Skip to content

Al-Qur'an Surat An-Naba' Ayat 27

An-Naba' Ayat ke-27 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اِنَّهُمْ كَانُوْا لَا يَرْجُوْنَ حِسَابًاۙ ( النبأ : ٢٧)

innahum
إِنَّهُمْ
Indeed they
sesungguhnya mereka
kānū
كَانُوا۟
were
adalah mereka
لَا
not
tidak
yarjūna
يَرْجُونَ
expecting
mengharapkan
ḥisāban
حِسَابًا
an account
perhitungan

Transliterasi Latin:

Innahum kānụ lā yarjụna ḥisābā (QS. 78:27)

English Sahih:

Indeed, they were not expecting an account (QS. [78]An-Naba verse 27)

Arti / Terjemahan:

Sesungguhnya mereka tidak berharap (takut) kepada hisab, (QS. An-Naba' ayat 27)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Mereka pantas menerima siksa Jahanam karena sesungguhnya dahulu mereka tidak pernah mengharapkan perhitungan amal di akhirat, bahkan mereka mendustakan dan menertawakan hari perhitungan itu. Jika mereka meyakini hari perhitungan, pasti mereka akan berbuat kebajikan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Setelah menerangkan azab neraka secara garis besar dalam ayat-ayat yang lalu, maka dalam ayat-ayat berikut ini Allah menyebutkan perincian terhadap dosa itu, yaitu terbagi atas dua bagian: pertama, mereka tidak takut kepada hari perhitungan karena mengingkari kedatangannya. Oleh karena itu, mereka tidak takut melakukan pelanggaran-pelanggaran itu sesuai dengan ajakan hawa nafsunya. Kedua, mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan apa yang disebutkan dalam Al-Qur'an tentang kewajiban mentauhidkan Allah sesuai dengan seruan para rasul serta mempercayai hari kebangkitan.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Sesungguhnya mereka tidak mengharapkan) artinya, mereka tidak takut (kepada hisab) karena mereka ingkar kepada adanya hari berbangkit.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

sebagai pembalasan yang setimpal. (An-Naba: 26)

Yaitu siksaan yang sedang mereka alami ini merupakan hasil dari amal perbuatan mereka yang rusak selama mereka berada di dunia. Demikianlah menurut Mujahid dan Qatadah serta selain keduanya yang bukan hanya seorang. Kemudian dalam firman berikutnya disebutkan:

Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab. (An-Naba: 27)

Yakni mereka sama sekali tidak percaya bahwa di alam akhirat ada kehidupan lain yang mereka akan mendapati balasan amal perbuatannya dan menjalani hisab (perhitungan)nya.

dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya. (An-Naba: 28)

Dahulu mereka mendustakan hujah-hujah Allah dan bukti-bukti kebenaran-Nya terhadap makhluk-Nya, yang Dia turunkan kepada para rasul-Nya, tetapi mereka menyambutnya dengan kedustaan dan keingkaran.

Firman Allah Swt:

dengan kedustaan yang sesungguh-sungguhnya. (An-Naba: 28)

Yaitu takziban (dengan sesungguh-sungguhnya), ini merupakan bentuk masdar yang bukan berasal dari fi'il (kata kerja)nya. Ulama Nahwu mengatakan bahwa pernah ada seorang Arab Badui meminta fatwa dari Al-Farra sehubungan dengan tahalhil di Marwah, "Apakah memotong rambut yang lebih engkau sukai ataukah mencukurnya pendek-pendek?" Yakni dengan memakai ungkapan al-qissar (sewazan dengan kizzaba).

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sesungguhnya dahulu mereka tidak memperkirakan datangnya saat perhitungan itu, sehingga mereka tidak berusaha menyelamatkan diri dari perhitungan.