Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Qiyamah Ayat 6

Al-Qiyamah Ayat ke-6 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

يَسْـَٔلُ اَيَّانَ يَوْمُ الْقِيٰمَةِۗ ( القيٰمة : ٦)

yasalu
يَسْـَٔلُ
He asks
ia bertanya
ayyāna
أَيَّانَ
"When
bilakah
yawmu
يَوْمُ
(is the) Day
hari
l-qiyāmati
ٱلْقِيَٰمَةِ
(of) the Resurrection?"
kiamat

Transliterasi Latin:

Yas`alu ayyāna yaumul-qiyāmah (QS. 75:6)

English Sahih:

He asks, "When is the Day of Resurrection?" (QS. [75]Al-Qiyamah verse 6)

Arti / Terjemahan:

Ia berkata: "Bilakah hari kiamat itu?" (QS. Al-Qiyamah ayat 6)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

5-6. Kepastian Kiamat tidak diragukan lagi, tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus. Manusia tidak menyadari sama sekali atas akibat perbuatannya. Justru dengan nada menantang dia bertanya, “Kapankah hari Kiamat yang diancamkan itu?”7-10.Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka. Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi. Pada hari itu manusia berkata, “Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?” Sama sekali tidak ada tempat yang aman.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Selanjutnya, Allah menggambarkan sikap orang keras kepala yang bertanya, "Bilakah hari Kiamat itu?" Pertanyaan ini muncul sebagai tanda terlalu jauhnya jangkauan hari Kiamat itu dalam pikiran si penanya dan menunjukkan ketidakpercayaan akan terjadinya. Hal ini ada hubungannya dengan ayat sebelumnya, yakni: "Kenapa ia terus-menerus ingin mengerjakan kejahatan?" Karena mereka mengingkari adanya hari kebangkitan, sehingga tidak merasa perlu memikirkan segala akibat dari kejahatan yang dilakukan. Dalam ayat lain, Allah berfirman:

Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu, (kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah) kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan (lagi). (al-Mu'minun/23: 36-37)

Kalau disimpulkan, ada dua sebab ketidakpercayaan manusia kepada hari Kiamat, yaitu:
1.Karena ragu-ragu dengan kekuasaan Allah. Misalnya pikiran yang berpendapat bahwa bagian tubuh yang sudah hancur, berserakan, dan bercampur aduk dengan tanah, di timur maupun di barat, mungkinkah dapat disusun dan dihidupkan kembali? Bagaimana bisa tubuh manusia yang demikian kembali kepada keadaan semula?
Seperti bunyi ayat 3 dan 4:

Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? (Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna. (al-Qiyamah/75: 3-4)

1.Karena keinginan yang terus-menerus untuk menikmati kesenangan duniawi, dan kedatangan Kiamat (hari berkumpul dan berhisab) tentu saja memutuskan segala bentuk kesenangan itu, seperti disebutkan dalam ayat ke-5:

Tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus. (al-Qiyamah/75: 5)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Ia bertanya, "Bilakah) Kapan (hari kiamat itu?") pertanyaannya itu mengandung nada mengejek dan mendustakannya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Ia bertanya, "Bilakah hari kiamat itu?” (Al-Qiyamah: 6)

Yakni dia menanyakan bilakah hari kiamat itu? Akan tetapi, pertanyaan yang diajukannya itu mengandung nada tidak percaya akan kejadiannya dan mendustakan keberadaannya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Dan mereka berkata, "Kapankah (datangnya) janji ini, jika kamu adalah orang-orang yang benar?” Katakanlah.”Bagimu ada hari yang telah dijanjikan (hari kiamat) yang tiada dapat kamu minta mundur darinya barang sesaat pun dan tidak (pula) kamu dapat meminta supaya diajukan." (Saba': 29-30)

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sambil mengingkari hari kiamat, ia bertanya, "Bilakah datangnya hari kiamat?"