Skip to content

Al-Qur'an Surat An-Nazi'at Ayat 18

An-Nazi'at Ayat ke-18 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَقُلْ هَلْ لَّكَ اِلٰٓى اَنْ تَزَكّٰىۙ ( النّٰزعٰت : ١٨)

faqul
فَقُلْ
And say
maka katakanlah
hal
هَل
"Would
apakah/maukah
laka
لَّكَ
[for] you
bagimu
ilā
إِلَىٰٓ
[until]
kepada (untuk)
an
أَن
[that]
untuk
tazakkā
تَزَكَّىٰ
purify yourself?
kamu membersihkan diri

Transliterasi Latin:

Fa qul hal laka ilā an tazakkā (QS. 79:18)

English Sahih:

And say to him, 'Would you [be willing to] purify yourself (QS. [79]An-Nazi'at verse 18)

Arti / Terjemahan:

Dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)". (QS. An-Nazi'at ayat 18)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Maka nasihati dan katakanlah kepada Fir‘aun dengan sopan dan lemah lembut, “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri dari kesesatan dan dosa?

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena Fir'aun sudah melampaui batas, berlaku sombong terhadap Bani Israil dan memperbudak mereka dengan kekejaman yang luar biasa dan di luar peri kemanusiaan. Di antaranya adalah perintah untuk membunuh bayi-bayi laki-laki dan membiarkan bayi perempuan hidup. Kemudian Allah menyuruh Nabi Musa supaya melaksanakan dakwah dengan halus dan lemah lembut.
Nabi Musa diperintahkan untuk berdialog secara baik-baik dengan Fir'aun dan mengemukakan pertanyaan apakah Fir'aun mau membersihkan diri dari kesesatan. Fir'aun telah bergelimang dalam kesesatan, sehingga sebaiknya mau menerima petunjuk dari Allah yang dibawa Nabi Musa. Fir'aun perlu menempuh jalan kebajikan yaitu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat.
Kemudian Nabi Musa diperintahkan untuk menjelaskan secara terbuka dengan mengajak Fir'aun untuk mengikuti risalahnya menuju ke jalan Allah dengan bertakwa kepada-Nya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan katakanlah, "Adakah keinginan bagimu) artinya, aku mengajakmu (untuk membersihkan diri") dari kemusyrikan, seumpamanya kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Menurut suatu qiraat lafal Tazakkaa dibaca Tazzakkaa, yang asalnya adalah Tatazakka, kemudian huruf Ta yang kedua diidgamkan kepada huruf Za, sehingga jadilah Tazzakkaa.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. menceritakan kepada Rasul-Nya—Nabi Muhammad Saw.— tentang hamba dan rasul-Nya Musa a.s. Bahwa Dia telah mengutusnya kepada Fir'aun dan Allah mengukuhkannya dengan mukjizat-mukjizat. Tetapi Fir'aun dengan adanya semua bukti itu tetap pada kekafiran dan tindakan sewenang-wenangnya, hingga Allah mengazabnya dengan azab dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Demikian pula akibat yang akan dialami oleh orang-orang yang menentangmu dan mendustakan apa yang engkau sampaikan. Karena itu, maka di akhirat kisah ini disebutkan oleh firman Allah Swt.:

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). (An-Nazi'at: 26)

Adapun firman Allah Swt.:

Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) berita Musa. (An-Nazi'at: 15)

Yakni apakah engkau sudah mendengar kisahnya.

Tatkala Tuhannya memanggilnya. (An-Nazi'at: 16)

Yaitu Tuhan berbicara kepadanya dengan melalui seruan.

di lembah suci ialah Lembah Tuwa. (An-Nazi'at: 16)

Tuwa adalah nama lembah menurut pendapat yang sahih, seperti yang telah disebutkan dalam tafsir surat Taha. Lalu Allah Swt. berfirman kepadanya:

Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. (An-Nazi'at: 17)

Yakni bertindak sewenang-wenang, jahat, dan zalim.

Dan katakanlah (kepada Fir'aun), "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)?” (An-Nazi'at: 18)

Maksudnya, katakanlah kepadanya bahwa maukah engkau kuajak untuk menempuh jalan yang akan membawamu untuk dapat menyucikan diri, yakni berserah diri dan taat kepada Allah Swt.

Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu. (An-Nazi'at: 19)

Yaitu akan kutunjukkan kepadamu cara menyembah Tuhanmu.

supaya kamu takut kepadanya. (An-Nazi'at: 19)

Yakni kelak hatimu akan menjadi tunduk patuh kepada-Nya dan khusyuk, yang sebelumnya hatimu keras, jahat, dan jauh dari kebaikan.

Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. (An-Nazi'at: 20)

Musa menampakkan kepadanya selain dari seruan yang benar ini hujah (bukti) yang kuat dan dalil yang jelas yang membuktikan kebenaran apa yang disampaikannya, bahwa itu adalah dari sisi Allah.

Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai. (An-Nazi'at: 21)

Fir'aun mendustakan kebenaran itu dan menentang ketaatan yang diperintahkan kepadanya. Kesimpulannya ialah hati Fir'aun mendustakanya dan batinnya tidak mau menerima apa yang disampaikan oleh Musa, begitu pula lahiriahnya dia tidak mau mengamalkanya. Padahal dia mengetahui bahwa apa yang disampaikan oleh Musa kepadanya adalah perkara yang hak (benar), tetapi hal ini tidak menunjukkan bahwa dia adalah orang yang beriman kepada Musa. Karena pengetahuan itu merupakan pekerjaan hati, sedangkan iman itu adalah pengamalannya, yaitu patuh kepada perkara yang hak dan taat kepadanya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Katakan kepadanya, 'Tidakkah engkau berkeinginan untuk menyucikan diri?