Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Qiyamah Ayat 31

Al-Qiyamah Ayat ke-31 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَلَا صَدَّقَ وَلَا صَلّٰىۙ ( القيٰمة : ٣١)

falā
فَلَا
And not
maka/karena tidak
ṣaddaqa
صَدَّقَ
he accepted (the) truth
dia membenarkan
walā
وَلَا
and not
dan tidak
ṣallā
صَلَّىٰ
he prayed
dia mengerjakan sholat

Transliterasi Latin:

Fa lā ṣaddaqa wa lā ṣallā (QS. 75:31)

English Sahih:

And he [i.e., the disbeliever] had not believed, nor had he prayed. (QS. [75]Al-Qiyamah verse 31)

Arti / Terjemahan:

Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Quran) dan tidak mau mengerjakan shalat, (QS. Al-Qiyamah ayat 31)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

31-33. Ayat ini menjelaskan beberapa sebab mengapa para pendurhaka diseret ke neraka. karena dia dahulu tidak mau membenarkan Al-Qur’an dan Rasul dan juga tidak mau melaksanakan salat, tetapi justru dia mendustakan Rasul dan berpaling dari kebenaran. Bukan hanya sampai di situ, bahkan kemudian dia pergi kepada keluarganya dengan sombong. Dapat juga diartikan bahwa ayat 31-32, menggambarkan hubungannya yang buruk terhadap Allah, sedangkan ayat 33 menggambarkan buruknya hubungan sosial.31-33. Ayat ini menjelaskan beberapa sebab mengapa para pendurhaka diseret ke neraka. karena dia dahulu tidak mau membenarkan Al-Qur’an dan Rasul dan juga tidak mau melaksanakan salat, tetapi justru dia mendustakan Rasul dan berpaling dari kebenaran. Bukan hanya sampai di situ, bahkan kemudian dia pergi kepada keluarganya dengan sombong. Dapat juga diartikan bahwa ayat 31-32, menggambarkan hubungannya yang buruk terhadap Allah, sedangkan ayat 33 menggambarkan buruknya hubungan sosial.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat-ayat ini menerangkan bahwa orang kafir itu tidak mau membenarkan rasul, dan berpaling dari kebenaran serta tidak mau mengerjakan salat. Ia selalu mendustakan Rasulullah dan Al-Qur'an, dan tidak mau mengesakan Allah. Ia tetap menyekutukan-Nya dan meyakini bahwa Tuhan itu berbilang. Ia juga tidak mau mengerjakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya, dan selalu menentang dan berpaling dari perintah Tuhan, serta terpengaruh oleh kesenangan duniawi.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan ia tidak mau membenarkan) yaitu manusia (dan tidak mau mengerjakan salat) ia tidak mau mempercayai rasul dan tidak pula mau mendirikan salat.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Adapun firman Allah Swt.:

Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al-Qur'an) dan tidak mau mengerjakan salat, tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran), (Al-Qiyamah: 31-32)

Hal ini menceritakan tentang keadaan orang kafir yang ketika di dunia mendustakan perkara yang hak dan berpaling dari mengamalkannya, maka tiada kebaikan dalam dirinya lahir dan batinnya. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:

Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al-Qur'an) dan tidak mau mengerjakan salat, tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran), kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong). (Al-Qiyamah: 31-33)

Yaitu dengan langkah yang senang, angkuh, sombong, lagi malas, tiada keinginan dan tiada amal. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:


Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya. mereka kembali dengan gembira. (Al-Muthaffifin: 31)

Dan firman Allah Swt.:

Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Al-Insyiqaq: 13-14) - Yakni tidak akan dikembalikan kepada Tuhannya.= (Bukan demikian), yang benar sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya. (Al-Insyiqaq: 15)

Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong). (Al-Qiyamah: 33) Artinya, dengan langkah yang angkuh. Qatadah dan Zaid ibnu Aslam mengatakan dengan langkah yang sombong.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Manusia telah mengingkari hari kebangkitan. Dengan demikian ia berarti tidak mempercayai rasul dan al-Qur'ân. Ia pun tidak menunaikan kewajiban salat yang Allah tentukan. Tetapi dia telah mendustakan al-Qur'ân dan menolak untuk beriman. Kemudian ia menemui keluarganya dengan membentangkan punggung tanda kepongahan.