Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Muddassir Ayat 45

Al-Muddassir Ayat ke-45 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَكُنَّا نَخُوْضُ مَعَ الْخَاۤىِٕضِيْنَۙ ( المدّثّر : ٤٥)

wakunnā
وَكُنَّا
And we used (to)
dan kami adalah
nakhūḍu
نَخُوضُ
indulge in vain talk
kami mencela/memperolok-olok
maʿa
مَعَ
with
bersama
l-khāiḍīna
ٱلْخَآئِضِينَ
the vain talkers
orang-orang yang mencela/memperolok-olok

Transliterasi Latin:

Wa kunnā nakhụḍu ma'al-khā`iḍīn (QS. 74:45)

English Sahih:

And we used to enter into vain discourse with those who engaged [in it], (QS. [74]Al-Muddaththir verse 45)

Arti / Terjemahan:

Dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, (QS. Al-Muddassir ayat 45)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

45-47. Penghuni neraka Saqar tersebut meneruskan pengakuannya mengapa mereka masuk neraka. Dan kami juga biasa berbincang untuk tujuan yang batil, bersama orang-orang yang membicarakannya, dan yang lebih parah lagi kami mendustakan hari pembalasan. Kedurhakaan kami itu terus berlanjut sampai datang kepada kami keyakinan yaitu kematian.”45-47. Penghuni neraka Saqar tersebut meneruskan pengakuannya mengapa mereka masuk neraka. Dan kami juga biasa berbincang untuk tujuan yang batil, bersama orang-orang yang membicarakannya, dan yang lebih parah lagi kami mendustakan hari pembalasan. Kedurhakaan kami itu terus berlanjut sampai datang kepada kami keyakinan yaitu kematian.”

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menjelaskan bahwa mereka ikut terlibat dalam perbuatan orang yang tercela, yang tidak senang kepada Islam dan Nabi Muhammad dengan menuduh beliau pendusta atau tukang sihir yang gila. Mengenai Al-Qur'an mereka menganggapnya hanyalah sihir, syair, atau mantra untuk tenung. Pokoknya mereka terlibat dalam perbuatan kebatilan.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan adalah Kami tenggelam ke dalam pembicaraan) yang batil (bersama dengan orang-orang yang membicarakannya.)

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. memberitahukan bahwa:

Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya. (Al-Muddatstsir: 38)

Yakni bergantung kepada amal perbuatannya sendiri kelak di hari kiamat, Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas dan yang lainnya.

Kecuali golongan kanan. (Al-Muddatstsir: 39) karena sesungguhnya mereka.

berada di dalam surga, mereka saling menanyakan, tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa. (Al-Muddatstsir: 40-41)

Yaitu mereka bertanya kepada orang-orang yang berdosa, sedangkan mereka sendiri berada di gedung-gedung surga yang tinggi-tinggi, dan yang ditanyai oleh mereka berada di dasar neraka. Mereka bertanya:

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab, "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin.”(Al-Muddatstsir: 42-44)

Maksudnya. kami tidak pernah menyembah Tuhan kami dan tidak pernah pula berbuat baik kepada makhluk-Nya dari sejenis kami.

bahkan kami biasa membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya. (Al-Muddatstsir: 45)

Yakni kami membicarakan hal-hal yang tidak kami ketahui. Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa setiap ada orang yang sesat berbicara, maka kami ikut sesat bersamanya.

dan kami mendustakan hari pembalasan, sampai datang kepada kami kematian. (Al-Muddatstsir. 46-47)

Yang dimaksud dengan perkara yang meyakinkan adalah kematian. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Al-Hijr: 99)

Rasulullah Saw. telah bersabda,

"Adapun dia —yakni Usman ibnu Maz'un— ajal kematian dari Tuhannya telah datang kepadanya."

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mereka menjawab, "Dahulu kami tidak menegakkan salat seperti yang dilakukan kaum muslim. Kami pun tidak memberi makan orang-orang miskin sebagaimana dilakukan kaum muslim. Kami juga selalu membela dan larut bersama orang-orang yang melakukan kebatilan dan kebohongan. Selain itu, kami mendustakan hari perhitungan dan pembalasan sampai saat datangnya kematian kami."