Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Insyiqaq Ayat 13

Al-Insyiqaq Ayat ke-13 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اِنَّهٗ كَانَ فِيْٓ اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًاۗ ( الانشقاق : ١٣)

innahu
إِنَّهُۥ
Indeed he
sesungguhnya dia
kāna
كَانَ
had been
adalah
فِىٓ
among
dalam
ahlihi
أَهْلِهِۦ
his people
keluarganya
masrūran
مَسْرُورًا
happy
bergembira

Transliterasi Latin:

Innahụ kāna fī ahlihī masrụrā (QS. 84:13)

English Sahih:

Indeed, he had [once] been among his people in happiness; (QS. [84]Al-Inshiqaq verse 13)

Arti / Terjemahan:

Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). (QS. Al-Insyiqaq ayat 13)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Sungguh, dia yang menerima catatan amalnya dari arah belakang dahulu di dunia bergembira di kalangan keluarganya yang kafir. Mereka melampiaskan hawa nafsu dengan kufur dan berbuat maksiat, seakan mereka akan hidup selamanya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat-ayat ini, Allah menjelaskan bahwa ada dua hal yang menjadi sebab mengapa mereka menerima catatan amalnya dengan tangan kiri, yaitu: pertama, mereka berbuat sekehendak hatinya, mengerjakan kejahatan dan kemaksiatan dengan tidak memikirkan akibat buruk yang akan menimpa mereka di akhirat kelak.
Kedua, mereka menyangka bahwa mereka tidak akan kembali kepada Tuhannya dan tidak akan dibangkitkan kembali untuk dihisab dan menerima hasil perbuatan mereka di dunia.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Sesungguhnya dia dahulu di kalangan kaumnya) maksudnya kaum kerabatnya sewaktu di dunia (selalu bergembira) yakni sombong karena selalu mengikuti hawa nafsunya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.

{وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ}

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari arah belakangnya. (Al-Insyiqaq: 10)

Yaitu dengan tangan kirinya dari arah belakang, dengan menjulurkan tangan kirinya ke arah belakang, lalu menerima kitabnya.

{فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا}

maka dia akan berteriak, "Celakalah aku." (Al-Insyiqaq: 11)

Artinya, merugi dan binasa.

{وَيَصْلَى سَعِيرًا إِنَّهُ كَانَ فِي أَهْلِهِ مَسْرُورًا}

Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguh dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). (Al-Insyiqaq: 12-13)

Yakni bergembira ria, tidak memikirkan akibat dari amal perbuatannya, dan tidak takut kepada hari kemudian. Maka Allah menghukum kegembiraan yang sebentar itu dengan kesedihan yang panjang.

{إِنَّهُ ظَنَّ أَنْ لَنْ يَحُورَ}

Sesungguhnya dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Al-Insyiqaq: 14)

Maksudnya, dia meyakini bahwa tidak akan kembali kepada Allah dan Allah tidak akan menghidupkannya kembali sesudah matinya. Demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas, Qatadah, dan selain keduanya. Al-hur artinya kembali. Maka Allah menyanggah keyakinan mereka itu melalui firman berikutnya:

{بَلَى إِنَّ رَبَّهُ كَانَ بِهِ بَصِيرًا}

(Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya. (Al-Insyiqaq: 15)

Yaitu tidak demikian, sebenarnya Allah akan mengembalikannya menjadi hidup seperti kejadian semula dan Allah akan membalas semua amal perbuatannya yang baik dan yang buruknya. Karena sesungguhnya Dia Maha Melihat dia, yakni Maha Mengetahui lagi Maha Mengenalnya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sesungguhnya dahulu, ketika di dunia, ia hidup penuh kesenangan di tengah-tengah keluarganya tanpa memikirkan akibat perbuatannya.