Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Fajr Ayat 13

Al-Fajr Ayat ke-13 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍۖ ( الفجر : ١٣)

faṣabba
فَصَبَّ
So poured
maka menimpakan
ʿalayhim
عَلَيْهِمْ
on them
atas mereka
rabbuka
رَبُّكَ
your Lord
Tuhanmu
sawṭa
سَوْطَ
scourge
cemeti/cambuk
ʿadhābin
عَذَابٍ
(of) punishment
azab

Transliterasi Latin:

Fa ṣabba 'alaihim rabbuka sauṭa 'ażāb (QS. 89:13)

English Sahih:

So your Lord poured upon them a scourge of punishment. (QS. [89]Al-Fajr verse 13)

Arti / Terjemahan:

Karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, (QS. Al-Fajr ayat 13)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Karena kesewenangan dan kezaliman mereka itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka. Allah membinasakan kaum ‘Ad dengan topan yang sangat dingin selama tujuh malam berturut-turut; kaum Šamud dengan suara menggelegar dan petir yang menyambar (Lihat:Fussilat/41:16; al-Hàqqah:/69:6–7); dan Fir‘aun beserta tentaranya ditenggelamkan di Laut Merah.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Akhirnya Allah "menumpahkan kepada mereka cemeti azab", yang berarti bahwa azab itu dicurahkan seluruhnya kepada mereka sehebat-hebatnya, sehingga mereka hancur lebur tak bersisa dan yang tertinggal hanyalah nama untuk diingat orang. Yang menimpakan azab itu adalah "Tuhanmu" (ya, Muhammad!), yang berarti bahwa peristiwa-peristiwa itu hendaknya menjadi pelajaran bagi kaum kafir Mekah agar mereka tidak terus-menerus membangkang.
Bagaimana azab yang ditimpakan kepada bangsa-bangsa itu dinyatakan dalam ayat-ayat lain:

Maka adapun kaum Samud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang sangat keras, sedangkan kaum 'Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? Kemudian datang Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkirbalikkan karena kesalahan yang besar. Maka mereka mendurhakai utusan Tuhannya, Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras. (al-haqqah/69: 5-10)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Karena itu Rabbmu menimpakan kepada mereka cemeti) sejenis (azab.)

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak. (Al-Fajr: 10)

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan al-autad ialah bala tentaranya yang mendukung dan menguatkan kedudukannya. Menurut suatu pendapat, Firaun —bila menghukum— mengikat kedua tangan dan kedua kaki si terhukum pada pasak-pasak besi, lalu digantungkan dengannya. Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, bahwa dia mematok tangan dan kaki terhukum pada pasak-pasak, yakni dipasung. Hal yang sama di katakan oleh Sa’id ibnu Jubair dan Al-Hasan dan As-Saddi. As-Saddi menyebutkan bahwa Fir’aun mengikat seorang lelaki pada tiap-tiap tangan dan kakinya ke pasak-pasak, kemudian menggelindingkan sebuah batu besar ke atas tubuhnya hingga si lelaki terhukum itu hancur karenanya.

Qatadah mengatakan, telah sampai suatu kisah kepada kami, bahwa Fir'aun mempunyai mainan berupa pasak-pasak dan tambang-tambang yang di letakkan di dalam suatu tempat yang mempunyai naungan. Sabit Al-Bannani telah meriwayatkan dari Abu Rafi'. bahwa Fir'aun dijuluki Zul Autad karena dia memasang cmpat pasak untuk istrinya yang kedua tangan dan kedua kakinya diikat pada pasak-pasak itu. Lalu diatas punggung istrinya diletakkan sebuah batu penggilingan yang besar, hingga istrinya mati (karena ia beriman kepada Musa a.s).

Firman Allah Swt:

Yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lain mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu. (Al-Fajr: 11-12).

Yakni angkara murka, angkuh, lagi senang menebarkan kerusakan di muka bumi dan menyakiti orang lain.

karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab. (Al-Fajr: 13).

Yaitu Allah menurunkan kepada mereka azab dari langit dan hukuman yang tiada seorang pun dapat menolaknya dari kaum yang durhaka itu.

Firman Allah Swt.:

Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (Al-Fajr: 14).

Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah mendengar dan melihat, yakni mengawasi semua amal perbuatan makhluk-Nya dan kelak Dia akan menimpakan balasan-Nya terhadap masing-masing, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Dan kelak Dia akan memberdirikan semua makhluk di hadapan-Nya, lau dia memutuskan hukum-Nya terhadap mereka dengan adil, dan memberikan pembalasan kepada masing-masing sesuai dengan apa yang berhak diterimanya. Dia Mahasuci dari perbuatan aniaya dan melampaui batas.

Imam Ibnu Abu Hatim dalam hal ini telah mengetengahkan sebuah hadis yang garib sekali dan sanadnya masih perlu di teliti kesahihannya. Untuk itu ia mengatakan:

telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad Ibnu Abul Hawari, telah menceritakan kepada kami Yunus Al Hazza, dari Abu Hamzah Al-Bisani, dari Mu'az ibnu Jabal yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Hai Mu'az., sesungguhnya orang mukmin itu menjadi tawanan Tuhan yang Hak. hai Mu'az., sesungguhnya orang mukmin itu tidak dapat terbebas dari ketakutannya dan tidak merasa aman dari kekhawatirannya sebelum ia meninggalkan jembatan Jahanam berada di belakang punggungnya (telah melaluinya dengan selamat). Hai Mu’az., sesungguhnya orang mukmin itu diikat oleh Al-Qur'an terhadap kebanyakan nafsu syahwatnya dan terhadap hal-hal yang membinasakan dirinya karena terjerumus ke dalamnya dengan seizin Allah Swt. maka Al-Qur’an adalah penunjuk jalannya, takut kepada Allah adalah alasannya, dan rindu kepada-Nya merupakan kendaraannya, salat adalah gua perlindimgannya, puasa adalah bentengnya, sedekah adalah kebebasannya, dan kejujuran (kebenaran) adalahpemimpinnya, malu adalahpembantunya, dan Allah Swt. dibelakang itu semuanya selalu mengawasinya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Yunus Al-Hazza dan Abu Hamzah merupakan perawi yang tidak dikenal; Abu Hamzah meriwayatkan dari Mu’az berpredikat mursal, seandainya hanya dikatakan dari Abu Hamzah saja tentulah baik. Yakni seandainya hadis ini hanyalah semata-mata perkataan Abu Hamzah saja, tentulah baik (karena berarti seadanya, mengingat Abu Hamzah tidak mengalami masa Mu'az ibnu Jabal).

Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, dari Safwan ibnu Amr, dari Aifa', dari Ibnu Abdul Kala'i, bahwa Aifa' pernah mendengarnya sedang memberi pelajaran kepada orang banyak, yang antara lain ibnu Abdul Kala'i mengatakan bahwa sesungguhnya neraka Jahanam itu mempunyai tujuh buah tanggul, sedangkan sirat berada di atas semiianya itu. ia mengatakan bahwa lalu semua makhluk ditahan di tanggul yang pertama. dan dikatakan kepada mereka:

Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya. (Ash-Shaffat: 24)

Lalu mereka dihisab tentang salat mereka dan mereka dimintai pertanggung jawaban mengenainya. Maka binasalah karenanya orang-orang yang binasa dan selamatlah karenanya orang-orang yang selamat. Apabila mereka telah sampai di tanggul yang kedua, maka dihisablah mereka terhadap amanatnya, apakah mereka menunaikannya dan apakah mereka mengkhianatinya. Maka binasalah orang-orang yang binasa dan selamatlah orang-orang yang ditakdirkan selamat. Dan apabila mereka telah sampai di tanggul yang ketiga, maka mereka dimintai pertanggung jawaban tentang hubungan persaudaraan, apakah mereka menjalinnya ataukah memutuskannya. Maka binasalah orang-orang yang binasa dan selamatlah orang-orang yang selamat.

Ibnu Abdul Kala'i melanjutkan kisahnya, bahwa rahim (persaudaraan) pada hari itu menjulur ke udara diatas neraka Jahanam seraya berdoa "Ya Allah, barangsiapa yang menghubungkan diriku, maka hubungilah dia. Dan barangsiapa yang memutuskan aku, maka putuskanlah dia." Ibnu Abdul Kala'i mengatakan bahwa itulah yang dimaksud oleh firman-Nya: Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (Al-Fajr: 14)

Demikianlah menurut apa yang diketengahkan dari asar ini secara apa adanya, tetapi Ibnu Abu Hatim tidak menyebutkannya secara lengkap.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Lalu Tuhanmu menurunkan bermacam siksaan yang menyala kepada mereka.