Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syarh Ayat 6

Asy-Syarh Ayat ke-6 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ ( الشرح : ٦)

inna
إِنَّ
Indeed
sesungguhnya
maʿa
مَعَ
with
beserta
l-ʿus'ri
ٱلْعُسْرِ
the hardship
kesulitan
yus'ran
يُسْرًا
(is) ease
kemudahan

Transliterasi Latin:

Inna ma'al-'usri yusrā (QS. 94:6)

English Sahih:

Indeed, with hardship [will be] ease. (QS. [94]Ash-Sharh verse 6)

Arti / Terjemahan:

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Asy-Syarh ayat 6)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Sesungguhnya beserta kesulitan itu pasti ada kemudahan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini adalah ulangan ayat sebelumnya untuk menguatkan arti yang terkandung dalam ayat yang terdahulu. Bila kesulitan itu dihadapi dengan tekad yang sungguh-sungguh dan berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk melepaskan diri darinya, tekun dan sabar serta tidak mengeluh atas kelambatan datangnya kemudahan, pasti kemudahan itu akan tiba.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kelapangan) Nabi saw. banyak sekali mengalami kesulitan dan hambatan dari orang-orang kafir, kemudian beliau mendapatkan kelapangan dan kemudahan, yaitu setelah beliau mengalami kemenangan atas mereka.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Alam Nasyrah: 5-6)

Allah Swt. menceritakan bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan, kemudian berita ini diulangi-Nya lagi.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Mahmud ibnu Gailan, telah menceritakan kepada kami Hamid ibnu Hammad ibnu Abu Khuwar alias Abu Jahm, telah menceritakan kepada kami Aiz ibnu Syuraih yang mengatakan bahwa Anas ibnu Malik pernah menceritakan bahwa Nabi Saw. duduk dan di hadapannya terdapat sebuah batu, maka beliau Saw. bersabda: Seandainya kesulitan datang, lalu masuk ke dalam batu ini, niscaya kemudahan akan datang dan masuk ke dalamnya, lalu mengusirnya. Dan Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Alam Nasyrah: 5-6)

Abu Bakar Al-Bazzar meriwayatkan hadis ini di dalam kitab musnadnya, dari Muhammad ibnu Ma'mar, dari Humaid ibnu Hammad dengan sanad yang sama yang lafaznya seperti berikut:

Seandainya kesulitan datang, lalu masuk ke dalam batu ini, niscaya kemudahan akan datang dan mengusirnya. KemudianNabi Saw. membacakan firman-Nya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Alam Nasyrah: 5-6)

Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengetahui hadis ini diriwayatkan dari Anas kecuali oleh Aiz ibnu Syuraih.

Menurut hemat kami, Abu Hatim Ar-Razi telah mengatakan sehubungan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Aiz, bahwa dia berpredikat lemah. Tetapi Syu'bah telah meriwayatkannya dari Mu'awiyah ibnu Qurrah, dari seorang lelaki, dari Abdullah ibnu Mas'ud secara mauquf. Dan Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Muhammad ibnus Sabah, telah menceritakan kepada kami Abu Qatn, telah menceritakan kepada kami Al-Mubarak ibnu Fudalah, dari Al-Hasan yang mengatakan bahwa mereka (para sahabat) mengatakan bahwa satu kesulitan tidak dapat mengalahkan dua kemudahan.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Saur, dari Ma'mar, dari Al-Hasan yang mengatakan bahwa di suatu hari Nabi Saw. keluar dalam keadaan senang dan riang seraya tersenyum, lalu bersabda: Satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan, satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir melalui hadis Auf Al-A'rabi dan Yunus ibnu Ubaid, dari Al-Hasan secara mursal.

Sa'id telah meriwayatkan dari Qatadah, bahwa telah diceritakan kepada kami bahwa Rasulullah Saw. menyampaikan berita gembira kepada para sahabatnya dengan ayat ini, lalu beliau Saw. bersabda:

Satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan.

Yang beliau maksudkan adalah firman Allah Swt: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Alam Nasyrah: 5-6)

Dikatakan demikian karena al-'usr yang pertama sama dengan al-'usr yang kedua. Lain halnya dengan yusr, ia berbilang (yakni dua) karena yang pertama lain dengan yang kedua.

Al-Hasan ibnu Sufyan mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Kharijah, dari Abbad ibnu Kasir, dari Abuz Zanad, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Pertolongan diturunkan dari langit sesuai dengan kadar pembiayaan, dan kesabaran diturunkan sesuai dengan kadar musibah.

Dan termasuk di antara nasihat yang bersumber dari Imam Syafii disebutkan sebagai berikut:

Bersabarlah dengan kesabaran yang baik, maka alangkah dekatnya jalan kemudahan itu. Barang siapa yang merasa dirinya selalu berada dalam pengawasan Allah dalam semua urusan, niscaya ia akan selamat.

Dan barang siapa yang membenarkan janji Allah, niscaya tidak akan tertimpa oleh musibah. Dan barang siapa yang berharap kepada Allah, maka akan terjadilah seperti apa yang diharapkan.

Ibnu Duraid mengatakan bahwa Abu Hatim As-Sijistani telah membacakan bait-bait syair berikut kepadanya, yaitu:

Bilamana hati dipenuhi oleh rasa putus asa, dan dada yang luas menjadi terasa scmpit, dan hal-hal yang tidak disukai datang menimpa diri, serta banyak musibah yang dialaminya, sehingga ia tidak melihat adanya celah untuk melepaskan diri dari bahaya yang sedang menimpa diri, dan tiada gunanya lagi semua upaya untuk menanggulanginya. Maka akan datanglah kepadamu pertolongan bila hatimu berserah diri kepada-Nya, yaitupertolongan dari Tuhan Yang Mahalembut lagi Maha Memperkenankan doa. Semua musibah apabila telah mencapai puncaknya pasti berhubungan langsung denganjalan keluarnyayang tidak lama.

Penyair lainnya mengatakan dalam bait-bait syairnya:

Betapa banyak musibah yang menimpa diri seseorang hingga membuatnya terasa sempit, sedangkan di sisi Allah adajalan keluar darinya.

Bilamana musibah mencapai puncaknya, maka pastilah adajalan keluarnya, padahalyang bersangkutan mengira tiada jalan keluar darinya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sesungguhnya dalam setiap kesulitan terdapat kemudahan yang banyak pula.