Al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat 98
At-Taubah Ayat ke-98 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَمِنَ الْاَعْرَابِ مَنْ يَّتَّخِذُ مَا يُنْفِقُ مَغْرَمًا وَّيَتَرَبَّصُ بِكُمُ الدَّوَاۤىِٕرَ ۗعَلَيْهِمْ دَاۤىِٕرَةُ السَّوْءِ ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ( التوبة : ٩٨)
- wamina
- وَمِنَ
- And among
- dan dari/diantara
- l-aʿrābi
- ٱلْأَعْرَابِ
- the bedouins
- orang-orang Arab dusun
- man
- مَن
- (is he) who
- orang
- yattakhidhu
- يَتَّخِذُ
- takes
- mengambil/memandang
- mā
- مَا
- what
- apa
- yunfiqu
- يُنفِقُ
- he spends
- ia nafkahkan
- maghraman
- مَغْرَمًا
- (as) a loss
- denda/kerugian
- wayatarabbaṣu
- وَيَتَرَبَّصُ
- and he awaits
- dan ia menanti-nanti
- bikumu
- بِكُمُ
- for you
- dengan/untuk kalian
- l-dawāira
- ٱلدَّوَآئِرَۚ
- the turns (of misfortune)
- giliran-giliran/bencana
- ʿalayhim
- عَلَيْهِمْ
- Upon them
- atas/menimpa mereka
- dāiratu
- دَآئِرَةُ
- (will be) the turn
- giliran/bencana
- l-sawi
- ٱلسَّوْءِۗ
- (of) the evil
- buruk
- wal-lahu
- وَٱللَّهُ
- And Allah
- dan Allah
- samīʿun
- سَمِيعٌ
- (is) All-Hearer
- Maha Mendengar
- ʿalīmun
- عَلِيمٌ
- All-Knower
- Maha Mengetahui
Transliterasi Latin:
Wa minal-a'rābi may yattakhiżu mā yunfiqu magramaw wa yatarabbaṣu bikumud-dawā`ir, 'alaihim dā`iratus-saụ`, wallāhu samī'un 'alīm(QS. 9:98)
English Sahih:
And among the bedouins are some who consider what they spend as a loss and await for you turns of misfortune. Upon them will be a misfortune of evil. And Allah is Hearing and Knowing. (QS. [9]At-Tawbah verse 98)
Arti / Terjemahan:
Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah), sebagi suatu kerugian, dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At-Taubah ayat 98)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada yang memandang apa yang diinfakkannya di jalan Allah sebagai suatu kerugian karena mereka tidak percaya adanya pahala atas amal saleh, sehingga mereka beranggapan bahwa harta yang diinfakkan akan lenyap begitu saja. Dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, yakni Nabi Muhammad dan umat Islam, karena keengganan mereka membayar zakat dan karena kebencian mereka kepadamu. Padahal merekalah yang akan ditimpa marabahaya, dengan semakin tersebarnya ajaran agama Islam dan mereka akan mendapat siksa di akhirat. Allah Maha Mendengar perkataan mereka, Maha Mengetahui perbuatan mereka.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini diterangkan contoh lain dari sifat orang Badui yang munafik, yaitu mereka yang menyumbangkan sebagian dari harta benda mereka untuk berjihad di jalan Allah, akan tetapi dengan jalan riya. Mereka menganggap harta benda yang mereka berikan, baik karena ketaatan mereka maupun karena terpaksa demi menjaga keselamatan diri dan kaum mereka dari hal-hal yang tidak mereka inginkan. Mereka memandang bahwa infak tersebut sama sekali tidak mendatangkan kemanfaatan apapun bagi mereka di akhirat kelak, karena mereka tidak beriman pada adanya hari kebangkitan, di mana setiap orang akan menerima balasan atas segala perbuatan yang telah dilakukannya di dunia ini. Menurut keterangan Ibnu Zaid, orang-orang yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah Bani Â'sad dan Bani Gathafan.
Selain sifat-sifat jelek di atas, orang-orang munafik tersebut selalu mengharapkan dan menanti-nanti datangnya malapetaka yang menimpa kaum Muslimin sehingga kekuatan mereka menjadi lemah. Bila hal itu terjadi, maka orang-orang munafik itu tidak perlu lagi menyumbangkan harta benda mereka untuk kepentingan jihad. Dalam kenyataannya, mereka selalu menunggu-nunggu agar kaum musyrik dan Yahudi dapat mengalahkan kaum Muslimin. Akan tetapi, setelah tipu daya mereka tidak membawa hasil, maka mereka menunggu wafatnya Rasulullah saw, karena mereka menganggap bahwa dengan wafatnya Rasulullah agama Islampun akan sirna dan lenyap dari muka bumi.
Karena sikap dan pandangan mereka yang semacam itu, maka dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa merekalah yang akan ditimpa malapeka itu, sedang kaum Muslimin tidak akan mengalami malapetaka bahkan mereka akan memperoleh pertolongan dari Allah. Di samping itu, musuh-musuh Islam akan menemui kegagalan serta ditimpa azab di dunia ini sebelum mendapat azab yang lebih hebat di akhirat kelak.
Pada akhir ayat ini kembali ditegaskan bahwa Allah Maha Mendengar segala ucapan hamba-Nya, yang mengekpresikan perasaan hatinya dan mengetahui rahasia yang terkandung dalam hati mereka, apakah itu berbentuk keimanan atau kekafiran, keikhlasan atau kemunafikan. Allah akan memberikan balasan kepada mereka akibat ucapan dan perbuatan mereka itu.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Di antara orang-orang Arab badui itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya) di jalan Allah (sebagai suatu kerugian) ketekoran dan kerugian sebab ia tidak mengharapkan akan pahalanya melainkan menginfakkannya karena rasa takut; mereka adalah Bani Asad dan Bani Ghathafan (dan menanti-nanti) malapetaka menimpa kalian sehingga ia bebas dari kalian (merekalah yang akan ditimpa marabahaya) dapat dibaca as-suu` dan dapat pula dibaca as-sau`, artinya azab dan kebinasaan itu justru akan menimpa mereka sendiri bukannya menimpa kalian. (Dan Allah Maha Mendengar) akan semua ucapan hamba-hamba-Nya (lagi Maha Mengetahui) perbuatan-perbuatan mereka.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. memberitahukan bahwa di antara orang-orang Arab Badui itu:
...ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya.
Yakni yang ia belanjakan di jalan Allah.
...sebagai suatu kerugian.
Maksudnya, kerugian dan kebangkrutan.
...dan dia menanti-nanti mara bahaya menimpa kalian.
Mereka selalu mengharapkan dan menunggu agar kejadian dan malapetaka menimpa diri kalian.
...merekalah yang akan ditimpa mara bahaya.
Yaitu bahkan sebaliknya mara bahaya itu akan berbalik menimpa mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Allah Maha Mendengar doa hamba-hamba-Nya, lagi Maha Mengetahui siapa yang berhak mendapat kemenangan dan siapa yang berhak mendapat kekalahan (kehinaan).
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Sebagian orang munafik kaum Badui itu menganggap mendermakan harta kekayaan di jalan Allah sebagai suatu denda dan kerugian, karena mereka tidak mempercayai pahala Allah. Mereka berharap dan menanti-nanti agar terjadi peperangan pada kalian, wahai orang-orang Mukmin. Ketahuilah bahwa Allah mengembalikan bencana itu kepada mereka dan menjadikan keburukan yang mereka nanti-nantikan itu menimpa mereka sendiri. Allah Maha Mendengar perkataan-perkataan mereka dan Maha Mengetahui perbuatan, niat dan dosa yang mereka perbuat.