kedudukan yang penting di kemudian hari.
Allah berfirman:

Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. (as-shaffat/37: 112)

Ibrahim merasa heran atas berita gembira yang disampaikan para malaikat itu. Dia hampir saja tidak mempercayainya, apalagi berita itu disampaikan oleh orang yang belum dikenalnya dan ketika itu Ibrahim dan istrinya Sarah telah berusia lanjut. Menurut kebiasaan, orang yang sudah berusia lanjut tidak mungkin lagi mempunyai anak. Sudah tentu berita itu dianggapnya aneh, apalagi istrinya juga seorang yang mandul.
Tamu-tamu Ibrahim itu menegaskan bahwa berita yang disampaikan mereka itu adalah berita yang benar, sebab kelahiran seorang putra yang diinginkan itu termasuk nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya. Allah kuasa melimpahkan nikmat itu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dia juga kuasa untuk mengadakan atau menciptakan sesuatu yang menyimpang dari sunnah-Nya sendiri.
Setelah mendengar keterangan para malaikat itu, timbullah keyakinan pada diri Ibrahim bahwa tamu yang aneh itu bukanlah sembarang tamu. Mereka adalah malaikat-malaikat Allah yang diutus kepadanya untuk menyampaikan berita gembira. Karena keyakinan itulah Ibrahim segera menjawab perkataan mereka bahwa tidak ada orang yang putus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang sesat. Dalam hadis Nabi saw diterangkan betapa banyak dan luasnya nikmat Allah:
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah swt telah menciptakan rahmat, ketika itu Dia menciptakan seratus rahmat, maka ditahan-Nya sembilan puluh sembilan rahmat, dan melepaskan satu rahmat kepada makhluk-Nya seluruh-Nya. Kalau orang kafir mengetahui semua rahmat yang ada pada sisi Allah, niscaya mereka tidak putus asa dari rahmat itu, dan kalau orang mukmin mengetahui semua macam azab yang ada pada Allah swt, niscaya mereka tidak merasa aman dari api neraka." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Dalam hal ini, Ibrahim a.s. sebagai nabi dan rasul Allah pasti mengetahui betapa banyaknya rahmat yang ada pada sisi Allah. Oleh karena itu, beliau yakin akan kebenaran yang disampaikan para malaikat itu.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Ibrahim berkata, "Tiada) tidak ada (orang orang berputus asa) dapat dibaca yaqnithu dan yaqnathu (dari rahmat Rabbnya melainkan orang-orang yang sesat.") yakni orang-orang kafir.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Ibrâhîm menjawab, 'Aku tidak akan pernah putus asa dari kasih sayang Allah. Sebab, hanya orang-orang sesat yang tidak mengerti keagungan kekuasaan-Nyalah yang berputus asa dari rahmat-Nya. '