Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Muddassir Ayat 49

Al-Muddassir Ayat ke-49 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَمَا لَهُمْ عَنِ التَّذْكِرَةِ مُعْرِضِيْنَۙ ( المدّثّر : ٤٩)

famā
فَمَا
Then what
maka mengapa
lahum
لَهُمْ
(is) for them
bagi mereka
ʿani
عَنِ
(that) from
dari
l-tadhkirati
ٱلتَّذْكِرَةِ
the Reminder
peringatan
muʿ'riḍīna
مُعْرِضِينَ
they (are) turning away
orang-orang yang berpaling

Transliterasi Latin:

Fa mā lahum 'anit-tażkirati mu'riḍīn (QS. 74:49)

English Sahih:

Then what is [the matter] with them that they are, from the reminder, turning away. (QS. [74]Al-Muddaththir verse 49)

Arti / Terjemahan:

Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)?, (QS. Al-Muddassir ayat 49)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

49-51.Konsekuensi yang akan dialami di akhirat sudah mereka ketahui, maka ayat ini mengecam para pendurhaka tersebut. Lalu mengapa mereka orang-orang kafir, berpaling dari peringatan Allah yakni Al-Qur’an dan juga tuntunan yang disampaikan Rasulullah, seakan-akan mereka keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa.49-51.Konsekuensi yang akan dialami di akhirat sudah mereka ketahui, maka ayat ini mengecam para pendurhaka tersebut. Lalu mengapa mereka orang-orang kafir, berpaling dari peringatan Allah yakni Al-Qur’an dan juga tuntunan yang disampaikan Rasulullah, seakan-akan mereka keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini, dalam nada cercaan, Allah bertanya, "Mengapa orang-orang kafir itu berpaling dari peringatan-Ku?" Maksudnya adalah kenapa orang-orang Mekah dan orang-orang seperti mereka menentang kebenaran Al-Qur'an yang telah memberikan peringatan-peringatan begitu hebat dan dahsyat kepada mereka?
Cara berpaling dari Allah (dari Al-Qur'an itu) ada dua macam, yaitu: pertama, bersifat keras kepala dan sama sekali tidak mengakuinya (mengingkarinya); kedua, meninggalkan amal perbuatan yang disuruh-Nya. Demikian pendapat Muqatil, salah seorang tabi'in.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka mengapa) berkedudukan menjadi Mubtada (mereka) menjadi Khabar dari Mubtada, berta'alluq kepada lafal yang tidak disebutkan yang Dhamirnya dipindahkan kepadanya (berpaling dari peringatan?) lafal Mu'ridhiina menjadi Haal atau kata keterangan keadaan dari Dhamir Lahum. Makna yang dimaksud, apakah gerangan sesuatu yang terjadi pada diri mereka sehingga mereka berpaling dari peringatan?

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt:

Maka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat tidak berguna lagi bagi mereka. (Al-Muddatstsir: 48)

Yaitu orang yang mempunyai sifat demikian, tiada manfaat baginya syafaat dari orang-orang yang memberi syafaat di hari kiamat nanti. Karena sesungguhnya syafaat itu hanya berhasil dilakukan terhadap orang yang berhak menerimanya. Adapun jika orang yang mati dalam keadaan kafir, maka kelak di hari kiamat baginya hanyalah neraka, tiadajalan lain baginya dan ia kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Kemudian Allah Swt. berfirman:

Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)? (Al-Muddatstsir: 49)

Maksudnya, mengapa orang-orang kafir yang sebelum kamu itu berpaling dari seruan dan peringatan yang kamu tujukan kepada mereka.

seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa. (Al-Muddatstsir: 50-51)

Yakni seakan-akan antipati mereka terhadap perkara yang hak dan berpalingnya mereka darinya adalah seperti keledai liar (zebra) yang lari dari hewan pemangsa yang mengintainya, siap untuk menerkamnya. Demikianlah menurut Abu Hurairah dan Ibnu Abbas dalam suatu riwayat yang bersumber darinya, dan Zaid ibnu Aslam serta putranya (yaitu Abdur Rahman). Atau dari pemburu yang telah siap menembaknya, menurut riwayat lain dari Ibnu Abbas, dan ini merupakan pendapat jumhur ulama.

Hammad ibnu Salamah telah meriwayatkan dari Ali ibnu Zaid, dari Yusuf ibnu Malik, dari Ibnu Abbas, bahwa asad atau singa memakai bahasa Arab, kalau menurut bahasa Habsyah disebut qaswaruh, menurut bahasa Persia disebut syair, dan menurut bahasa Nabtiyah disebut auba.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mereka pun berpaling dan menolak nasihat al-Qur'ân.