Skip to content

Al-Qur'an Surat An-Naba' Ayat 18

An-Naba' Ayat ke-18 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

يَّوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَتَأْتُوْنَ اَفْوَاجًاۙ ( النبأ : ١٨)

yawma
يَوْمَ
(The) Day
hari
yunfakhu
يُنفَخُ
is blown
ditiup
فِى
in
dalam/pada
l-ṣūri
ٱلصُّورِ
the trumpet
sangkakala
fatatūna
فَتَأْتُونَ
and you will come forth
maka kamu datang
afwājan
أَفْوَاجًا
(in) crowds
berduyun-duyun

Transliterasi Latin:

Yauma yunfakhu fiṣ-ṣụri fa ta`tụna afwājā (QS. 78:18)

English Sahih:

The Day the Horn is blown and you will come forth in multitudes (QS. [78]An-Naba verse 18)

Arti / Terjemahan:

Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok, (QS. An-Naba' ayat 18)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Hari keputusan itu tiba pada hari ketika sangkakala ditiup oleh Israfil, lalu kamu akan bangkit dari kuburmu dan datang berbondong-bondong dan berduyun-duyun menuju tempat berkumpul, yaitu padang mahsyar untuk menanti keputusan Allah.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada hari Kiamat itu, ditiup sangkakala yang kedua oleh malaikat Israfil yang menyebabkan seluruh makhluk akan dibangkitkan kembali, bangkit dari kuburnya masing-masing dan berkumpul di Padang Mahsyar. Tiap-tiap umat dipimpin oleh rasulnya, sehingga datang berkelompok-kelompok seperti dalam firman Allah.

(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya. (al-Isra'/17: 71)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Yaitu hari ditiup sangkakala) menjadi Badal dari lafal Yaumal Fashl; atau merupakan Bayan daripadanya; yang meniupnya adalah malaikat Israfil (lalu kalian datang) dari kuburan kalian menuju ke Mauqif atau tempat penantian (berkelompok-kelompok) secara bergelombang yang masing-masing gelombang berbeda dari gelombang yang lainnya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman, menceritakan tentang Hari Keputusan—yaitu hari kiamat— bahwa sesungguhnya hari itu telah ditetapkan waktu yang tertentu bagi kejadiannya, tidak diundurkan, dan tidak dikurangi (dimajukan), dan tiada seorang pun yang mengetahui tentang ketetapan waktunya secara tertentu melainkan hanya Allah Swt. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu tertentu. (Hud: 104)

Adapun firman Allah Swt.:

yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kalian datang berkelompok-kelompok. (An-Naba: 18)

Mujahid mengatakan bergelombang-gelombang atau rombongan-rombongan. Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah setiap umat datang bersama dengan rasulnya sendiri, semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:

(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya. (Al-Isra: 71)

Imam Bukhari sehubungan dengan firman-Nya: yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kamu datang berkelompok-kelompok. (An-Naba: 18) mengatakan bahwa:

telah menceritakan kepada kami Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, dari Al-Abu’masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Jarak waktu di antara kedua tiupan adalah empat puluh.” Mereka (para sahabat) bertanya, "Apakah empat puluh hari?” Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak mau mengatakannya.” Mereka bertanya, "Apakah empat puluh bulan?" Rasulullah Saw. menjawab, "Aku menolak untuk mengatakannya.” Mereka bertanya lagi, "Apakah empat puluh tahun?” Rasulullah Saw. menjawab, "Aku menolak untuk mengatakannya.” Lalu Rasulullah Saw. melanjutkan, "Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit, maka bermunculanlah mereka sebagaimana tumbuhnya sayur-mayur. Tiada suatu anggota tubuh pun dari manusia melainkan pasti hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya, maka darinyalah makhluk disusun kembali kelak di hari kiamat.”

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Pada hari ketika sangkakala ditiup sebagai pertanda hari kebangkitan. Ketika itulah kelompok demi kelompok berbondong-berbondong menuju padang mahsyar.