Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Mutaffifin Ayat 32

Al-Mutaffifin Ayat ke-32 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَاِذَا رَاَوْهُمْ قَالُوْٓا اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَضَاۤلُّوْنَۙ ( المطفّفين : ٣٢)

wa-idhā
وَإِذَا
And when
dan apabila
ra-awhum
رَأَوْهُمْ
they saw them
mereka melihat
qālū
قَالُوٓا۟
they said
mereka berkata
inna
إِنَّ
"Indeed
sesungguhnya
hāulāi
هَٰٓؤُلَآءِ
these
mereka itu (orang-orang beriman)
laḍāllūna
لَضَآلُّونَ
surely have gone astray"
orang-orang sesat

Transliterasi Latin:

Wa iżā ra`auhum qālū inna hā`ulā`i laḍāllụn (QS. 83:32)

English Sahih:

And when they saw them, they would say, "Indeed, those are truly lost." (QS. [83]Al-Mutaffifin verse 32)

Arti / Terjemahan:

Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat", (QS. Al-Mutaffifin ayat 32)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan apabila mereka yang berdosa dan kafir itu melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan, “Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat karena telah beriman kepada Muhammad dan meninggalkan keyakinan nenek moyang mereka.”

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Apabila melihat orang-orang Mukmin, orang-orang yang berdosa itu berkata bahwa sesungguhnya mereka melihat orang yang benar-benar sesat dan menyimpang dari kebenaran, karena mengubah kepercayaan yang sejak dahulu kala mereka warisi dari nenek moyang mereka tentang penyembahan berhala.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan apabila mereka melihatnya) yakni melihat orang-orang yang beriman (mereka mengatakan, "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat") karena mereka telah beriman kepada Muhammad.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. menceritakan perihal orang-orang yang berdosa, bahwa mereka sewaktii di dunia menertawakan orang-orang mukmin, yakni mengejek dan menghina mereka. Dan apabila mereka melewati orang-orang mukmin, maka mereka saling berkedip di antara sesamanya sebagai penghinaan dan merendahkan orang-orang mukmin.

{وَإِذَا انْقَلَبُوا إِلَى أَهْلِهِمُ انْقَلَبُوا فَكِهِينَ}

Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. (Al-Muthaffifin: 31)

Yakni bilamana orang-orang yang berdosa itu kembali ke tempat tinggal mereka, maka mereka kembali kepada kehidupan yang gembira dan menyenangkan. Dengan kata lain, apa pun yang mereka inginkan, mereka dapat memperolehnya, yakni mereka hidup senang dan kaya. Tetapi sekalipun demikian keadaan mereka, mereka tidak mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikaii kepada mereka, bahkan sebaliknya mereka sibuk dengan menghina dan mencemoohkan kaum mukmin serta dengki terhadapnya.

{وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَؤُلاءِ لَضَالُّون}

Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan, "sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat.” (Al-Muthaffifin:32)

karena orang-orang mukmin tidak seagama dengan mereka. Maka Allah Swt. berfirman dalam ayat berikutnya:

{وَمَا أُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِين}

padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. (Al-Muthaffifin:33)

Artinya, orang-orang yang berdosa itu bukanlah sebagai penjaga orang-orang mukmin untuk mengawasi semua perbuatan dan ucapan mereka, dan mereka tidak pula ditugaskan untuk melakukan hal itu terhadap orang-orang mukmin. Lalu mengapa mereka menyibukkan dirinya dengan orang-orang mukmin dan menjadikan orang-orang mukmin sebagai sasaran yang ada di hadapan mata mereka? Tungau di seberang jalan kelihatan, tetapi gajah di pelupuk mata tidak kelihatan. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

قالَ اخْسَؤُا فِيها وَلا تُكَلِّمُونِ إِنَّهُ كانَ فَرِيقٌ مِنْ عِبادِي يَقُولُونَ رَبَّنا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنا وَارْحَمْنا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ فَاتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيًّا حَتَّى أَنْسَوْكُمْ ذِكْرِي وَكُنْتُمْ مِنْهُمْ تَضْحَكُونَ إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِما صَبَرُوا أَنَّهُمْ هُمُ الْفائِزُونَ

Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan-Ku. Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia), "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang paling baik.” Lalu kalian menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kalian mengejek mereka, menjadikan kalian lupa mengingat Aku dan adalah kalian selalu menertawakan mereka. Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang. (Al-Mu’minun: 108-111)

Karena itulah maka dalam surat ini disebutkan:

{فَالْيَوْمَ}

Maka pada hari ini. (Al-Muthaffifin:34)

Maksudnya, di hari kiamat.

{الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ}

Orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir. (Al-Muthaffifin:34)

sebagai pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa karena mereka sewaktu di dunia menertawakannya.

{عَلَى الأرَائِكِ يَنْظُرُونَ}

mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. (Al-Muthaffifin:35)

Yaitu memandang kepada Allah Swt. untuk menyanggah dugaan orang-orang berdosa yang menuduh mereka sebagai orang-orang yang sesat.

Di hari itu terbukti bahwa orang-orang mukmin yang mereka tertawakan tidak sesat, bahkan merekaadalah kekasih-kekasih Allah yangdidekatkan kepada-Nya, dan dapat melihat kepada Tuhan mereka di negeri kehormatan-Nya, yaitu surga.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Apabila melihat orang-orang beriman, meraka berkata, "Mereka adalah orang-orang tersesat karena mau percaya kepada Muhammad." Padahal tidak ada yang memerintah orang-orang yang mengejek itu untuk memberikan penilaian terhadap orang lain: apakah dia tertunjuki atau tersesat, juga bukan untuk menjadi pengawas bagi perbuatan orang lain.