Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Qiyamah Ayat 29

Al-Qiyamah Ayat ke-29 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِۙ ( القيٰمة : ٢٩)

wal-tafati
وَٱلْتَفَّتِ
And is wound
dan bertaut/berbelit
l-sāqu
ٱلسَّاقُ
the leg
betis
bil-sāqi
بِٱلسَّاقِ
about the leg
dengan betis

Transliterasi Latin:

Waltaffatis-sāqu bis-sāq (QS. 75:29)

English Sahih:

And the leg is wound about the leg, (QS. [75]Al-Qiyamah verse 29)

Arti / Terjemahan:

Dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan), (QS. Al-Qiyamah ayat 29)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

26-30. Ayat di atas mengingatkan siapa saja untuk tidak terlalu mencintai dunia karena setiap saat maut bisa datang. Sekali-kali tidak, yaitu tidak akan berlanjut kehidupan dunia ini, apabila nyawa seseorang telah sampai ke kerongkongan, dan ketika itu dikatakan kepadanya, “Siapa yang dapat menyembuhkan sakaratul maut ini?” Dan dia yakin bahwa itulah waktu perpisahan dengan dunia yang dicintainya, dan bertaut betis kiri dengan betis kanan, karena hebatnya penderitaan pada saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat, dan kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau ke surga bagi yang taat dan ke neraka bagi yang durhaka.26-30. Ayat di atas mengingatkan siapa saja untuk tidak terlalu mencintai dunia karena setiap saat maut bisa datang. Sekali-kali tidak, yaitu tidak akan berlanjut kehidupan dunia ini, apabila nyawa seseorang telah sampai ke kerongkongan, dan ketika itu dikatakan kepadanya, “Siapa yang dapat menyembuhkan sakaratul maut ini?” Dan dia yakin bahwa itulah waktu perpisahan dengan dunia yang dicintainya, dan bertaut betis kiri dengan betis kanan, karena hebatnya penderitaan pada saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat, dan kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau ke surga bagi yang taat dan ke neraka bagi yang durhaka.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat-ayat ini menggambarkan bahwa orang yang sedang menghadapi sakratulmaut itu yakin bahwa itulah saat perpisahan dengan dunia. Dalam bahasa lain dapat dikatakan bahwa di saat kematian datang, seseorang baru merasa yakin bahwa telah tiba saatnya berpisah buat selama-lamanya dengan dunia, harta, keluarga, dan sanak famili.
Allah sengaja menyebutkan kata-kata dhanna (yang sebenarnya berarti menyangka) karena pada saat jiwa akan melayang itu pun, dia masih sangat ingin hidup lagi disebabkan kecintaannya yang berlebihan terhadap kehidupan yang fana ini. Manusia belum begitu yakin akan kematiannya sendiri.
Pernyataan ayat ini yang menyebutkan "betis kirinya telah bertaut dengan betis kanan" mengandung arti bahwa dia sudah tidak dapat menggerakkan kedua betisnya (kaki)nya. Bahkan ia juga tidak lagi dapat menggerakkan batang tubuhnya karena organ dan jaringan tubuh telah berhenti bekerja.
Kata-kata iltaffa (bertaut) diartikan Ibnu 'Abbas dengan bertautnya di saat kematian itu antara beratnya meninggalkan dunia ini dengan ketakutan yang luar biasa menghadapi akhirat. Bertautlah bala dengan bala, dan disitulah letaknya siksaan sakratulmaut yang hanya dapat dirasakan oleh yang bersangkutan.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan bertaut betis dengan betis) betis kanan dan betis kirinya bertaut ketika ia mati. Atau makna yang dimaksud ialah saling bertaut antara sakit berpisah dengan dunia dan sakit menghadapi akhirat di dalam dirinya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. menceritakan keadaan saat meregang nyawa dan hal-hal mengerikan yang terjadi di dalamnya, semoga Allah meneguhkan kita dengan kalimah yangteguh. Untuk itu Allah Swt. Berfirman:

Sekali-kali jangan. Apabila napas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan. (Al-Qiyamah: 26)

Jika kita anggap kalla sebagai kata sanggahan, berarti makna ayat ini ialah 'tiadalah engkau, hai anak Adam, di saat itu dapat mendustakan apa yang telah diberitakan kepadamu, bahkan hal itu dapat "engkau saksikan dengan terang-terangan olehmu sendiri'. Dan jika kita menganggapnya sebagai suatu pernyataan kebenaran, maka sudah jelas, yakni benar apabila roh telah sampai di kerongkongan, yakni rohmu dicabutdari jasadmu dan sampai di kerongkongan. Taraqi adalah bentuk jamak dari tarquwah, artinya tulang rawan yang ada antara pangkal sampai ujung leher. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain:

Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kami ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar? (Al-Waqi'ah: 83-87)

Hal yang sama disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya:

Sekali-kali jangan. Apabila napas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan. (Al-Qiyamah: 26)

Hadis yang berkaitan dengan makna ini telah disebutkan di dalam tafsir surat Yasin, diriwayatkan melalui Bisyr ibnu Hajjaj.

At-taraqi adalah bentuk jamak dari tarquwah, artinya sama dengan tenggorokan.

Dan dikatakan (kepadanya), "Siapakah yang dapat menyembuhkan?” (Al-Qiyamah: 27)

Ikrimah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah dukun manakah yang dapat menyembuhkanmu? Hal yang sama telah dikatakan oleh Abu Qilabah sehubungan dengan makna firman-Nya: dan dikatakan (kepadanya), "Siapakah yang dapat menyembuhkan?” (Al-Qiyamah: 27) Maksudnya, adakah tabib yang dapat menyembuhkanmu? Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah, Ad-Dahhak, dan Ibnu Zaid.

ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Nasr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Rauh ibnul Musayyab alias Abu Raja Al-Kalabi, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Malik, dari Abul Jauza, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan dikatakan (kepadanya), "Siapakah yang dapat menyembuhkan?” (Al-Qiyamah: 27)

Dikatakan bahwa siapakah yang akan membawa naik rohnya, apakah malaikat rahmat ataukah malaikat azab? Dengan demikian, berarti ayat ini adalah menceritakan ucapan para malaikat.

Disebutkan pula dengan sanad yang sama dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), (Al-Qiyamah: 29) Yakni bertautlah baginya dunia dan akhirat.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Ali ibnu Abu Talhah, dari Ibnu Abbas: dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), (Al-Qiyamah: 29) Yaitu akhir hari dunianya bertemu dengan awal hari akhiratnya. sehingga bertemulah keadaan yang sangat berat dengan keadaan sangat berat lainnya terkecuali bagi orang yang dirahmati oleh Allah Swt. (maka dia melewatinya dengan mudah dan tenang).

Ikrimah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), (Al-Qiyamah: 29) Artinya, perkara yang besar dengan perkara yang besar lainnya bertemu. Mujahid mengatakan bahwa bencana bertemu dengan bencana lainnya.

Al-Hasan Al-Basri telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). (Al-Qiyamah: 29) Bahwa keduanya adalah betismu apabila ditautkan. Menurut riwayat lain yang bersumber darinya, kedua kakinya telah mati dan tidak lagi mampu menahan dirinya, padahal sebelumnya dia banyak berjalan dengan keduanya. Hal yang sama dikatakan oleh As-Saddi dari Abu Malik. Dan menurut riwayat lainnya lagi yang bersumber dari Al-Hasan, apabila kedua betis itu ditautkan dan dibungkus dalam kain kafan.

Ad-Dahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). (Al-Qiyamah: 29) Terhimpunkan baginya dua perkara, manusia mempersiapkan jenazahnya, dan para malaikat mempersiapkan rohnya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Terjegallah kalian dari cinta dunia yang akan kalian tinggalkan apabila ruh telah mencapai tulang kerongkongan. Mereka yang menyaksikan saling bertanya, "Adakah yang dapat menyembuhkan rasa sakit yang dideritanya?" Orang yang tengah sekarat itu telah menduga bahwa apa yang dialaminya adalah perpisahan dengan dunia yang dicintainya. Rasa sakit pun semakin memuncak. Maka bertautlah betis dengan betis lainnya saat ruh dicabut. Hari itu, kepada Tuhanmulah para hamba akan digiring, baik ke surga maupun ke neraka.