Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Hijr Ayat 2

Al-Hijr Ayat ke-2 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ كَانُوْا مُسْلِمِيْنَ ( الحجر : ٢)

rubamā
رُّبَمَا
Perhaps
kadang-kadang
yawaddu
يَوَدُّ
will wish
menginginkan
alladhīna
ٱلَّذِينَ
those who
orang-orang yang
kafarū
كَفَرُوا۟
disbelieved
kafir/ingkar
law
لَوْ
if
seandainya
kānū
كَانُوا۟
they had been
adalah mereka
mus'limīna
مُسْلِمِينَ
Muslims
orang-orang muslim

Transliterasi Latin:

Rubamā yawaddullażīna kafarụ lau kānụ muslimīn (QS. 15:2)

English Sahih:

Perhaps those who disbelieve will wish that they had been Muslims. (QS. [15]Al-Hijr verse 2)

Arti / Terjemahan:

Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. (QS. Al-Hijr ayat 2)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Orang kafir itu suatu saat nanti setelah berada di akhirat kelak kadang-kadang menginginkan sekiranya mereka dahulu ketika di dunia menjadi orang muslim.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini merupakan peringatan Allah swt kepada orang-orang kafir dengan menerangkan kepada mereka bahwa di akhirat nanti di saat mereka merasakan beratnya siksa neraka, mereka menyesal atas perbuatan dan tindakan mengingkari Tuhan yang Mahakuasa selama hidup di dunia. Seandainya mereka mengikuti seruan rasul, melaksanakan perintah-perintah Allah, meninggalkan larangan-larangan-Nya, dan beribadah dengan tunduk dan patuh kepada-Nya, tentulah mereka tidak akan diazab seperti yang mereka alami pada hari itu. Seandainya mereka berbuat sebaliknya, tentulah mereka akan dimasukkan Allah ke dalam surga yang penuh kenikmatan seperti yang dialami oleh orang-orang muslim pada saat itu. Akan tetapi pada waktu itu, semua penyesalan mereka tidak ada lagi gunanya. Allah swt telah menetapkan keputusan-Nya yang tidak dapat diubah lagi, kecuali jika kekuasaan-Nya menghendaki yang lain.
Dalam suatu hadis diterangkan saat-saat penyesalan mereka itu:
Dari Abu Musa semoga Allah meridainya, ia berkata, "Rasulullah Berkata saw, "Apabila telah berkumpul penghuni neraka dan beserta mereka ada orang yang dikehendaki Allah dari ahli kiblat (orang yang mukmin), orang kafir berkata kepada orang-orang Islam, "Bukankah kamu sekalian dahulu orang-orang Islam." Orang Islam berkata, "Benar." Mereka berkata, "Tidaklah berfaedah bagimu agama Islam yang kamu anut dahulu, sehingga kamu dikumpulkan bersama kami di neraka ini?" Orang-orang Islam berkata, "Kami telah mengerjakan perbuatan dosa, maka kami diazab karenanya." Maka Allah swt mendengar pembicaraan mereka, lalu memerintahkan orang-orang Islam yang berada di dalam neraka itu untuk dikeluarkan. Tatkala orang-orang kafir yang tinggal melihat yang demikian, mereka berkata, "Wahai seandainya kami dahulu orang muslim, tentu kami akan dikeluarkan pula dari neraka, sebagaimana mereka dikeluarkan." Abu Musa Berkata, "Kemudian Rasulullah saw mengucap-kan, "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk." Dan selanjutnya beliau membaca ayat ini." (Riwayat ath-thabrani)

Firman Allah swt yang senada dengan ayat ini ialah:
Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, "Seandainya kami dikembalikan (ke dunia) tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman." (al-An'am/6: 27)

Sebagaimana disebut dalam al-Maragi, Az-Zajjaj mengatakan, "Sesungguhnya orang kafir, tatkala melihat keadaan azab neraka dan melihat keadaan orang Islam di surga, mereka berangan-angan, seandainya dahulu waktu di dunia mereka adalah orang-orang muslim."
Demikianlah Allah melukiskan watak manusia yang ingkar kepada Allah. Mereka hanya ingat kepada Allah sewaktu bahaya dan azab menimpa mereka, tetapi bila bahaya dan azab itu telah tiada, mereka kembali ingkar kepada Allah penolong dan pencipta mereka. Hal yang seperti itu terjadi pula pada orang-orang kafir yang berangan-angan kembali hidup di dunia untuk beribadah dan mereka berjanji seandainya angan-angan mereka itu dikabulkan, mereka akan beriman dengan sungguh-sungguh tidak akan ingkar lagi seperti dahulu. Seandainya manusia itu benar-benar mau beriman, telah cukup petunjuk-petunjuk Allah swt yang disampaikan oleh para nabi dan rasul-Nya, tetapi kebanyakan manusia terpengaruh oleh kesenangan hidup duniawi yang sifatnya sementara. Mereka lebih meng-hambakan diri kepada setan yang terkutuk daripada menghambakan diri kepada Allah, Tuhan penciptanya. Telah cukup banyak kesempatan untuk bertobat yang diberikan Allah sewaktu di dunia kepada mereka, tetapi mereka mengabaikan kesempatan itu. Setelah mereka di akhirat, kesempatan itu tidak akan diberikan lagi. Bagi mereka telah berlaku ketentuan Allah yang akan mengazab setiap orang yang ingkar kepada-Nya.
Ayat ini merupakan peringatan keras bagi orang-orang musyrik Arab khususnya, dan orang-orang kafir pada umumnya, terutama mereka yang menghalangi tersiarnya agama Allah di muka bumi. Bagi Nabi saw dan para sahabat, ayat ini merupakan kabar gembira. Pada saat turunnya ayat ini, orang kafir menghalangi dengan keras terlaksananya dakwah Islam yang sedang dilakukan Nabi saw dan para sahabat, bahkan kaum musyrik Mekah telah sampai pada tingkat melakukan tindakan penganiayaan disertai dengan ancaman yang keras kepada pengikut Nabi Muhammad, sehingga Nabi dan para sahabat hampir putus asa dan khawatir, seandainya tugas yang dipikulkan Allah tidak dapat terlaksana dengan baik. Turunnya ayat ini menimbulkan rasa optimis. Ketabahan, dan kesabaran mereka bertambah dalam menyiarkan agama Allah karena mereka betul-betul percaya agama Islam pasti berkembang dan kemenangan paling hakiki ialah kemenangan yang akan diperoleh di akhirat nanti.
Dari ayat ini dan hadis di atas dapat dipahami bahwa pahala atau siksa yang akan diterima oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir adalah setimpal dan sesuai dengan perbuatan yang pernah mereka lakukan sewaktu di dunia.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Sering kali) dapat dibaca rubbamaa dan rubamaa (berkeinginan) mengharapkan (orang-orang yang kafir itu) kelak di hari kiamat, yaitu sewaktu diperlihatkan kepada mereka keadaan diri mereka dan keadaan kaum Muslimin (seandainya mereka menjadi orang-orang muslim) lafal rubba menunjukkan makna littaktsir/sering, karena sesungguhnya mereka sering kali mengharapkan hal tersebut. Akan tetapi menurut pendapat lain menunjukkan makna littaqlil, artinya sedikit, karena sesungguhnya kengerian-kengerian pemandangan di hari kiamat membuat mereka terkejut dengan sangat, sehingga mereka tidak sadar untuk berharap seperti itu melainkan hanya dalam masa yang sedikit.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) meng­inginkan., hingga akhir ayat.

Ayat ini menceritakan tentang orang-orang kafir, bahwa di akhirat kelak mereka akan menyesali kekafiran mereka selama di dunia, dan mereka hanya bisa berharap seandainya saja mereka menjadi orang-orang muslim ketika di dunia.

As-Saddi di dalam kitab tafsirnya telah menukil sebuah asar berikut sanadnya yang berpredikat masyhur dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud serta sahabat-sahabat lainnya, bahwa orang-orang kafir Quraisy —saat mereka akan dimasukkan ke dalam neraka— berharap seandainya saja mereka dahulu menjadi orang-orang muslim.

Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud ialah setiap orang kafir di saat menghadapi kematiannya menginginkan seandainya saja dia menjadi orang mukmin sebelumnya.

Menurut pendapat yang lainnya, ayat ini menceritakan perihal hari kiamat, sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-­Nya:

Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadap­kan ke neraka, lalu mereka berkata, "Kiranya kami dikembali­kan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman, " (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). (Al An'am:27)

Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Salamah ibnu Kahil, dari Abuz Zahiriyah, dari Abdullah (Ibnu Mas'ud) sehubungan dengan makna firman Allah Swt.:

Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) meng­inginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.
Bahwa ayat ini menceritakan perihal orang-orang yang menghuni neraka Jahanam ketika melihat teman-teman mereka dikeluarkan dari neraka.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Muslim, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Farwah Al-Abdi, bahwa Ibnu Abbas dan Anas ibnu Malik menakwilkan ayat ini, yaitu firman-Nya:

Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) meng­inginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.
dengan pengertian berikut: Ayat ini menceritakan hari (ketika itu) Allah memasukkan orang-orang yang berdosa dari kalangan kaum muslim ke dalam neraka bersama orang-orang musyrik. Kemudian orang-orang musyrik berkata kepada mereka, "Tiada manfaatnya bagi kalian penyembahan kalian (kepada Allah) ketika di dunia." Maka Allah murka kepada orang-orang musyrik, lalu berkat kemurahan dari-Nya, Dia mengeluarkan orang-orang muslim dari neraka. Yang demikian itu disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami As-Sauri, dari Hammad, dari Ibrahim dan dari Khasifi dari Mujahid, keduanya mengatakan bahwa penghuni tetap neraka berkata kepada ahli tauhid yang berada di dalam neraka, "Tiada manfaatnya bagi kalian iman kalian." Manakala mereka mengatakan demikian, Allah berfirman, "Keluarkanlah semua orang yang di dalam kalbunya terdapat iman sebesar biji sawi!" Perawi mengatakan bahwa yang demikian itulah apa yang disebutkan oleh firman Allah Swt.:

Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) meng­inginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.

Masalah ini disebutkan pula dalam banyak hadis marfu’ seperti penjelasan berikut.

Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan:

telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Abbas (yaitu Al-Akhram), telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Mansur At-Tusi, telah menceritakan kepada kami Saleh ibnu Ishaq Al-Jahbaz dan Ibnu Ulayyah Yahya ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ma'ruf ibnu Wasil, dari Ya'qub ibnu Nabatah, dari Abdur Rahman Al-Agar, dari Anas ibnu Malik r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya ada sebagian orang dari kalangan orang-orang yang mengucapkan, "Tidak ada Tuhan selain Allah, " masuk ke dalam neraka karena dosa-dosa mereka. Maka berkatalah kepada mereka para penyembah Lata dan 'Uzza (orang-orang musyrik), "Tiada manfaatnya bagi kalian ucapan kalian, 'Tidak ada Tuhan selain Allah, ' sedangkan kalian sekarang berada di dalam neraka bersama-sama kami.” Maka Allah murka terhadap mereka, lalu Allah mengeluarkan ahli tauhid yang berdosa itu (dari neraka) dan melemparkan mereka ke dalam sungai kehidupan, maka mereka menjadi bersih dari kehangusannya, sebagaimana bersihnya rembulan setelah gerhana. Lalu mereka dimasukkan ke dalam surga, dan mereka di dalam surga dijuluki dengan sebutan golongan Jahannamiyyun. Lalu ada seorang lelaki berkata kepada sahabat Anas, "Hai Anas, apakah benar kamu mendengar hadis ini dari Rasulullah Saw.?" Sahabat Anas menjawab bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Barang siapa yang mendustakan aku dengan sengaja, maka hendaklah ia bersiap-siap untuk menduduki tempatnya di neraka.”Ya, saya mendengarnya langsung dari Rasulullah Saw. saat beliau mengatakan hadis ini."

Kemudian Imam Tabrani mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Al-Jahbaz secara munfarid.

Hadis kedua:

Imam Tabrani mengatakan:

telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad ibnu Hambal, telah menceritakan kepada kami Abusy Sya'sa Ali ibnu Hasan Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Khalid ibnu Nafi' Al-Asy'ari, dari Sa'id ibnu Abu Burdah, dari ayahnya, dari Abu Musa r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila ahli neraka telah berkumpul di dalam neraka yang antara lain termasuk ahli kiblat yang dikehendaki oleh Allah (masuk neraka), maka orang-orang kafir berkata kepada orang-orang muslim, "Bukankah kalian orang-orang muslim?” Orang-orang muslim menjawab, "Benar, kami orang muslim.” Mereka berkata, "Tiada manfaatnya Islam bagi kalian, sedangkan kalian menjadi orang-orang yang dimasukkan ke dalam neraka bersama-sama kami.” Orang-orang muslim menjawab, "Dahulu kami banyak melakukan dosa, maka kami dihukum karenanya.” Allah mendengar apa yang dikatakan oleh mereka, maka Dia memerintahkan agar orang-orang yang ada di dalam neraka dari kalangan ahli kiblat dikeluarkan. Ketika orang-orang kafir yang masih tetap di dalam neraka melihat hal tersebut, maka mereka berkata, "Sekiranya kami dahulu menjadi orang-orang muslim, tentulah kami akan dikeluarkan (dari neraka) sebagaimana mereka dikeluarkan.” Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu Rasulullah Saw. membacakan firman Allah yang dimulainya dengan bacaan, "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk." Alif, Lam, Ra. (Surat) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Al-Kitab (yang sempurna), yaitu (ayat-ayat) Al-Our'an yang memberi penjelasan.

Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.

Ibnu Abu Hatim meriwayatkan hadis ini melalui Khalid ibnu Nafi' dengan sanad yang sama, tetapi di dalamnya disebutkan "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang" sebagai ganti dari isti’azah.

Hadis yang ketiga:

Imam Tabrani telah mengatakan pula:

telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Rahawaih, yang telah mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Abu Usamah, "Apakah pernah Abu Rauq yang nama aslinya Atiyyah ibnul Haris menceritakan kepadamu bahwa telah menceritakan kepadanya Saleh ibnu Abu Syarif yang telah mengatakan bahwa dia pernah bertanya kepada Abu Sa'id Al-Khudri, 'Pernahkah engkau mendengar dari Rasulullah Saw. tafsir firman Allah Swt. berikut', yaitu:

Orang-orang yang kafir itu sering kali {nanti di akhirat) meng­inginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.
Abu Sa'id menjawab, 'Ya, saya pernah mendengar beliau bersabda', yakni: Allah mengeluarkan sejumlah manusia dari kalangan kaum mukmin dari nereka sesudah mereka menerima kemurkaan dari-Nya. Dan beliau Saw. bersabda pula: Setelah Allah memasukkan mereka (orang-orang mukmin yang durhaka) bersama dengan orang-orang musyrik ke dalam neraka., maka orang-orang musyrik bertanya kepada mereka, "Kamu mengira bahwa kamu adalah kekasih-kekasih Allah ketika di dunia, lalu mengapa kamu bisa dimasukkan ke dalam neraka bersama-sama dengan kami?” Maka apabila Allah mendengar ucapan tersebut dari orang-orang musyrik, lalu Allah memberi izin untuk diberikan syafaat kepada mereka (orang-orang mukmin yang durhaka itu). Lalu para malaikat, para nabi, dan orang-orang mukmin yang bersih memberi syafaat kepada mereka, hingga mereka dikeluarkan dari neraka dengan seizin Allah. Dan apabila orang-orang musyrik melihat hal tersebut, berkatalah mereka, "Aduhai, sekiranya kami dahulu seperti mereka, tentulah kami pun akan beroleh syafaat pula dan dikeluarkan dari neraka ini bersama-sama dengan mereka.”

Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa yang demikian itulah yang dimaksud oleh firman Allah Swt.:

Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) meng­inginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.
Maka orang-orang mukmin durhaka yang terbelakang masuk surganya itu diberi nama kaum Jahannamiyyin karena wajah mereka masih kelihatan menghitam. Lalu mereka berkata, "Ya Tuhanku, lenyapkanlah julukan ini dari kami." Maka Allah memerintahkan kepada mereka untuk mandi, lalu mereka mandi di sungai surga, setelah itu lenyaplah julukan itu dari mereka (karena muka mereka tidak hitam lagi).

Lalu Abu Usamah mengakui pernah mendengar hadis itu, dan menjawab Ishaq ibnu Rahawaih dengan kata-kata mengiakan.

Hadis keempat.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Al-Abbas ibnul Walid Al-Bursi, telah menceritakan kepada kami Miskin Abu Fatimah, telah menceritakan kepadaku Al-Yaman ibnu Yazid, dari Muhammad ibnu Jubair, dari Muhammad ibnu Ali, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Di antara ahli neraka ada yang dibakar oleh api neraka sampai batas lututnya, di antara mereka ada yang dibakar api neraka sampai batas pinggangnya, di antara mereka ada yang dibakar api neraka sampai batas lehernya, masing-masing orang disesuaikan dengan kadar dosa dan amal perbuatannya. Di antara mereka ada yang tinggal di dalam neraka selama satu bulan, kemudian dikeluarkan darinya. Di antara mereka ada yang tinggal di dalamnya selama satu tahun, kemudian dikeluarkan darinya. Dan orang yang paling lama menghuni neraka adalah seusia dunia sejak dunia diciptakan hingga kiamat. Apabila Allah hendak mengeluarkan mereka dari neraka, berkatalah orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan para penghuni neraka dari kalangan agama lain dan para penyembah berhala kepada penghuni neraka dari kalangan ahli tauhid, "Kalian telah beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya, tetapi kami dan kalian sekarang sama saja berada di dalam neraka.” Maka Allah murka dengan kemurkaan yang tidak pernah dialami-Nya sebelum itu karena sesuatu hal, lalu Allah menge­luarkan ahli tauhid (dan melemparkan mereka) ke dalam mata air di dalam surga. Hal ini disebutkan oleh firman Allah,

..."Orang-orang yang kafir itu (nanti di akhirat) menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim "

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah, saat melihat siksaan di hari kiamat, banyak berangan- angan: alangkah senangnya bila dulu, di dunia, mereka memeluk Islam dan ikhlas beragama kepada Allah.