Al-Qur'an Surat Al-Qiyamah Ayat 13
Al-Qiyamah Ayat ke-13 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
يُنَبَّؤُا الْاِنْسَانُ يَوْمَىِٕذٍۢ بِمَا قَدَّمَ وَاَخَّرَۗ ( القيٰمة : ١٣)
- yunabba-u
- يُنَبَّؤُا۟
- Will be informed
- diberitahukan
- l-insānu
- ٱلْإِنسَٰنُ
- [the] man
- manusia
- yawma-idhin
- يَوْمَئِذٍۭ
- that Day
- pada hari itu
- bimā
- بِمَا
- of what
- tentang apa
- qaddama
- قَدَّمَ
- he sent forth
- dia kerjakan/dahulukan
- wa-akhara
- وَأَخَّرَ
- and kept back
- dia akhirkan/lalaikan
Transliterasi Latin:
Yunabba`ul-insānu yauma`iżim bimā qaddama wa akhkhar(QS. 75:13)
English Sahih:
Man will be informed that Day of what he sent ahead and kept back. (QS. [75]Al-Qiyamah verse 13)
Arti / Terjemahan:
Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. (QS. Al-Qiyamah ayat 13)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
11-13. Pertanyaan manusia pada akhir ayat yang lalu, diberikan jawab-annya pada ayat-ayat ini. Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung kecuali pada Allah semata! Hanya kepada Tuhanmu sajalah yang selama ini berbuat baik kepadamu wahai manusia, tidak kepada siapa pun selain-Nya, tempat kembali pada hari itu. Allah yang akan memutuskan seadil-adilnya atas segala urusan manusia. Pada hari itu diberitakan secara jelas dan tegas kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.14-15. Sebenarnya setiap orang sudah mengetahui keadaan diri mereka masing-masing, tidak perlu diberitahu, bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri, anggota tubuh mereka akan berbicara dan menjadi saksi atas perbuatan mereka. (Lihat surah Yasin/36, 65. An-Nur/24, 24. Fusssilat/41, 20-21). Dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya, dengan argumen yang kuat, namun itu tidak akan membantu meringankan azab yang mereka terima.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ayat ini menerangkan bahwa pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Kepada manusia diceritakan ketika telah tiba waktunya menghisab dan menimbang amalannya. Semua akan dibeberkan dengan jelas, mana perbuatan baik yang telah dikerjakan dan mana yang seharusnya dikerjakan tapi tidak sempat lagi dilaksanakan. Demikian pula mana yang semestinya dahulu diperbuat guna menghindarkan diri dari azab Allah dan mencapai pahala-Nya. Tidak ada yang luput dari pemberitaan itu, karya yang kecil maupun yang besar, yang baru maupun yang usang.
Ibnu 'Abbas mengartikan ayat ini dengan menjelaskan bahwa yang diceritakan tidak hanya sekadar perbuatan buruk dan baik seseorang menjelang dia meninggal dunia, tetapi juga segala karya, pikiran, dan kebiasaannya. Semua orang akan menyaksikan sendiri di hadapannya segala wujud amaliahnya, sebagaimana disebutkan dalam ayat lain:
Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, "Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya," dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun. (al-Kahf/18: 49)
Sehubungan dengan hal ini, disebutkan pula dalam hadis Rasulullah saw:
Tujuh macam perbuatan seorang hamba yang tetap mengalir pahalanya bagi orang yang sudah wafat: orang yang mengajarkan ilmu, orang yang membuat aliran sungai, orang yang menggali sumur, orang yang menanam pohon kurma, orang yang mendirikan masjid, orang yang mewariskan (menyebarluaskan) mushaf (kitab suci Al-Qur'an), dan orang yang meninggalkan anak (keturunan) yang memohonkan ampunan baginya setelah ia meninggal. (Riwayat Abu Nu'aim dan al-Baihaqi dari Anas bin Malik)
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya) yaitu semua amal perbuatannya dari mulai awal hingga akhir, diberitakan kepadanya.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
pada hari itu manusia berkata, "Ke mana tempat lari?” (Al-Qiyamalv. 10)
Apabila manusia melihat huru-hara yang amat dahsyat di hari kiamat terjadi, maka setiap orang menginginkan lari menyelamatkan diri seraya mengatakan, "Adakah tempat untuk melarikan diri?" Yakni tempat untuk berlindung dari huru-hara itu. Maka dijawab oleh firman selanjutnya:
Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali. (Al-Qiyamah: 11-12)
Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, dan Sa'id ibnu Jubair serta selain mereka yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah tiada jalan selamat.
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu). (Asy-Syura: 47)
Yakni tiada suatu tempat pun bagimu untuk bersembunyi. Hal yang sama disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya:
Tidak ada tempat berlindung. (Al-Qiyamah: 11)
Artinya, tiada tempat untuk bersembunyi bagimu. Karena itu, disebutkan dalam firman berikutnya:
Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali. (Al-Qiyamah; 12)
Yaitu kamu dikembalikan hanya kepada-Nya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Pada hari ini, segala yang dikerjakan dan ditinggalkan oleh manusia akan dibeberkan.