Skip to content

Al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat 104

At-Taubah Ayat ke-104 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَأْخُذُ الصَّدَقٰتِ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ( التوبة : ١٠٤)

alam
أَلَمْ
Do not
apakah tidak
yaʿlamū
يَعْلَمُوٓا۟
they know
mereka mengetahui
anna
أَنَّ
that
bahwasanya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
Allah
huwa
هُوَ
(is) He
Dia
yaqbalu
يَقْبَلُ
(Who) accepts
Dia menerima
l-tawbata
ٱلتَّوْبَةَ
the repentance
taubat
ʿan
عَنْ
from
dari
ʿibādihi
عِبَادِهِۦ
His slaves
hamba-hambaNya
wayakhudhu
وَيَأْخُذُ
and takes
dan Dia mengambil
l-ṣadaqāti
ٱلصَّدَقَٰتِ
the charities
sedekah
wa-anna
وَأَنَّ
and that
dan bahwasanya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
Allah
huwa
هُوَ
He
Dia
l-tawābu
ٱلتَّوَّابُ
(is) the Acceptor of repentance
Maha Penerima taubat
l-raḥīmu
ٱلرَّحِيمُ
the Most Merciful
Maha Penyayang

Transliterasi Latin:

A lam ya'lamū annallāha huwa yaqbalut-taubata 'an 'ibādihī wa ya`khużuṣ-ṣadaqāti wa annallāha huwat-tawwābur-raḥīm (QS. 9:104)

English Sahih:

Do they not know that it is Allah who accepts repentance from His servants and receives charities and that it is Allah who is the Accepting of Repentance, the Merciful? (QS. [9]At-Tawbah verse 104)

Arti / Terjemahan:

Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang? (QS. At-Taubah ayat 104)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah menegaskan dalam bentuk pertanyaan, Tidakkah mereka mengetahui, bahwa Allah menerima tobat yang tulus dari hamba-hambaNya dan menerima zakat mereka dengan memberinya pahala, dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah Maha Penerima tobat orang-orang yang menyesali dosa yang telah mereka lakukan, lagi Maha Penyayang kepada mereka yang benar dalam tobatnya?

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dengan ayat ini Allah memberikan dorongan kepada hamba-Nya yang telah menyadari kesalahannya untuk bertobat dan bersedekah, guna menghapus dosa-dosa mereka. Selain itu ayat ini juga menegaskan, bahwa siapapun yang bertobat kepada Allah maka Dia akan menerima tobatnya; dan siapa yang bersedekah dengan ikhlas maka Allah akan menerima sedekah itu sebagai amal salehnya, dan akan memberinya ganjaran pahala.
Meskipun ayat ini berbentuk suatu kalimat pertanyaan, tetapi bangsa Arab telah biasa mengemukakan kalimat yang berbentuk pertanyaan itu untuk menetapkan dan memberikan tekanan untuk suatu pengertian, yaitu kepastian bahwa Allah benar-benar akan menerima tobat orang-orang yang insaf, juga akan menerima sedekah yang mereka berikan karena mengharapkan rida Allah semata-mata, untuk menghapuskan dosa-dosa yang sudah terlanjur mereka perbuat.
Ayat ini juga merupakan celaan keras terhadap orang-orang yang bersalah, tetapi tidak mengakui kesalahan mereka, tidak mau bertobat, dan tidak mau berbuat kebajikan dan amal saleh untuk menghapus dosa-dosa yang telah mereka perbuat.
Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah Maha Penerima tobat dan Maha Pengasih terhadap hamba-Nya. Oleh sebab itu, Allah senantiasa akan menerima tobat hamba-Nya, karena sifat tersebut merupakan sifat yang tetap bagi-Nya, dan menjadi Sunnah yang berlaku selama-lamanya. Dia senantiasa mengasihi hamba-Nya sehingga Dia akan mengampuni dosa-dosanya, dan menerima amal saleh yang mereka kerjakan, serta memberi balasan yang setimpal.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan mengambil) maksudnya menerima (zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima tobat) hamba-hamba-Nya, yakni dengan menerima tobat mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka. Kata tanya pada awal ayat ini bermakna taqrir; pengertian yang dimaksud ialah untuk menggugah mereka agar mau bertobat dan berzakat atau bersedekah.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat.

Ayat ini mengandung makna perintah untuk bertobat dan berzakat, karena kedua perkara tersebut masing-masing dapat menghapuskan dosa-dosa dan melenyapkannya. Allah Swt. telah memberitakan pula bahwa setiap orang yang bertobat kepada-Nya, niscaya Allah menerima tobatnya. Dan barang siapa yang mengeluarkan suatu sedekah (zakat) dari usaha yang halal, sesungguhnya Allah menerimanya dengan tangan kanan-Nya, lalu Dia memeliharanya untuk pemiliknya, hingga sebiji buah kurma menjadi seperti Bukit Uhud.

Seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis dari Rasulullah Saw. Sebagaimana As-Sauri dan Waki' telah menceritakan, dari Ubadah ibnu Mansur, dari Al-Qasim ibnu Muhammad bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah menceritakan, Rasulullah Saw. telah bersabda:

Sesungguhnya Allah menerima sedekah dan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, lalu Dia memeliharanya buat seseorang di antara kalian (yang mengeluarkannya) sebagaimana seseorang di antara kalian memelihara anak kudanya, hingga sesuap makanan menjadi besar seperti Bukit Uhud.

Hal yang membenarkan perkara ini berada di dalam Kitabullah, yaitu di dalam firman-Nya:

Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat.

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. (Al Baqarah:276)

As-Sauri dan Al-A'masy telah meriwayatkan dari Abdullah ibnus Saib, dari Abdullah ibnu Abu Qatadah yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud r.a. pernah berkata, "Sesungguhnya sedekah itu diterima di tangan Allah Swt. sebelum sedekah itu diterima oleh tangan peminta." Kemudian Ibnu Mas'ud membacakan firman-Nya:

Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat.

Ibnu Asakir di dalam kitab Tarikh-nya pada Bab "Biografi Abdullah ibnusy Sya'ir As-Saksiki Ad-Dimasyqi —yang Asalnya adalah Al-Himsi, salah seorang ulama fiqih—, Mu'awiyah, dan lain-lainnya" banyak mengambil riwayat darinya. Hausyab ibnu Saif As-Saksiki Al-Himsi pun telah mengambil riwayat darinya, bahwa di zaman Mu'awiyah r.a. orang-orang berangkat berperang di bawah pimpinan Abdur Rahman ibnu Khalid ibnul Walid. Kemudian ada seorang lelaki dari pasukan kaum muslim melakukan penggelapan harta rampasan sebanyak seratus dinar Romawi. Ketika pasukan kaum muslim kembali, ia menyesal, lalu ia datang menghadap panglimanya, tetapi si panglima tidak mau menerima hasil penggelapan itu darinya. Panglima mengatakan, "Semua pasukan telah pulang, dan aku tidak mau menerimanya darimu, hingga engkau menghadap kepada Allah dengan membawanya kelak di hari kiamat." Maka lelaki itu menghubungi para sahabat satu persatu, tetapi mereka mengatakan hal yang sama. Ketika sampai di Damaskus, ia menghadap kepada Mu'awiyah untuk menyerahkannya, tetapi Mu'awiyah menolak, tidak mau menerimanya. Lalu ia keluar dari sisi Mu'awiyah seraya menangis dan mengucapkan istirja'. Akhirnya ia bersua dengan Abdullah ibnusy Sya'ir As-Saksiki yang langsung menanyainya, "Apakah gerangan yang membuatmu menangis?" Lalu lelaki itu menceritakan hal tersebut kepadanya. Maka Abdullah As-Saksiki berkata, "Apakah engkau mau taat kepadaku?" Le­laki itu menjawab, "Ya." Abdullah berkata, "Pergilah kepada Mu'awiyah dan katakan kepadanya, 'Terimalah dariku khumusmu!', dan serahkanlah kepadanya dua puluh dinar, lalu tangguhkanlah yang delapan puluh dinarnya. Setelah itu sedekahkanlah yang delapan puluh dinar itu (kepada kaum fakir miskin) sebagai ganti dari pasukan tersebut. Karena sesungguhnya Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan Dia Maha Mengetahui tentang nama-nama dan tempat-tempat mereka." Lelaki itu mengerjakan apa yang dikatakannya, dan Mu'awiyah berkata, "Sesungguhnya jika aku memberikan fatwa demikian kepadanya, lebih aku sukai daripada segala sesuatu yang aku miliki sekarang ini. Lelaki itu sungguh telah berbuat baik."

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Camkan, hendaknya orang-orang yang bertobat itu mengetahui bahwa hanya Allah satu-satunya yang menerima pertobatan yang ikhlas dan sedekah yang baik. Karunia-Nya dalam menerima tobat sungguh amat luas dan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya sangat besar.