Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Qiyamah Ayat 3

Al-Qiyamah Ayat ke-3 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَلَّنْ نَّجْمَعَ عِظَامَهٗ ۗ ( القيٰمة : ٣)

ayaḥsabu
أَيَحْسَبُ
Does think
apakah mengira
l-insānu
ٱلْإِنسَٰنُ
[the] man
manusia
allan
أَلَّن
that not
bahwa tidak
najmaʿa
نَّجْمَعَ
We will assemble
Kami mengumpulkan
ʿiẓāmahu
عِظَامَهُۥ
his bones?
tulang-belulangnya

Transliterasi Latin:

A yaḥsabul-insānu allan najma'a 'iẓāmah (QS. 75:3)

English Sahih:

Does man think that We will not assemble his bones? (QS. [75]Al-Qiyamah verse 3)

Arti / Terjemahan:

Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? (QS. Al-Qiyamah ayat 3)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

3-4. Atas penegasan tentang kepastian hari Kiamat mestinya manusia percaya, tetapi banyak yang ingkar. Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulang-belulangnya yang telah berserakan setelah kematiannya? Jangankan hanya mengumpulkan kembali tulang-belulang, bahkan Kami mampu menyusun kembali jari jemarinya dengan sempurna. 3-4. Atas penegasan tentang kepastian hari Kiamat mestinya manusia percaya, tetapi banyak yang ingkar. Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulang-belulangnya yang telah berserakan setelah kematiannya? Jangankan hanya mengumpulkan kembali tulang-belulang, bahkan Kami mampu menyusun kembali jari jemarinya dengan sempurna.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Apakah manusia mengira bahwa Allah tidak akan mengumpulkan kembali tulang-belulangnya? Apakah manusia mengira bahwa tulangnya yang telah hancur di dalam kubur, setelah berserakan di tempat yang terpisah-pisah tidak dapat dikumpulkan Allah kembali? Ayat yang diungkapkan dengan nada pertanyaan ini mengandung makna agar manusia memikirkan persoalan mati dan adanya hari kebangkitan itu secara serius.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Apakah manusia mengira) yakni, orang kafir (bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulang belulangnya) untuk dibangkitkan menjadi hidup kembali.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? (Al-Qiyamah: 3)

Yaitu di hari kiamat nanti, apakah dia mengira bahwa Kami tidak mampu mengembalikan tulang belulangnya, lalu menghimpunkannya kembali dari tempat-tempatnya yang berserakan.

Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna. (Al-Qiyamah: 4)

Sa'id ibnu Jubair dan AL-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah kuku atau teracaknya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, Ad-Dahhak, dan Ibnu Jarir.

Ibnu Jarir mengemukakan alasannya, bahwa sesungguhnya jika Allah menghendaki, bisa saja Dia melakukan hal itu di dunia ini. Makna lahiriah ayat menunjukkan bahwa firman-Nya: Kami kuasa. (Al-Qiyamah: 4) merupakan kata keterangan keadaan dari firman-Nya "Najma'a.” Makna yang dimaksud ialah apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami akan mengumpulkannya kembali, dan Kami mampu untuk menyusun kembali jari jemarinya. Yakni Kekuasaan Kami mampu untuk menghimpunkannya, dan seandainya Kami kehendaki, niscaya Kami membangkitkannya dengan lebih sempurna dari sebelumnya, maka Kami menjadikan jari jemarinya dalam keadaan rata alias sama panjangnya. Demikianlah pengertian dari pendapat Ibnu Qutaibah dan Az-Zujaj.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

[[75 ~ AL-QIYAMAH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 40 ayat ~ Surat mulia ini berbicara tentang hari kebangkitan dan pembalasan yang akan ditemui seluruh umat manusia dengan segala kedahsyatannya. Kemudian surat ini memuat ihwal jaminan yang akan diberikan Allah kepada Rasulullah saw. bahwa Dialah yang akan mengumpulkan al-Qur'ân dalam dada Rasul. Lalu diutarakan pula mengenai ditolaknya mereka yang lebih menomorsatukan kehidupan dunia yang fana dengan mengabaikan kehidupan akhirat. Dibandingkanlah antara wajah orang-orang Mukmin yang berseri-seri dengan wajah orang-orang kafir yang muram tak bercahaya. Lalu dibicarakan pula mengenai hal ihwal orang yang tengah sekarat dan lalai menunaikan kewajiban serta menduga bahwa dirinya tidak akan menemui hari perhitungan. Surat ini diakhiri dengan memaparkan beberapa bukti yang menguatkan kebenaran hari kebangkitan.]] Aku bersumpah dan Kutegaskan sumpah-Ku ini demi kebenaran hari kiamat. Aku bersumpah dan Kutegaskan sumpah-Ku ini demi jiwa yang mencela pemiliknya akibat melakukan dosa dan kesalahan, bahwa kalian akan dibangkitkan setelah tulang belulang kalian dikumpulkan. Apakah manusia mengira--setelah ia Kami ciptakan dari ketiadaan--bahwa Kami tidak dapat mengumpulkan kembali tulang belulangnya yang hancur berserakan?